QIAZKA 3

202 18 2
                                    

Farsya baru saja selesai mencatat tulisan yang berada dipapan tulis. Di kelas, hanya ada beberapa murid saja, sisanya sudah menuju kantin. Ya, jam istirahat telah berlangsung dari beberapa menit yang lalu.

Keempat teman Farsya sudah lebih dulu ke kantin. Farsya sengaja menyuruh mereka untuk duluan, karena kalau mereka menunggu Farsya yang masih mencatat materi dipapan tulis, itu akan memakan waktu sedikit lama.

Setelah merapikan alat tulis dan buku diatas meja, ia bergegas keluar kelas untuk menyusul keempat temannya.

Ia berjalan seorang diri dengan langkah gontainya. Sepanjang perjalanan menuju kantin, ada beberapa siswi maupun siswanya menyapa ke arah Farsya. Dan tentunya, sapaan mereka dibalas dengan hangat oleh Farsya dan tidak lupa juga senyum manisnya ia berikan ke siswa-siswi yang menyapanya.

Ya, sudah seminggu lebih Farsya bersekolah di SMA Gemilang. Ia juga sudah lebih akrab dengan teman sekelasnya. Sudah banyak yang tahu kalau Farsya adik dari Daffa Aditama, siswa kelas XII-IPA-3.

Sedikit cerita tentang Daffa Aditama. Abangnya Farsya, yaitu Daffa dan tentunya dengan ketiga temannya Daffa, merupakan siswa yang disukai oleh banyak siswi di sekolah ini. Tidak hanya memiliki otak yang pintar, tetapi mereka juga mempunyai wajah yang ganteng.

Beralih lagi ke Farsya, sekarang ia sudah tiba di kantin. Ia melihat ke penjuru kantin untuk mencari keberadaan teman-temannya. Setelah ketemu, ia melangkah lagi ke meja yang dimana sudah ada keempat temannya.

“Hai,” sapanya setelah menempati bangku yang kosong di sebelah Andre.

“Gue pikir, lo nggak bakal nyusulin kita ke kantin,” kata Gilang.

“Nyusulin dong, kan gue laper,” ucapnya sambil terkekeh.

“Udah kita pesenin. Dimakan Ca!” suruh Andre.

“Eh, iya, makasih.” balas Farsya tersenyum tulus. Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka, karena mereka sibuk dengan makanan masing-masing.

Usai makan, mereka berlima masih duduk disana. Farsya sesekali tertawa saat mendengar cerita lucu dari Gilang.

Di meja seberang, ada yang diam-diam memperhatikan Farsya. Mulai dari Farsya tiba di kantin, mengobrol, makan, dan tertawa. Semua itu tidak luput dari pandangan mata Azka.

Jarak meja Farsya dan Azka tidak begitu jauh, hanya berjarak beberapa meja saja.

Farsya yang dari tadi memang merasa diperhatikan, ia pun mengitari pandangan matanya ke penjuru kantin. Saat matanya tepat menatap mata coklat milik Azka, Farsya pun menyadari bahwa dari tadi yang memperhatikannya adalah Azka. Mereka berdua berpandangan selama lima detik, setelah itu Azka yang memutuskan kontak mata terlebih dahulu.

Bel berbunyi, tanda jam istirahat telah selesai, “Ayo ke kelas, abis ini pelajaran biologi, gurunya kan selalu dateng cepet,” ujar Vera yang sudah lebih dulu berdiri.

“Kalem aja sih, Ver,” balas Gilang.

“Udah deh, ayo cepet,” ujarnya lagi.

Akhirnya mereka pun bergegas meninggalkan kantin dan menuju kelas.

***

Guru di kelas XII-IPA-3 belum datang, maka kelas tersebut masih berisik.

“Nanti pulang sekolah, jadi jenguk Daffa di rumahnya?” tanya Azka.

“Ya jadi lah, kan gue mau sekalian liat adiknya Daffa,” jawab Reno dengan bersemangat.

QIAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang