t u j u h ✨

622 54 0
                                    

Mau bagaimanapun, kamu nggak bisa menolak kehendak semesta. Karena tugas semesta kan bukan hanya menuruti kemauanmu.

Gadis itu membuka lemari dimana semua benda-benda lama ada di dalamnya, tangannya mengambil setumpuk berkas-berkas lama yang sudah usang dan berdebu.

Ada sebuah berkas coklat bertuliskan My Ashika's yang menarik perhatiannya. Ia membuka berkas itu dan menarik beberapa foto yang tidak pernah ia temukan sebelumnya.

Beberapa foto dengan sepasang bayi di dalamnya. Gadis itu segera membereskan berkas-berkas kemudian menyimpan foto tadi untuk ia tanyakan pada mamanya.

Pukul 19.00, mamanya baru kembali dari bekerja karena mereka hanya hidup berdua, tidak ada kepala keluarga yang bertanggung jawab menghidupi keluarga kecil ini.

"Ma." Glossy siap menyerang mamanya dengan beberapa pertanyaan yang sedari siang menganggu pikirannya.

"Iya sayang? Nih Mama bawa martabak kalo kamu lapar." Jemina masuk kamar, menaruh tas kerjanya kemudian bersiap untuk mandi.

Glossy mengikuti mamanya lalu berdiri di ambang pintu, "Ma, ini foto siapa?" Glossy menunjukkan foto yang ia temukan tadi siang.

Jemina menengok, menatap foto di tangan Glossy lalu mendekat, "Oci, kamu buka lemari itu?"

"Ma, ini foto siapa?" tanya Glossy lagi.

"Harusnya kamu nggak buka lemari itu, Oci!" Jemina justru mengatakan hal lain.

"Mama tolong jawab Oci, ini foto siapa?"

Jemina berjalan lalu duduk di pinggir kasurnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Glossy mendekat lalu duduk di samping mamanya.

"Mama--"

"Oci please, Mama mau istirahat."

"Mama nggak bisa sembunyiin apapun dari Oci, Ma. Oci anak Mama kan?"

"Kamu anak Mama tapi sekarang Mama mau istirahat." Jemina berdiri lalu masuk ke dalam kamar mandi. "Tolong sayang, Mama capek."

Glossy menghela napas, keluar dari kamar Jemina dengan kepala yang penuh dengan pertanyaan.

"Besok gue latihan, Sy," katanya setelah duduk tiba-tiba di kursi sebelah Glossy.

"Terus gue harus apa?" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari novel yang sedang ia baca.

"Lo nggak sedih nggak akan ketemu gue selama 10 hari ke depan?"

Glossy hanya menggeleng.

"Yaudah berarti cuma gue yang sedih," katanya lalu menaruh wajahnya di atas lipatan tangan. Murung.

Glossy hanya melirik lalu kembali ke novelnya, "kenapa sedih? Nggak suka latihan?"

"Sukanya kamu."

"Yon."

"Suka latihan, tapi sedih soalnya kamu nggak sedih karna nggak ketemu aku."

Glossy menaruh novelnya, menatap laki-laki itu, "Yon. Latihan lo besok harus fokus, kalo pas latihan lo mikirin apa pun pasti skill lo nggak akan berkembang."

Valeron merubah posisi duduknya menjadi duduk tegap dan menatap Glossy, "Sy, tapi gue suka kepikiran lo."

Glossy kembali membaca novelnya sambil berkata, "pokoknya kalo skill lo nggak berkembang dan bulan Oktober nanti lo nggak lolos seleksi buat piala Aff apalagi gara-gara gue, jangan harap gue mau ketemu sama lo."

"Gue pasti lolos!" katanya bersemangat.

"Buktiin aja."

"Pasti!" katanya lagi lalu keluar dari kelas Glossy.

Glossy V (sedang dirombak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang