QIAZKA 11

73 16 3
                                    

Farsya ke luar dari dalam tempat lesnya. Ia berdiri di depan tempat lesnya dengan memegang ponsel untuk menelpon abangnya.

Sudah dua kali ia mencoba menelpon abangnya, tetapi tidak kunjung diangkat. Ia pun mengirimkan beberapa pesan kepada Daffa.

Daffa🐒

Abangggg
Jemput gue dong
Udah pulang les ni
Abangggg
Woii!

Pesan tersebut tidak dibalas oleh Daffa, dibaca saja juga tidak.

Masa iya gue pulang jalan kaki dari tempat les ke rumah. Batin Farsya.

Jam yang berada ditangannya menunjukkan pukul delapan malam. Dari pada ia terus menunggu abangnya disini yang mungkin saja tidak akan menjemputnya, maka ia memutuskan untuk pulang sendiri dengan berjalan kaki.

Sebenarnya tidak apa-apa sih bagi Farsya untuk berjalan kaki seperti ini, kebetulan juga jarak dari tempat les ke rumahnya itu lumayan dekat. Tapi, masalahnya ia sudah cape dan ingin cepat-cepat sampai ke rumah untuk istirahat.

Ia berjalan dipinggir jalan. Sambil berjalan, ia misuh-misuh karena abangnya yang tidak mengangkat telepon dari dirinya.

Tin.. Tin..

Farsya yang mendengar suara klakson mobil dari arah belakang, berusaha untuk berjalan lebih ke pinggir lagi. Tapi, tetap saja, suara klakson mobil tersebut masih berbunyi.

"Berisik banget deh! Ini padahal gue jalan udah ke pinggir banget, masih aja di klaksonin." Farsya bergumam dengan pelan.

Mobil yang sedari tadi membunyikan klakson, memberhentikan mobilnya tepat di samping Farsya.

Farsya melirik sekilas ke arah mobil tersebut dan kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

Seorang cowok keluar dari dalam mobil dan berteriak kepada Farsya. "Eh, lo!"

Farsya memberhentikan jalannya dan menoleh sedikit ke belakang. Farsya terkejut, karena cowok yang keluar dari dalam mobil tersebut adalah Azka.

“Kak Azka ngapain klaksonin gue terus? Nggak liat apa kalo gue jalan udah minggir,” kata Farsya kesal.

Tidak ada jawaban sama sekali dari mulut Azka. Farsya yang sudah lelah dan kesal juga karena ulah Azka, ia pun melanjutkan langkahnya lagi dengan cepat.

“Tunggu!” Baru saja Farsya berjalan beberapa langkah, suara lantang Azka seolah menginterupsikan dirinya untuk berhenti dan menoleh ke belakang lagi.

“Apa?” tanya Farsya malas.

“Dari mana?”

“Les.”

“Nggak dijemput?”

“Nggak.”

“Masuk!” Azka menyuruh Farsya masuk ke dalam mobilnya.

“Hah?!”

“Cepetan!” kata Azka yang tidak sabaran. Ia masuk lebih dulu ke dalam mobilnya. Sedangkan Farsya masih mematung dan tidak percaya kalau Azka mau mengantarnya pulang.

QIAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang