QIAZKA 1

453 22 11
                                    

Hari ini Farsya menjadi siswi baru di sekolah yang sama dengan Abangnya. Farsya merasa tidak nyaman dengan sekolah lamanya yaitu SMA Tunas Bangsa, maka ia memutuskan untuk pindah ke SMA Gemilang.

Tok.. Tok.. Tok..

“Aca bangun,” ucap Mamanya yang berada di luar kamar anak perempuan nya itu.

Farsya membuka matanya saat mendengar suara tersebut. Ia pun beranjak dari tempat tidur seraya berucap, “Iya Ma, Aca udah bangun.” Kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

“Jangan lama-lama mandinya, abis itu sarapan,” ucapnya lagi, tetapi tidak ada sahutan dari dalam kamar.

30 menit telah berlalu, sekarang ia sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Kemudian ia keluar kamar dan menuju ke meja makan untuk sarapan.

Dimeja makan sudah ada Papa, Mama, dan Daffa. Farsya menarik bangku yang ada di sebelah Daffa untuk ia duduki.

Daffa kelas XII-IPA-3, sedangkan Farsya kelas X-IPS-2. Umur mereka hanya terpaut dua tahun saja.

“Nanti di sekolah jangan nyusahin gue ya,” ucap bang Daffa dengan nada bercanda.

“Nyusahin aja lah, biar lo ribet terus marah-marah kan seru tuh jadinya.” Farsya membalas ucapan Abangnya barusan.

“Wah kalo kayak gitu, berarti lo ngajak ribut.”

“Bacot ahh, cepetan abisin sarapannya abis itu berangkat. Gua nggak mau telat ya Bang.”

“Iya tuan puteri.”

Selesai sarapan, Farsya dan Daffa berpamitan kepada kedua orang tuanya, “Daffa sama Aca berangkat sekolah ya Pa, Ma.” ujarnya sambil menyalami tangan kedua orang tuanya secara bergantian, Farsya pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Daffa.

“Iya, hati-hati,  bawa motornya jangan ngebut ya Bang,” kata Papa memperingati Daffa.

“Siap bos.”

“Semoga betah di sekolah baru, dan ketemu sama temen baru juga,” ucap Mamanya kepada Farsya.

“Semoga. Dah Pa, Ma.”

Motor pun melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah.

***

Setelah memarkir motornya di parkiran sekolah, Daffa berjalan di koridor untuk menuju kelasnya. Farsya hanya mengikuti Abangnya saja dari belakang.

Merasa diikuti, Daffa pun berbalik badan dan menatap Fasrya, “Ngapain ngikutin gua Ca?” tanyanya.

“Emang lo mau kemana?” tanyanya balik kepada Daffa.

“Kelas lah,” ucapnya kesal.

“Kalo lo ke kelas gue gimana Bang?”

“Ke ruang guru biar nanti lo dianterin ke kelas.”

“Ruang guru dimana? Kan gue nggak tau, anterin gue dulu, abis itu lo baru boleh ke kelas.”

“Yaudah ayo, cepetan.”

Mereka berdua jalan bersama di koridor. Beberapa siswa maupun siswi melihat ke arah mereka, ahh lebih tepatnya melihat ke arah perempuan yang berjalan persis di samping Daffa. Farsya yang ditatap oleh siswa-siswi itupun hanya menunduk.

“Udah gue anterin, lo masuk aja sendiri ke dalem. Gue mau ke kelas.”

“Iya, makasih Abang. Tapi nanti istirahat bareng ya, samperin gue di kelas,” ucapnya dan hanya dijawab anggukan singkat oleh Daffa.

QIAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang