s a t u ✨

1.5K 102 1
                                    

Kamu bukan milikku, tapi kamu duniaku. Pusatku, yang sanggup dengan luar biasanya menarik perhatianku.

Di bawah langit mendung, seorang gadis yang mengenakan baju olahraga sedang mencoba memasukan bola ke dalam ring basket.

Ia tidak suka berolahraga, kalau bukan karena penilaian besok, ia tidak akan latihan sampai sore seperti ini. Ia memang serius dalam mengejar nilai.

Satu lemparan yang tidak membuat bolanya masuk ke dalam ring, membuatnya kesal setengah mati!

Dari tadi ia mencoba tapi gagal terus.

"Jangan nyerah, masa gitu aja nyerah?" Sebuah suara menyahut, membuatnya menoleh.

"Ngapain lo?!" Melihat wajah orang itu membuat emosinya kembali naik. Tapi orang itu justru terkekeh.

"Sini gue ajarin main basket yang bener," katanya lalu mengambil bola basket yang tergeletak jauh dari mereka berdiri.

"Gue bisa sendiri," katanya judes.

"Masa sih?" Laki-laki itu menatapnya, sambil memegang bola basket di samping pinggangnya. "Dari tadi gue perhatiin aja nggak masuk terus."

Gadis itu mengangkat sebelah alisnya, "lo merhatiin gue?"

Ia mengangguk santai, "di sana." Laki-laki itu menunjuk tempat di mana ia berdiri memperhatikan gadis itu tadi.

Laki-laki itu melempar bola ke arah ring satu kali, perlahan tapi pas yang membuat bola itu masuk ke dalam ring dengan mudahnya, tanpa memantul ke papan di belakang ring.

"Gampang banget padahal," katanya sombong.

"Gue juga bisa!" Gadis itu mengambil bola basket, tidak mau kalah.

Lalu melemparnya tapi lagi-lagi memantul ke papan di belakang ring. Laki-laki itu tertawa. "Bisa apa? Bisa ambil bola?" katanya meledek.

"Sini gue ajarin yang bener." Laki-laki itu mengambil bola basket kemudian mengajari gadis itu memasukkan bola basker dengan benar.

"Udah maghrib, nggak mau pulang?" Laki-laki itu datang, sudah siap dengan tas yang ia gendong di bahu kanan juga jaket bomber yang ia bawa dengan tangan kiri.

"Nggak, gue masih ada urusan," sahut gadis itu yang sedang membereskan tasnya di pinggir lapangan.

"Udah maghrib, bahaya cewek sendirian."

"Gue udah biasa, nggak usah sok perhatian lo."

Laki-laki itu mendengus lalu meninggalkan gadis itu sendirian di lapangan.

"Dasar cowok!" cibirnya.

Gadis itu berjalan menuju gerbang, lalu menyebrang dan berjalan sampai perempatan. Ia naik salah satu angkutan umum yang lumayan banyak penumpangnya.

Laki-laki itu tidak benar-benar pulang, ia masih di sekitar sekolah. Menunggu gadis itu. Setelah gadis itu naik ke dalam angkutan umum, barulah ia melajukan motornya menuju rumah.

Jangan malas vote, agar aku tidak malas update xixi.

Love u, guys.

Glossy V (sedang dirombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang