Dua Insan : Benangnya Terputus

77 9 8
                                    









"Forbearing"
~Baeksoo = 11~



















"Baekhyun".





Baekhyun mendongak. Wajah datarnya tidak berubah sama sekali ketika yang lebih tua itu datang. Dalam kata, Baekhyun sudah berani menunjukkan bahwa kebenarannya.

Yang tua--- tersenyum memaklumi. Bagaimanapun juga, mereka turut andil menyakiti anak lelaki itu.

"Baekhyun, bisa minta waktunya sebentar?" Tanya wanita paruh baya itu pelan, tak lupa senyum lembutnya ia utarakan juga. Mereka berharap sekali Baekhyun untuk memberikan waktunya untuk berbicara bersama, walau memang Baekhyun tidak akan sudi bertemu.

"Saya tidak punya banyak waktu". Ucap Baekhyun sejenak, ia melirik kedua pasangan suami istri didepannya. "Bicara saja disini. Saya sedang menjaga sahabat saya". Sambung Baekhyun pelan. Kentara sekali Baekhyun mulai bersikap dingin. Baekhyun membuat dinding tinggi diantaranya.

Seperti yang dilihat dari mata Baekhyun. Pasangan suami istri itu terlihat kecewa. Sang suami mengelus pundak istrinya. Kemudian, sang istri mengangguk sambil tersenyum.

"Baekhyun, baik-baik saja?". Tanya wanita paruh baya itu lembut. Ia tersenyum manis namun sangat menyesak dimata Baekhyun. Sebab senyuman yang mirip dengan Kyungsoo.

"Aku sakit". Singkat Baekhyun datar. Sekarang, bukan waktunya untuk berpura-pura lagi.

Benar sekali. Memangnya setelah yang terjadi, Baekhyun tetap baik-baik saja? Baekhyun bahagia? Kedua orang tua itu bodoh sekali, bukan?

"Ah, itu keadaan temanmu bagaimana?". Tanya suami setelah hening beberap saat.

"Koma". Baekhyun menjeda kalimatnya sesaat, ia menatap yang tua heran. "Anda melihat keadaannya di atap sekolah. Apa yang anda pikirkan dengan tubuh rusaknya kemarin?". Tanya Baekhyun terang-terangan.

Sedikit mengilu hati ketika ungkapan itu meluncur bebas namun tidak apa dikata. Bukankah Baekhyun memang sedingin ini sebelumnya?

Mereka berdua mengangguk.
"Kami akan bertanggung jawab. Pengobatannya kami tanggung sampai pemulihannya benar-benar selesai. Juga sekolahnya juga akan kami urus ketika ia harus kembali kesekolah nanti".

Penjelasan dari wanita baya itu membuat Baekhyun sedikit lega. Lantas, pria itu mengangguk paham.
"Kedua orang tua Jieun akan datang. Anda harus menjelaskan juga nanti". Baekhyun kembali berucap.

"Tujuan kami kesini memang seperti itu". Jawab sang pria baya. Ia tersenyum juga.

Baekhyun mengangguk. Pria itu memalingkan pandangannya sebentar, ia tidak sanggup hati melihat wajah kedua orang tua Kyungsoo. Apalagi senyum ibunya itu mirip seperti Kyungsoo. Lukanya masih basah, Baekhyun masih sangat sakit atau malah sekarat?

"Tentang Kyungsoo". Wanita paruh baya itu berhenti sejenak. Ia ingin sekali menangis saat dirasa Baekhyun semakin enggan mendengarkan. Pria itu kentara sekali tidak nyaman.

"Keluarga anda membuat saya hancur berapa kali. Ketahuilah bahwa saya juga berusaha memaafkan kalian semua". Ungkap Baekhyun menatap tepat di mata kedua orang tua Kyungsoo. Baekhyun menghela pelan.

Lagi. Tatapan itu yang mengasihinya. Tatapan yang tidak mengenakan jika memandangi dirinya. Baekhyun tidak butuh.

"Tidak ada gunanya mengutarakan perasaan sakit hati sekarang". Baekhyun mengatakan itu dengan jelas.

Membuat kedua orang tua itu terpengkur dibuatnya untuk sekian kalinya.

Baekhyun sesabar ini.

"Lupakan semua. Ini sudah berakhir. Kita tidak ada lagi hubungan apapun". Baekhyun berujar pelan dengan sangat sopan. Kemudian ia membungkuk 90 derajat kepada kedua orang tua Kyungsoo.

Forbearing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang