Forbearing : Yang Menahan Hati

112 20 16
                                    












"Forbearing"
~Baeksoo = 09~


Malam yang panjang bersamaan dingin yang membelenggunya setiap saat. Bersamaan gelap yang menyelimutinya tiap hembusan nafas masih mengecap kehidupan. Bukannya ia merutuk, namun tak sedikitpun ia berniat apapun itu menjadi berantakan. Dengan segala kekacauan yang tidaklah benar, dan tak ada seorang pun yang mau menyelami suasana itu. Tapi, malam ini sudah terlihat, oleh sebab itu kini ia merasa takut. Tak ada bedanya seperti takut akan mati esok. Semuanya kacau.

Beberapa saat lalu, dokter mengatakan bahwa Jieun menderita cedera kepala serius serta tulang rusuk kirinya patah, hingga berimbas pada kesadarannya yang menurun. Jieun terancam mengalami koma jika ia tak tersadar malam ini. Kalimat sialan itu terus teriang-iang di otaknya, tak ada sedikitpun cela kalimat menenangkan yang mengikat.

Jadi, Baekhyun berdiri di sana. Tak sejengkalpun ia bergerak posisi, pun memperhatikan diri sendiri. Mata kosong tersirat sendu itu memandang tak ada arti, juga jantungnya berdetak menyakitkan. Baekhyun menarik napas susah, tenggorokannya terasa mencekik dirinya. Tidaklah menyenangkan berdiri sendiri disini, jadi Baekhyun menunduk atau melakukan apapun untuk memalingkan muka. Memang ia tidak bisa mendengarkan, tapi ia tahu suasana dalam kamar rawat itu.

Sesaat setelah tersadar, Kyungsoo kembali mengamuk di kamarnya. Gadis itu membuat semuanya makin berantakan, dengan luka luka gores yang sudah ada pada kulitnya. Kyungsoo menyakiti diri sendiri, mengancam semua orang bermaksud melepaskannya. Dan dengan semua hal yang menyakitkan relung pemuda yang melihatnya, bahwa semua itu karena dirinya.

Pemberontakan yang di lakukan Kyungsoo hanya semata-mata untuk orang tersayangnya, Baekhyun. Tak ayal, kaki itu bergetar berpijakan pada lantai marmer rumah sakit yang kini terasa dingin. Baekhyun diam, ia tak mampu lagi untuk berpikir. Semua hal yang mencoba untuk menenangkan Kyungsoo juga semua hal yang menyakiti hatinya ketika Kyungsoo menangis meraung dengan menyebut namanya berkali-kali. Tangis Baekhyun kembali pecah, ia membalikan tubuhnya dan melangkahkan kaki bergetarnya secepat dan sejauh yang ia bisa. Relungnya berteriak sakit. Kali tak terhitung, Baekhyun kembali hancur tak tersisa di karenakan Kyungsoo.

Apakah Baekhyun harus percaya bahwa dirinyalah yang harus jatuh?

Maka dari itu, setelah ia memijakan kakinya dirumah, dan melihat sang ibu berdiri menyambutnya dengan senyuman hangat. Kemudian memeluknya sebagai seorang ibu, mengelus lembut pucuk kepalanya dan berkata menenangkan. Maka saat itu pun, Baekhyun benar- benar percaya bahwa dirinya memang hancur.

"ibu.."

Baekhyun hanya bisa menyuarakan hal itu di tengah tangisannya kian menjadi. Dalam hati Baekhyun merutuk, menyalahkan semuanya yang menempatkannya. Juga amarah kacaunya yang selama ini ia pendam seorang diri, Baekhyun ingin menyuarakannya kepada sang ibu, barangkali sang ibu akan memberikan apa yang seorang anak butuhkan? Tapi lidahnya keluh, tenggorokannya tercekik.

Tak ayal, sang ibu turut bersedih, hatinya tercubit keras saat menatap anaknya menangis pilu di pelukannya. Serta memanggilnya dengan frustasi dan keputusasaan. Sang ibu dari awal tahu, bahwa hubungan Baekhyun dan Kyungsoo tidaklah sehat. Maka dari itu, sang ibu keras untuk memisahkan mereka berdua. Tapi semua tak berjalan lancar, ketika kedua orang tua Kyungsoo memohon agar Baekhyun tetap bersama putri mereka. Tak ayal, sang ibu marah tidak mau menempatkan anaknya untuk menderita. Dan untuk kali ini, biarkan sang ibu meminta untuk terakhir kalinya.

"Baekhyun-ah, katakanlah pada Kyungsoo yang sebenarnya, setelah itu berpisahlah" lirih sang ibu sembari menatap wajah sang anak yang sudah memerah karena tangisan.

"Ta-tapi.."

"Lakukan untuk ibu" Sang ibu menatap lekat sang anak yang kini menunduk sepenuhnya dengan sesegukan mendera juga sesekali air mata yang masih menetes dan mata yang bergerak liar. Ia menggenggam tangan baekhyun lembut dan membelai pipi sang anak yang basah akan air mata. "Baekhyun kau sadar bahwa Erotomania hanya menyiksa kalian berdua".

Forbearing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang