Part 4

5.2K 218 2
                                    

1 bulan kemudian...

Erina, Angga dan keluarga Angga sedang berada di Yogya. Mereka berdua merayakan pertunangan mereka. Dengan sangat kesal Erina memasukkan cincin pertunangan tersebut ke jari manis tangan kiri Angga.

Setelah Erina selesai memasukkan cincin di jari manis tangan kiri Angga, giliran Angga yang memasukkan cincin pertunangan di jari manis tangan kiri Erina.

Saat Angga selesai memasukkan cincin pertunangan di jari manis tangan kiri Erina, Angga tersenyum manis pada Erina dan berkata...

" Terima kasih ya sayang sudah menjadi tunangan mas. "

Erina hanya diam saja. Tiba-tiba Angga mencium tangan kiri Erina dengan lembut. Erina yang kaget langsung menarik tangan kirinya begitu saja sambil berkata...

" Mr. B...!!! Ngapain loe cium tangan gue sih...?!?! Geli tahu terkena kumis dan berewok loe itu...!!! "

Semua mata pun langsung tertuju pada Erina. Kakek dan nenek Erina pun langsung berkata...

" Erin, kamu nggak boleh ngomong kasar dan nggak sopan seperti itu sama mas mu itu. "

" Iya Erin, nak Angga kan sekarang udah resmi jadi tunangan kamu. "

" Maaf kek, maaf nek. "

" Kamu jangan minta maaf sama kakek dan nenek aja. Kamu harus minta maaf juga sama mas mu itu, calon mertua kamu dan semua orang yang ada di sini? Ingat Erin, mulai sekarang kamu jangan panggil mas mu itu loe gue lagi. Panggil yang sopan, panggil mas Angga. "

" Iya kek. "

Ucap Erina pasrah. Erina menarik nafas dan berkata...

" Mas Angga, maafin Erin ya? "

" Iya sayang. "

" Ma, pa, dan semua keluarga Erin dan keluarga mas Angga, Erin minta maaf ya tadi udah ngomong kasar dan nggak sopan. "

" Iya Rin, kita maafin. "

Tidak lama kemudian mereka semua makan-makan dan mengobrol-ngobrol. Saat sedang makan, Angga berbisik di telinga Erina...

" Sayang, terima kasih ya sekarang kamu udah panggil aku dengan panggilan mas. Mas senang banget deh dengarnya. "

" Tapi itu cuma sandiwara...!!! "

" Sandiwara? Maksud kamu apaan? "

" Gue akan panggil loe mas hanya di depan keluarga kita berdua aja. Ngerti loe...?!?! "
Ucap Erina penuh penekanan. Angga yang kaget mendengarnya langsung berteriak...

" What...?!?! "

" Angga, kamu kenapa? "

" Nggak apa-apa kok pa. "

" Angga, mulai besok, kakek sama nenek titip Erin ya di Jakarta? "

" Iya kek. "

" Kek, maksud kakek apaan? Kenapa Erin di Jakarta harus dititipkan sama mas Angga sih? Erin kan bukan barang pakai dititip-titipin segala. Erin juga bukan anak kecil lagi kek. "

" Erin, mulai sekarang kakek dan nenek akan kembali menetap di Yogya. "

" Apa? Kenapa seperti itu kek? "

" Kami berdua ingin menghabiskan masa tua kami di Yogya, Erin. "

" Tapi nek? Bagaimana dengan Erin? Masa Erin di Jakarta tinggal sendirian sih? Erin kan juga nggak mungkin pindah sekolah ke Yogya. Sebentar lagi kan Erin ujian kelulusan. "

" Erin, mulai besok mas mu itu akan tinggal bersama kamu. "

" Berdua aja kek? "

" Iya Rin. "

" Kok gitu sih kek. Memangnya kakek dan nenek nggak khawatir gitu sama Erin? Kalau mas Angga macam-macam sama Erin gimana kek? Kalau mas Angga perkosa Erin gimana nek? Kalau Erin hamil duluan gimana kek? "

" What? "

Ucap Angga sangat kaget dengan semua pertanyaan Erin pada kakek dan neneknya. Tiba-tiba kakek dan nenek Erin berkata...

" Ya...kalau kamu hamil duluan nggak apa-apa. Berarti kakek dan nenek segera punya cicit. Lagi pula 100 hari lagi kan kalian berdua akan menikah. "

" Betul. "

" Kakek...!!! Nenek...!!! Kakek dan nenek kok ngomong gitu sih sama Erin...!!! "

" Kakek cuma bercanda Erin. "

" Iya Rin, nenek juga bercanda. Lagi pula, mas Angga mu ini nggak akan macam-macam sama kamu. Almarhum ayah dan almarhuma ibu kamu nggak mungkin sembarangan menjodohkan kamu dengan pria yang bibit, bobot dan bebetnya tidak jelas. "

Mr. B (1-20 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang