Dangerous Liaisons

848 105 14
                                    

"Sayang dengar-

"Kau memiliki hubungan dengan Dongpyo? Hyung aku menunggumu dari pukul sebelas!" ucap Hyeongjun menatap tajam Yohan di depannya

"Karna itu aku minta maaf. Aku bersumpah aku tidak benar-benar me-

"Kau bohong" potong Hyeongjun cepat

"Aku bersumpah. Aku-

"Kalau begitu Putuskan dia dan ayo hentikan semua ini" ucap Hyeongjun

Yohan menatap Hyeongjun dengan helaaan nafas yang keluar dari bibirnya. Total tidak mengerti dengan keinginan pemuda manisnya. Sebenarnya ada apa dengan Hyeongjun? Kenapa sepertinya sekarang dia sudah tidak seru untuk memainkan permainan seperti ini lagi?

"Araseo" ucap Yohan

"Aku menunggu kabar darimu" ucap Hyeongjun keluar apartemen. Meninggalkan Yohan yang menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan

"Kau benar Junnie. Aku tertarik padanya tapi aku juga tidak mau melepaskanmu"





.
.
.






Hyeongjun menghela nafasnya. Pikirannya kacau saat ini terlebih dia sedikitnya merasa bersalah pada Wonjin, tidak seharusnya dia memarahi laki-laki itu kemarin malam. Bagaimanapun Wonjin hanya menghawatirkan nya, seharusnya dia bersyukur untuk itu.

Aneh bukan. Kim Yohan yang dia cintai saja bahkan tidak peduli padanya.

Matanya sedari tadi tidak lepas dari Wonjin yang terduduk di depannya. Biasanya laki-laki itu akan duduk di sebelahnya dan menyapanya. Tapi tidak untuk kali ini, laki-laki itu lebih memilih duduk di depannya seorang diri.

Jangankan menyapanya. Melihatnya saja tidak.

Kesadarannya kembali ketika pundaknya di tepuk oleh teman sebelahnya dengan Dosen yang keluar kelas.

"Kau mau kemana?" tanya Hyeongjun cepat dengan tangan yang membereskan bukunya dan mata yang menatap laki-laki di depannya.

Wonjin diam. Tidak ada niatan sama sekali untuk menjawab Hyeongjun membuat Hyeongjun bertambah tidak enak pada laki-laki di depannya

"Wonjin aku mau bicara" ucap Hyeongjun mengikuti Wonjin yang berjalan pincang.

"Kakimu kenapa? Kakimu sakit? Biar-

"Kenapa kau peduli?" tanya Wonjin menatap Hyeongjun dingin tapi Hyeongjun bisa merasakan mata itu masih menatapnya teduh meski samar

"Aku peduli tentu saja. Aku akan membantumu" ucap Hyeongjun berniat memegang tangan Wonjin sebelum laki-laki itu menepis tangannya pelan

"Wonjin" lirih Hyeongjun

"Tidak usah peduli padaku. Kau yang mengatakan untuk aku pergi dan kita tidak saling mengenal. Kau tau aku paling benci pada orang yang tidak menepati ucapannya" ucap Wonjin melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Meninggalkan Hyeongjun yang menatapnya nanar.

Kenapa hati Hyeongjun terasa sakit ketika Wonjin mengatakan hal itu padanya?

"Hyeongjun? Kelas mu sudah bubar? Lihat Wonjin tidak?" tanya Dongpyo yang berjalan beriringan dengan Yunseong. Mereka baru akan menjemput teman nya yang sedang pincang tapi urung ketika melihat Hyeongjun dan kelas yang sudah kosong

"Wonjin baru saja pergi. Dongpyo-ssi ada apa dengan kakinya?" tanya Hyeongjun

"Kalian tidak bertemu semalam? Dia jatuh dari motor ku ketika mau menyusulmu yang menunggu Yohan" ucap Yunseong

The Great Seducer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang