Empat Cincin

260 27 3
                                    

"Forbearing"
~Baeksoo : 02~



Seperti hari biasa, negara ini begitu sibuk akan aktivitas tanpa henti, padat. Seluruh manusia yang tinggal keluar dari persembunyian mereka ketika malam berakhir. Pejalan kaki maupun tranportasi pun seakan berebutan jalan untuk mengacu tujuan masing-masing. Untuk pagi seperti inipun, matahari bahkan belum nampak sempurna, mereka sudah berisik sesuai kepribadiannya. Tak dapat di pungkiri ternyata manusia memang mudah untuk di kendalikan oleh manusia lainnya.

Hangat matahari dapat Baekhyun rasakan tepat dibelakang tengkuknya sekarang. Bersyukur, sebab dingin tak benar-benar menyiksanya sampai akhir. Dari kecil Baekhyun sudah tak pernah bisa terpapar cuaca dingin bahkan sesuatu yang dingin sekaligus. Tubuhnya akan parah jika itu dapat memasuki sisi tubuhnya tanpa izin, dari kecil ia mempunyai alergi dingin. Benar - benar akan bersin sampai mata dan hidung memerah, tenggorokan serasa perih dan panas serta sulit untuk bernapas.
Alergi sangat menyulitkan hidupnya.

Menunggu Bus, sudah lama ia menantikan kedatang salah satu tranportasi umum itu bersama orang-orang lain di sekitarnya.
Tak ada bicara sepatah kata pun untuk mengikuti orang lain yang tengah asik berbincang di sekeliling, mungkin mereka bosan.

Sambil menunggu, Baekhyun memasangkan Earphone di kedua telinganya, mendengarkan lagu favoritnya Betcha hingga bus datang dan membawanya ke sekolah.


Entah kenapa tiba-tiba langit menghujani bumi kembali dengan rintik hujan. Baekhyun mengumpat, kali ini benar akan menyiksanya. Tepat saat itu, bus berhenti tepat di depan gerbang sekolahnya yang sudah banyak anak-anak lain bergerumul. Perlahan Baekhyun turun dan disusul anak-anak lainnya, melepaskan Earphone dan mulai melangkahkan kaki menuju memasuki sekolah. Namun, ketika Baekhyun hendak untuk menaiki anak tangga matanya tengah melihat sosok itu yang tengah bergurau. Sangat senang. Dengan pria lain yang tak bukanlah adalah sahabat sendiri. Mungkin sebaiknya Baekhyun tak pernah pantas untuk merasa cemburu, karena semua ini merupakan dasar permintaan pertolongan padanya.

Enggan untuk menatap lagi.
Tubuhnya ia balik tak pernah peduli.
Ia melangkah pergi menaiki tangga itu menuju kelasnya sampai suara tawa senang itu tak pernah terdengar lagi di telinganya.

Kelas-kelas lain berisik,anak-anak masih menguasai waktu sebelum pelajaran di mulai. Baekhyun melewati lorong itu begitu saja,meskipun satu gadis cantik yang dikenalinya yang berniat keluar tertahan karena mematung di tempat.
Tahu bahwa gadis itu tengah menatapnya dari belakang, namun sepertinya bukanlah waktu yang tepat untuk mendekati.

Baekhyun tahu gadis itu membutuhkan banyak waktu bicara bersamanya, Baekhyun juga tahu gadis itu khawatir padanya. Namun semua tersirat itu harus disembunyikan dengan tenang. Tamengnya tak akan cukup kuat jika bola besi menghancurkan sedetik rupa.

Ia menyanyangi waktu, ia juga membenci waktu.Membuatnya terkubur dalam tanah dengan keadaan hidup-hidup.
Menghela napasnya, tak perlu rasakan resahnya lagi, ia hapus jauh-jauh, ia fokuskan pada satu titik penyembuhan, langkah kakinya ia mantapkan keluar.

Ia tahu seseorang dengan gelar mantan sahabatnya tengah memberontak dalam diam.

Satu sahabat ialah Park Chanyeol.

Seorang sahabat kecil yang menampung banyak kenangan namun ketika dewasa menampilkan sisi lain. Perihatin karena hubungan persahabatan ini, memutuskan sebelah pihak kemudian menjadi tak saling sapa. Semuanya pernah ia rasakan.

Seperti mendengar hati yang terpecah, hujan rintik tadi kembali berubah menjadi deras yang kemudian disusul umpatan kasar di bibir tipis itu.

Hujan tengah menyiksanya.


Forbearing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang