-- impossible

2.1K 288 15
                                    

Soonyoung tahu Wonwoo normal. Dia tahu Wonwoo begitu di elu-elukan oleh setiap perempuan di sekolah mereka.

Bagaimana mereka yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian Wonwoo. Walaupun hanya sekedar bertegur sapa.

Di satu sisi, Soonyoung merasa beruntung. Berteman baik dengan Wonwoo, melakukan skinship kecil walaupun hanya Soonyoung yang menganggapnya seperti itu.

Hari ini, Soonyoung dan Wonwoo sengaja membolos pelajaran Matematika. Sebenarnya Soonyoung yang pertama membolos, dia bosan mencatat deretan angka yang sama sekali tak dia mengerti.

Saat Soonyoung sedang duduk di depan perpustakaan, Wonwoo datang. Menghampirinya- sambil tersenyum kecil.

"Wonwoo? Kau membolos juga?"

Well, memang tidak heran jika Soonyoung bertanya seperti itu. Wonwoo, si anak jenius. Begitulah julukan Wonwoo selain pangeran sekolah.

"Menemanimu? Ayolah, Kwon aku juga bosan belajar terus."

Soonyoung mencebikkan bibirnya kesal, "Aku kira, hidupmu hanya belajar dan bermain game."

"Tidak seperti itu juga Kwon."

Sadar atau tidak, Wonwoo seperti menggantungkan kehidupannya kepada Soonyoung.

Wonwoo sebenarnya adalah orang yang sangat cuek, tidak peduli dengan orang lain selama tidak melibatkan dirinya. Tapi sejak mengenal Soonyoung, Wonwoo belajar bagaimana peduli pada orang lain. Bagaimana Soonyoung mengajari dirinya untuk mengekspresikan dirinya lebih baik.

"Hidupku hanya untuk belajar, bermain game, dan untukmu?" Wonwoo mengakhiri kalimatnya dengan nada tanya.

Membuat Soonyoung kaget lalu menunjukkan wajah tidak yakinnya, berusaha menutupi kegugupan yang melandanya.

"Hai Wonwoo."

"Ohh, hai Joy," sapa Wonwoo seadanya ketika melihat Joy berdiri di samping Soonyoung.

"Kalian berdua bolos?"

"Hmm, aku juga bisa bosan belajar Joy."

"Selama menjadi pacarmu, kau hanya belajar dan bermain game. Bukannya itu menjadi alasan kita putus?" tanya Joy, setengah mengejek.

"Ayolah Joy, itu sudah 2 bulan lalu."

"Aku tahu Jeon, lagipula aku sudah move on."

"Benarkah? Baguslah kalau begitu, karena banyak perempuan sulit melupakanku setelah putus."

"Jangan samakan ku dengan mereka Wonwoo. Aku ini berbeda."

"Terserah padamu Joy."

Soonyoung hanya menyaksikan interaksi keduanya, sambil terdiam. Berpikir, apakah Wonwoo benar-benar sudah melupakan Joy?

Atau sebaliknya, benarkah Joy sudah melupakan Wonwoo ?

Hal-hal ini selalu membuat Soonyoung khawatir.

"Kalau begitu, aku ke kelas dulu. Kalian berdua, segeralah ke kelas."

Setelah Joy pamit, keduanya hening.

"Kau. Belum bisa melupakan Joy?"

Wonwoo mengangguk mantap,
"Tentu saja, ingat tidak ketika aku putus dengan dia kau selalu mengangguku."

"Uhmm."

Dia ingat, ketika dia datang ke rumah Wonwoo. Mengacaukan tidur siang dan acara galau Wonwoo. Secara tidak langsung, Soonyoung membantu Wonwoo untuk move on.

"Wonwoo-yah, kau sedang menyukai seseorang?"

"Tidak. Memangnya kenapa?"

"Tidak, aku hanya bertanya."

Keduanya lalu terdiam lagi. Setelah itu, Soonyoung memutuskan untuk kembali ke kelas di ikuti Wonwoo.

Tanpa sepatah katapun.

---

Soonyoung dan Wonwoo memang sering pulang bersama. Hari ini misalnya, ketika Soonyoung dan Wonwoo sedang tidak ada kegiatan ekstrakulikuler.

"Kak Wonwoo."

Bisa Soonyoung tebak, itu adik kelas mereka. Shin Eunbi, si penggemar Wonwoo.

Wonwoo hanya berbalik, melihat Eunbi dengan tatapan bertanya.

"Kakak pulang bersama siapa? Mau pulang bersama?"

"Maaf Eunbi, aku pulang bersama Soonyoung."

"Ahh, baiklah. Kalau begitu, hati-hati di jalan."

Wonwoo mengangguk, lalu merangkul Soonyoung berjalan keluar gerbang.

"Kenapa buru-buru sekali?" tanya Soonyoung karena tidak bisa mengikuti langkah kaki Wonwoo yang cepat.

"Aku tidak suka berada di sekitaran mereka."

Soonyoung berusaha melepaskan rangkulan Wonwoo, lalu memelankan langkahnya.

"Kenapa tidak suka?"

Wonwoo mengangkat bahunya acuh lalu segera menarik tangan Soonyoung ketika bus mereka datang.

Setelah menemukan tempat duduk, Wonwoo sibuk memandangi pemandangan di luar jendela dan Soonyoung yang sibuk memandangi Wonwoo.

" Wonwoo-yah, apakah kau ingin berpacaran ? "

Wonwoo berbalik, menatap Soonyoung dalam.

"Tidak. Untuk sekarang, aku sama sekali tidak tertarik dengan perempuan. Mungkin aku sudah mulai sedikit tidak normal," Wonwoo terkekeh di akhir kalimatnya.

Membuat Soonyoung ikut tertawa hambar.

"Bagaimana jika akhirnya kau benar-benar tidak normal?""

"Tidak mungkin Kwon, bahkan sekalipun itu kamu aku tetap akan menolaknya. Lagipula, aku masih tertarik dengan wanita berbadan sexy ketimbang pria berwajah manis."

Bukankah itu sangat jelas Soonyoung ? Dia menolakmu. Secara tidak langsung.

Emang sengaja aku lambatin alurnya supaya partnya banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emang sengaja aku lambatin alurnya supaya partnya banyak. Belum konflik, tapi di dalam kepalaku udah aku susun konfliknya😆

Jangan lupa vote dan comment ya😆😉

Lie Again ; soonwoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang