tujuh

2.4K 227 6
                                    

pukul 11.12 kst.

Jaehyun masih berkutat dengan laptop nya yang berada di pangkuan nya tersebut. ia ingin mengerjakan pekerjaan nya,namun otak nya hanya terisi oleh bayang bayang Taeyong.

tok tok tok.

"masuk aja,gk di konci."

cklek.

Haechan menaruh makan siang,vitamin,serta air mineral di nakas.

"apa ada yang ingin di minta lagi,tuan?" tanya Haechan ke Jaehyun. dengan cepat Jaehyun menggeleng. "oh iya,kemana Taeyong?"

"tuan Taeyong sudah pergi dari pukul 9 tadi pak. ia sendiri yang bilang jika bapak tidak boleh mengantar nya hingga sampai dirumah."

'Jaehyun sialan.'

Jaehyun hanya mengangguk anggukan kepala nya. lantas kembali fokus pada proyek nya di laptop. sementara Haechan kembali menyelesaikan pekerjaan bibi Lee yang belum terselesaikan.

♧♧♧♧♧

Taeyong berjalan. dengan muka yang tertutup oleh masker dan jubah jaket nya. ia berjalan dengan menunduk saja sedari tadi.

Taeyong ingin menangis. tetapi bagaimana? air mata nya sudah terkuras abis sedari tadi.

Saat ingin menyebrang,lampu jalan berubah menjadi hijau. Namun Taeyong tak menghiraukan nya. Dia hanya ingin tenang,tanpa ada gangguan dari siapa pun.

Ia berjalan dengan lambat dan tenang. Hingga suatu mobil akan menghantam nya,kemudian

CCCCCIIIIIITTTTTT!!!

Taeyong menoleh dengan santai. Mobil yang hampir menghantam nya tadi,tiba tiba me rem mendadak. Semua yang ada di jalanan tersebut menyaksika semua nya.

Sang sopir pun keluar dan hampir menampar Taeyong.

"Argghh! Kau bisa jalan dengan cepat tidak sih? Banyak gaya! Ingin mati jangan disini! Nanti kalau kau tertabrak dan mati,enak di kau tak enak di sopir nya tauk!"

Amarah sang sopir meletup letup. Sedangkan Taeyong memandang sopir tersebut dengan mata yang sembab dan wajah datar.

"HEI! KAU KALO MEMPUNYAI MULUT JANGAN MEMBISU! KAU INGIN MEMBISU BENERAN HA?!" Kali ini Taeyong menghiraukan amarah sang sopir yang sudah berada di ujung tanduk. Ia kemudian berjalan lagi lurus kemudian melanjutkan jalan lagi.

♧♧♧♧♧

'Ting tong'

'Cklek'

"Oh? Tuan Mark? Ada apa tuan?"

Mark berkunjung kerumah Jaehyun. Karena untuk memastikan jika Jaehyun tetap fokus dengan skripsi pekerjaan nya. Sekaligus melepas rindu dengan bayi nya.

"Jaehyun hyung ada?" Bibi Jeon mengangguk. Kemudian mempersilahkan Mark masuk dengan santai ke lantai tiga.

Sesampainya di pintu kamar Jaehyun yang berwarna gold itu,Mark langsung membuka pintu nya. Mark terkejut dengan kamar Jaehyun yang sekarang lebih mirip dengan tempat pembuangan sampah.

"Yak! Astaga Jaehyun hyung! Kau jorok sekali! Bagaimana jika Haerin datang dan tau kamar mu sejorok ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yak! Astaga Jaehyun hyung! Kau jorok sekali! Bagaimana jika Haerin datang dan tau kamar mu sejorok ini?"

Omel Mark sambil menunjuk nunjuk semua yang berantakkan. Namun,oknum yang membuat kamar nya menjadi tempat sampah hanya berdehem dan tak bergeming sama sekali.

"Oh.. atau emang bener ya mau dipanggilin Haerin?" Ancam Mark pada Jaehyun. Jaehyun langsung menutup laptop nya kemudian membereskan semua kamar nya.

"Ya,ini juga bukan kamar Haerin kan?" Mark menepuk jidat nya. "Ya walaupun bukan kamar Haerin,setidak nya hyung ngerapihin dong? Kan hyung yang buat kerusuhan." Jaehyun hanya menghela nafas. Teman nya yang ini memang benar benar ingin sekali dihujat.

♧♧♧♧♧

Setelah berberes,mereka keluar dan menuju kamar Jaehyun yang sebenarnya.

"Jadi,loh mau ngapain kesini? Selain Haechan alasan nya."

Mark duduk di tempat tidur Jaehyun kemudian merebahkan dirinya dan melihat Jaehyun yang sedang mengganti channel tv nya.

"Kau sendiri kan yang meminta ku kesini dan mengantar mu membeli rumah? Dan kau sendiri yang bilang jika kau akan pindah?"

Jaehyun yang masih memunggungi Mark hanya mengangguk. "Ya,kalau begitu ayo." Mark mengangguk kemudian pergi keluar membuntuti Jaehyun.

♤♤♤♤♤

maaf baru bisa di update.
seharian ini draft ilang terus.

Oleng?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang