11

1.4K 66 0
                                    

Sesuai perjanjian semalam, kini Ali tengah menjemput Ghina dirumahnya gadis itu berjalan menuju mobil Ali tapi kemudian dia mengkerutkan dahinya.

"kenapa? "tanya Ali bingung melihat reaksi Ghina

"Kevin mana kok gak ada? "bukannya menjawab tapi dia malah balik bertanya

"udah berangkat duluan dia, katanya mau ngurus rencana yang disekolah"sahut Ali

Ghina mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil sport Ali, hanya ada keheningan diantara mereka hingga pertanyaan Ali membuat Ghina menegang.

"kapan kapan boleh donk lo kenalin gue sama pacar lo yang namanya Gio itu"ucap Ali tanpa menoleh ke arah Ghina yang menegang tapi kemudian dia langsung tersenyum

"kenapa lo mau kenalan sama Gio"sahut Ghina menoleh ke arah Ali

"pengen aja gitu"

"lo gak bakal bisa ketemu dia lagi Li, bahkan gue yang cinta sama dia udah gak bisa ketemu sama dia"ucap Ghina sendu

"maksud lo apa"ucap Ali tidak mengerti

"Gio udah meninggal Li dua tahun lalu"Ali terkejut dan langsung menoleh kearah Ghina yang menunduk disampingnya

"sorry Ghin, gue gak tahu sorry banget ya"sahut Ali tidak enak

Ghina mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Ali senyum terukir manis dibibirnya "gpp Li, gue udah ikhlasin Gio kok"

"tapi gue bingung deh Ghin, kok Prilly setiap ketemu lo pasti emosi dan selalu marah marah"ucap Ali tanpa disadarinya ucapannya kini melukai hati seorang Ghina

"Gio itu kakak sepupu Prilly Li, dia sayang banget sama Prilly. gue dulu deket banget sama Prilly waktu gue pacaran sama Gio"ucap Ghina mencoba tersenyum

"dulu, gue dan Gio sama sama membuat sebuah komitmen gak akan ngasih kesempatan lagi buat mantan untuk masuk ke kehidupan kita lagi"Ghina memberi jeda sejenak membuat Ali menautkan alisnya rasa penasarannya sangat tinggi

"tapi waktu itu gue ngeliat Gio lagi pelukan sama mantannya. Gue marah, gue kecewa sama dia. Hingga puncaknya gue pengen bales Gio dengan cara yang sama, gue minta bantuan sama pacar sepupu gue buat bikin Gio cemburu tepat saat anniversary kami yang ke dua tahun" Ghina menghela nafas kasar air mata meleleh jatuh dipipinya

"tapi gue salah, ternyata waktu itu Gio mau lamar gue jadi tunangannya, gue nyesel banget bikin dia cemburu. karena kejadian itu juga Gio marah dia kalut dan bawa mobilnya ugal ugalan ninggalin Prilly dan Arka yang kebetulan ikut dengan dia. Karena kejadian itu juga gue harus kehilangan Gio untuk selamanya. Sampai sekarang gak ada yang bisa gantiin posisi dia di hati gue Li"cerita Ghina membuat Ali tertegun akhirnya dia tahu apa yang terjadi antara Ghina dan Prilly

"eh...sorry Li, gue gak bermaksud buat curhat sama lo"ucap Ghina gak enak

"gpp kok Ghin, gue turut berduka cita ya. Sorry gue udah membuka luka dihati lo lagi"sesal Ali

Ghina mengangguk dan tersenyum miris "gue berharap banget bisa nyusul Gio, gue cinta banget sama dia"

"lo gak boleh ngomong gitu Ghin, gue yakin si Gio juga gak bakalan suka lo ngomong kaya gitu"ucap Ali

"ayo turun, kita udah nyampe"ucap Ali kala mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

Ali turun terlebih dahulu, lalu kemudian dia mengitari mobilnya dan membuka pintu penumpang yang disamping supir, hingga keluarlah Ghina dengan senyum yang menghiasi wajahnya gadis itu merangkul mesra lengan Ali.

Kedatangan Ali bersama Ghina membuat heboh semua murid yang sedang berlalu lalang di parkiran dan sekitar koridor, karena Ali yang dikabarkan sudah putus dengan Ghina yang merupakan salah satu dari sekian banyak pacarnya kini sedang merangkul mesra Ghina.

Bisik bisik mulai terdengar kala Ali dan Ghina sudah berada di koridor, tanpa semua sadari 'sedari tadi pandangan Ghina dan Ali selalu tertuju pada tempat dimana Kevin sedang berdiri. Karena Kevin sedang berdiri disamping dua cewek yang tidak lain adalah Salsa dan Ayu, dan dapat mereka lihat juga raut wajah yang tidak mengenakkan menguar dari tubuh kedua gadis licik itu.

"sedikit lagi kalian bakal masuk perangkap gue, dan akan gue pastikan kalian mendekam dipenjara"batin Ghina

"woyyy... Lo balikan lagi sama Ghina"ucap Kevin yang melihat Ali berjalan ke arahnya,diam diam Kevin melirik ke arah dua gadis yang berada disampingnya dengan sinis

"yoi bro"

"kok bisa sih, lo sama Ghina kan udah putus gimana sih lo"sahut Kevin pura pura tidak setuju

"paan sih lo, asal lo tau ya Vin gue nyesel banget putusin Ghina, ternyata dia cewek yang baik"jelas Ali merangkul dan sesekali mengecup pucuk kepala Ghina membuat gadis itu tersenyum dengan wajah yang memerah.

"serah lo deh"sahut Kevin "mending sekarang kita langsung ke kelas aja. Gue dari tadi udah nungguin lo, tapi lo nya malah asik mesra mesraan" ketus Kevin

"dih.. Sirik ae lo"

Mereka bertiga pun meninggalkan koridor dan melenggang santai menuju kelas.

"kayanya kita juga harus buat peringatan sama Ghina deh Sal"ucap Ayu

"lo bener gue akan buat dia menyesal karena udah deket lagi sama Ali"ucap Salsa.

Sedangkan dirumah sakit terlihat Arka yang sedang duduk di brankarnya, hanya ada dia dan Prilly disana tidak tahu kemana orang tua mereka.

Arka perlahan turun dari brankarnya dengan hati hati, dirinya berpegangan pada pinggir ranjang. Dia duduk di kursi yang berada di samping kanan brankar Prilly. Tangan Arka menggenggam erat tangan mungil Prilly yang memucat.

"Prill, bangun dong, lo udah tidur selama dua minggu. Lo gak kangen sama gue, lo gak kangen sama mama lo"ucap Arka mengawali pembicaraan dengan Prilly.

Walaupun Prilly tidak merespon tapi Arka tau kalau Prilly mendengar ucapannya dan itu terbukti dengan air mata Prilly yang menetes membasahi pipinya. Arka dengan sayang mengusap air mata sahabatnya sumber kebahagiaannya itu.

"gue tau lo denger semua yang gue ucapin Prill, maka dari itu lo harus bangun. Banyak yang nunggu lo bangun Princess"

"lo tau nggak? Sekarang Ghina, Ali dan Kevin sedang berjuang untuk mengungkap siapa yang udah menyabotase mobil gue. Mereka lagi usaha buat nemuin pelaku yang udah buat lo koma kaya gini. Apa lo gak mau ngucapin terima kasih untuk mereka, apa lo gak mau bicara sama Ghina dan memaafkan Ghina Prill"ucap Arka mengeluarkan semua unek uneknya air mata yang sedari tadi dia tahan pun akhirnya tumpah.

Arka selalu saja menangis bila dihadapkan dengan kondisi Prilly yang sedang koma saat ini. Dirinya merindukan sifat manja Prilly, dia merindukan semua yang ada pada diri gadis itu.

"Prill, lo kapan bangun sih, gue kangen sama lo"batin Arka menatap kosong ke arah Prilly.

Selesai.....

Playboy jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang