Para miss kepo dan rempong menatap ke arah Lila. Seolah ia merupakan seorang buronan yang kabur dari tahanan. Mereka berbodong mendekatinya dan langsung mengintrogasi layaknya paparazi.
"Ciee, si bisek! " Ujar Dewi merayu.
"Lo jadian sama Angga? " Si mata empat alias Gia bertanya.
"Nggak! "
"Boong lo! " Ujar si semok Intan yang kalau jalan pantatnya kayak bebek nungging.
"Seantreo kampus ini juga tahu kale! " Ujar Dewi menimpali.
"Kalo gue bilang nggak, ya nggak!" Kata Lila kesal sampai keluar tanduk di kepalanya, "Nggak mungkin gue jadian sama dia, denger ya, gue itu nggak suka sama dia,gue cuma suka sama Ri...! " Lila membungkam mulutnya dan mengutuk di dalam hati.
"Ooo..! " Jawab para miss rempong serempak.
"Pantes,bener dugaan gue! " Kata Gia sok paranormal.
"Awas ya, lo pada ember atau baskom, gue cincang lo kayak salmon! " Kata Lila mengancam dan hanya diiringi anggukan oleh mereka.
***
Lila POV
Aku berbaring sembari meluruskan otot-otot pinggang yang terasa hampir copot. Pikiranku tertuju pada kejadian dimana Angga tiba-tiba menyatakan cinta padaku. Bukankah konyol, bagaimana bisa? Bahkan aku sama sekali tak mencintainya.
Tiba-tiba handphone di atas nakas bergetar. Ku lihat itu adalah notif chatt WA. Aku terkejut melihat name contact.
"Ahhh,omoo, oppaaaa! " Teriak Lila dan mengejutkan seisi rumah.
"Lillaa, ini rumah bukan kebun binatang jadi jangan teriak-teriak! " Ujar mami dari luar kamar.
"Ooo, iya, mam, sorry! "
Oppa❤
P
Malem
Jangan lupa makanAku pun segera membalasnya dengan penuh semangat membara. Namun ternyata apes, kuota habis. Maklum lagi krisis nggak bisa lihat bahagia eksis eh ternyata ujungnya miris.
"Sial, nggak bisa liat gue bahagia apa? " Ocehku tak berarti dan merebahkab tubuhku kembali. Sembari mengorbit langit-langit kamarku. Namun kenapa wajah Richo selalu ada di sana.
Sedetik pun ia tak pernah hilang dari otakku. Andai saja, ia tahu aku selalu setia menunggu waktu itu. Berharap indah pada waktunya. Walau pun tak bisa memiliki setidaknya senyumannya akan selalu mengisi hati setiap hari. Accieee, lebay deh,gue.
"Hmm, oppa, do you know i love you? For everything abaut you, i like and love it! " kata ku memandang fotonya di layar ponsel ku. Dan tanpa terasa netraku terlelap dan membawaku jauh tersesat ke pulau mimpi.
***
Author's POV
Pagi ini ada pemandangan berbeda. Sebuah mobil spot berwarna putih tengah bersantai ria di halaman rumah Lila. Nampak seorang pria berwajah tampan seperti menunggu dirinya.
Tak berselang lama Lila keluar dengan dress selutut yang chik menambah kesan manisnya sembari menata rambutnya dengan jemari lentik. Netra pria itu tak dapat berkedip, ya bagaimana mungkin secara Lila hari ini emang lagi syantik bikin hati menggelitik. Hingga akhirnya netra mereka beradu sedangkan Lila memasang mimik wajah terkejut seperti melihat hantu.
"Heh, sans aja tu muka. Nggak usah sok kaget! " Kata Richo masih dengan nada sok cueknya.
"Kok, lo di sini? " Tanya Lila bingung.
"Kenapa? Nggak boleh? Udah, masuk! " Kata Richo sembari membuka pintu mobil mempersilahkan Lila untuk masuk. Sedangkan Lila cuma diam dan masih dalam fase bingung.
Sepanjang perjalanan mereka hanya membisu seperti habis kena suntikan anastesi. Hanya sesekali netra mereka mencuri pandang satu sama lain. Nampak sekali di dalam sana suasana yang sangat canggung.
"Ayo, turun! " Kata Richo yang kini mobilnya tengah berhenti tempat di depan sebuah resto.
"Ngapain ke sini? " Tanya Lila.
"
Mau mulung! " Sahut Richo sambil menarik tangan Lila dengan lembut, "Makanlah, pertanyaan lo! " Terusnya sembari mendorong jidat Lila dengan jarinya. Dan mereka pun masuk sembari memesan makanan beserta minuman.
"Semalem kenapa nggak bales WA gue? " Kata Richo sambil menguyah makanannya.
"Oh itu, gue udah tidur! " Sahutnya.
"Oh, gue pikir kuota lo sekarat! " Tebakknya.
Waduh, kecolongan si Lila. Kok ini cowok kayak paranormal aja ya? Jangan-jangan dia keturunannya Ki Prana Lewu atau sekelas mama Lauren? Bikin jiwa misqueen Lila meronta aja.
"Ehh, hmm nggaklah! " Lila berusaha ngeles.
"Udah, kenyang belum? " Tanya Richo dan hanya diiringi anggukan oleh Lila, "Kalo gitu gue bayar dulu, lo tunggu di mobil! " Richo lalu melangkah menuju meja kasir begitu pun Lila ia segera menuruti perintah si oppa ganteng.
Kurang lebih 15 menit mobil melaju, tiba juga mereka di kampus. Kini Lila dan oppa impiannya itu terpisah.
Lila merasa hari ini adalah hari yang paling indah. Hatinya seolah berbunga dan terasa sejuk seperti di guyur salju. Ada bahagia yang tak terkira semoga saja rasa itu terbalas.
"Aciee.. Cie.. Yang lagi PDKT! " Ejek teman-temannya dan wajah Lila hanya memerah seperti kepiting rebus.
"Apaan sih lebay! " Sahut Lila berpura-pura cuek.
"Hmm, pantes ni ya si biduan kita ini jarang banget sama kita! " Ucap Dewi.
"Ya, iyalah secara dia lagi manggung sama Senior itu loh! " Sambung Gia.
"Iss.. Gila semua lo! " Ucap Lila dan hanya di iringi tawa oleh segerombolan miss kepo.
"Kenapa sih nggak lo tembak aja? " Ujar Chika.
"Gila lo? Masa iya sih cewek nembak cowok! " Kata Gia terkekeh.
"Gak apa-apa keles, lo kayak orang jaman purbasari aja deh, sekarang tu udah jaman milenial. Jadi nggak masalah, cewek nembak cowok! " Jelas Dewi.
"Pokoknya, no! " Ucap Gia dengan lirikan mata mengancam.
"Argghhh.. Eh, apaan sih gue yang suka sama dia, kok malah kalian yang ribut!" Ucap Lila kesal.
Sementara di ujung sana Angga hanya merasakan puingan hati yang luluh lantah. Sekarang ia tahu bahwa gadis yang ia cinta tengah mencintai sahabatnya. Ya, gadis itu hanya mencintai Richo.
Makasih buat temen rasa sodara
Yang selalu memberi semangatSaranghe Ella ❤
Saranghe Andi Joong kuk KW 😂Dan yang paling besar,
Makasih buat para pembaca yang mampir ke sini!Gomawoo❤
Semangat menulisku dari kalian!
Jangan lupa vote dan coment!
Mari berteman❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior is My boyfriend [ON GOING]
RomanceGue udah masuk ke salah satu perguruan tinggi di Kota kelahiran gue. Gue adalah gadis biasa yang pasti cantik menurut nyokap gue. Di kampus ada beberapa senior yang handsomenya kebangetan dan salah satunya berhasil bikin gue berasa bego. Akankah c...