baca nya sambil putar lagu di atas aja.
malam ini, Taeil memutuskan untuk membawa Taeyong ke London sekarang. dan yap, keputusan Taeyong sudah bulat. dia akan ikut Taeil ke London. biarkan dia tenang. mungkin keputusan ini adalah keputusan akhir dan menjadi keputusan yang tepat untuk Taeyong.
"kau pergi dulu ke tempat tunggu, biar hyung juga Yuta yang mengangkat semua barang barang." perintah Taeil ke Taeyong. yang muda hanya mengangguk. lalu kursi roda nya di dorong oleh Winwin ke tempat tunggu.
"ah, Doyoung hyung bisa gendong Masaki dulu? aku ingin ke toilet sebentar." Doyoung tersenyum dan mengangguk. "iya sana, biar Masaki dengan aku." Doyoung lalu mengambil alih Masaki yang sedang tertidur dan Winwin segera lari ke toilet.
Doyoung melihat ke arah Taeyong. pria Lee itu menunduk. seperti ada yang di pikirkan. segera lah Doyoung berjongkok dengan hati hati. tangan nya menggenggam tangan Taeyong.
"memang berat rasanya meninggalkan orang yang benar benar kita cintai, hyung. tapi percaya lah, tuhan udah garisin semua takdir manusia manusia nya dengan takdir yang telah dia buat. keputusan seperti ini memang tidak akan datang 2 kali, tapi apapun keputusan yang telah kita pilih, niscaya akan membuat kita menjadi bahagia di ending nya nanti."
Taeyong tersenyum. hati nya merasa lega sekarang. dia mendapat pencerahan sedikit dari Doyoung. seharusnya dia menghargai keputusan nya sendiri, karena bagaimana pun juga, dia yang mutusin untuk menetap di negeri kelahiran ibu nya itu.
"dimana Winwin?" Doyoung dan Taeyong melihat Taeil dan Yuta yang membawa banyak barang. "Winwin tadi pamit ke toilet sebentar." Yuta hanya mengangguk.
"ku harap kau akan pulang kesini, Lee Taeyong."
Taeyong terkejut. suara itu,
suara yang sangat familiar di telinga nya, dan suara itu, suara Jung Jaehyun.
semua menoleh ke arah Jaehyun yang berada di belakang Yuta dan Taeil.
"mau apa lagi kau kesini?"
Jaehyun mendekati Taeil. "izinkan aku berkomunikasi sebentar dengan Taeyong hyung." baru saja Taeil ingin melontarkan protes, pundak nya ditepuk oleh Yuta. "cepat lah." Jaehyun mengangguk.
Taeyong hanya melihat ke arah Jaehyun yang mendekat ke arah nya. si sang dominan berjongkok di depan nya dan menggenggam tangan sang sub.
"hyung, aku tau ini bukan lah keputusan yang tepat dan adil untuk mu. tapi, aku menyerah untuk mencegah mu. bukan menyerah karena ingin menyudahi semua nya, tapi menyerah untuk memaksa mu untuk tetap disini. dan, bagaimana pun juga itu adalah keputusan yang tepat menurut ku. agar kau tetap bisa fokus menjalani hidup mu dengan bahagia. tanpa adanya gangguan dari ku untuk mu. ku yakin, engkau bisa mencari yang lebih baik dariku."
mata Taeyong berkaca kaca.
"aku juga tak mengerti dengan takdir tuhan untuk kita, mengapa kita dipisahkan dalam keadaan seperti ini? apa tuhan tidak sayang dengan kita? jawaban nya tentu sayang. tapi tuhan ingin mempertemukan satu persatu dari kita untuk bertemu yang lebih layak dan cocok untuk menjadi pasangan hidup kita. dan kita sudah sampai di garis takdir itu. garis yang dimana hyung akan terus berjalan mencapai garis selanjutnya, dan aku yang akan memutar balik ke arah paling awal karena aku telah kehilangan semua harta berharga ku dan meng ikhlaskan hyung bersama yang lain."
sekarang, Taeil menyimak semua satu per satu perkataan Jaehyun.
"kau tau hyung? kau adalah laki laki yang sempurna, laki laki yang sangat aku cintai. mungkin saat tuhan menciptakan hyung, dia lagi bahagia."
Taeyong menggenggam erat tangan Jaehyun.
"makasih Jae, jaga diri baik baik, tetap jaga Haerin apa pun keadaan dia. karena dia hanya punya dirimu sekarang. terima kasih dengan semua kenangan yang sudah Jae beri buat aku. tapi maaf, hyung gak bisa membalas semua kenangan yang udah Jae beri buat hyung."
Jaehyun mengangguk. "gpp hyung."
"tik tok, waktu sudah habis, Yong waktu nya kita berangkat. kita gk bisa nunggu pesawat selanjutnya." Taeyong mengangguk kemudian menatap Jaehyun. "makasih, Jaehyun."
kursi roda Taeyong terdorong dan pergi. tersisa Taeil dan Jaehyun. Taeil menatap Jaehyun, begitupun Jaehyun. Taeil tersenyum. dan menepuk pundak Jaehyun.
"terima kasih atas semua kesedihan dan kesenangan yang sudah kau berikan ke Taeyong." Jaehyun mengangguk. "tolong jaga Taeyong hyung." Taeil menghela napas kemudian mengangguk. "pasti."
dan Jaehyun hanya melihat punggung Taeil yang mulai menghilang dari penghilatan nya.
Haerin dan Haechan mendekati Jaehyun. mereka memang sedari tadi menyimak Jaehyun yang sedang berkomunikasi dengan Taeyong. sama seperti yang lain nya.
"chan,"
Haechan noleh ke arah Jaehyun. "kenapa hyung?" Jaehyun melirik Haechan yang sedang memeluk plushie nya sekaligus memeluk tangan kekar Jaehyun. "kau sudah membicarakan tentang pembatalan pernikahan mu dengan Mark?" Haechan mengangguk.
Haerin menghela napas. setidaknya kaka nya bisa tenang sekarang. tak ada lagi beban yang dia bawa. tak ada lagi yang dia harus pikirkan. tapi, di satu sisi, Haerin merasa kehilangan sosok Taeyong yang sudah dia anggap sebagai kaka kedua nya sendiri.
"yasudah, yuk pulang. udah malem." Haechan dan Jaehyun mengangguk.
♤♤♤♤♤
seenggak nya sedikit lega lah.
karena sebentar lagi mendekati ending.
mungkin 5-7 chapter lagi(?)
ai dunno:v.Arelia
17 February 2020.
![](https://img.wattpad.com/cover/197084860-288-k604905.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Oleng?
Fiksi Penggemarini tentang kisah cinta segitiga yang dimana seorang Jung Jaehyun harus memilih salah satu dari Lee Taeyong dan Lee Haechan yang terbukti sudah mempunyai kisah asmara nya sendiri dengan sahabat Jung Jaehyun, Mark Lee. [ bxb || bahasa baku! || homoph...