QIAZKA 10

74 15 1
                                    

Malam ini Farsya sedang berada di mall bersama dengan Mama, Papa, serta Daffa.
Karena ini hari Minggu, mall ramai sekali dikunjungi oleh banyak orang.

Di keluarganya Farsya, memang setiap weekend pasti selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul. Walaupun hanya sekedar jalan-jalan ke mall, nonton film bareng di rumah atau makan di sebuah tempat makan.

Mereka masuk ke dalam restoran dan duduk di meja yang berada di pojok. Seorang waiters menghampiri ke meja yang ditempati oleh keluarga Farsya dengan membawa buku menu di tangannya.

Kemudian, mereka menyebutkan satu persatu makanan dan minuman yang akan mereka makan. Setelah itu, waiters tersebut pergi dengan membawa catatan yang berisi pesanan mereka.

Sambil menunggu pesanan makan mereka jadi, Papanya pun memulai pembicaraan.

“Gimana kalo di sekolah? Nggak bikin masalah kan?”

“Nggak dong. Kan anak Papa tuh anak baik-baik yang nggak mungkin bikin masalah di sekolah,” jawab Farsya dengan tersenyum manis.

“Bagus,” kata Mamanya sambil mengacungkan dua jempolnya kepada kedua anaknya.

“Bentar lagi kan Abang lulus. Udah punya rencana mau kuliah dimana?” tanya Papanya kepada Daffa.

“Daffa pengennya sih kuliah di luar kota Pa.”

“Kenapa mau di luar kota?” tanya Mamanya.

“Karena Daffa mau ngerasain gimana tinggal sendiri, terus ngelakuin apa-apa sendiri, gitu sih. Ya, intinya mau mandiri.”

“Nggak boleh. Lo harus tetap kuliah disini,” sahut Farsya tiba-tiba.

“Lagian kan kampus di Jakarta banyak yang bagus. Jadi kenapa harus pilih kampus yang di luar kota,” tambah Farsya.

“Nggak papa, kan Abang disana buat kuliah, bukan main atau apapun.” Mamanya mencoba menasehati Farsya dengan lembut.

“Mama, Papa, setuju?” tanya Farsya.

“Iya.” Papanya menjawab dan sang Mama hanya menganggukkan kepala saja.

“Tapi, Aca nggak setuju.”

“Lho, kok gitu? Kan gue yang mau kuliah.” Daffa menjawab sambil menatap Farsya yang berada di sampingnya.

“Ya, kalo lo kuliah di luar kota, yang ada gue udah nggak punya lagi tebengan pas berangkat sekolah. Terus nggak ada lagi yang antar-jemput gue les,” jawab Farsya dengan nada lesu.

“Bilang aja kalo lo nggak mau jauh-jauh dari gue,” ucap Daffa meledek Farsya.

“Dih, geer banget lo!”

“Takut kangen kan lo, kalo gue kuliah disana.”

“Nggak lah, ngapain juga gue kangen.”

“Masa sih?” Daffa masih terus meledek Farsya.

Makanan pesanan mereka sudah dihidangkan diatas meja. “Udah-udah, sekarang kita makan dulu.” Mamanya melerai perdebatan yang terjadi diantara Farsya dan Daffa.

Selesai makan, mereka ke luar dari dalam restoran tersebut.

Saat ini Farsya dan Daffa sedang berjalan menuju toko buku. Tentunya, bagi Farsya tidak lengkap rasanya jika pergi ke mall tidak mampir ke sebuah toko buku.

Mama dan Papanya hanya mengikuti saja kemana dua anaknya itu berjalan.

Farsya berjalan menuju kumpulan rak-rak yang berisi banyak novel fiksi remaja. Sedangkan, Daffa ke tempat dimana kumpulan buku-buku soal ujian berada.

QIAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang