"Forbearing"
~ Baeksoo : 08 ~Katakanlah bahwa dirinya sudah gila. Jieun tidak akan mati-matian meneriakimu untuk menyangkal atau membunuhmu agar tetap bungkam. Lagi pula, Jieun tak pernah pedulikan semua hal di sekitarnya, seperti ketika semua keluarganya memandang dirinya seperti anak gila, tak ayal semua orang terdekatnya yang menjauhi karena ia menakutkan. Seperti sebelumnya Jieun tak mau merepotkan diri untuk menyahuti mereka yang berspekulasi tentangnya, tak akan pernah mau melibatkan dirinya terlalu dalam. Jieun sudah tahu betul, jika memang ia seperti itu. Ia lebih tahu dirinya, dan nyatanya Jieun memang sudah menggila.
Tak juga untuk hari ini, tanpa melewatkan hal penting yang sudah ia pikirkan matang-matang, susunan rencana dengan apik sudah ia mainkan. Tak peduli bagaimana dirinya akan di pandang setelah ini, karena sejauh ini ia sudah melakukan apa yang menurutnya benar. Jieun ingin jauh berada di langkah terdepan untuk satu kali saja, untuk hidupnya yang tak pernah tahu berada di posisi yang seharusnya. Jieun hanya sudah berada di ambang batas kesabaranya.
Semua hal yang telah ia ketahui tentang semua ini, sudah ia lepaskan tanpa ragu. Ia mengutarakan hal yang sesungguhnya tanpa kekurangan, ia menjelaskan semuanya. Hatinya lega, ia tersenyum. Tersenyum sangat lebar di tengah ia menatap bunga mawar itu tergelatak tanpa minta, sedikit bercak merah itu ada di tangkai berduri.
Jieun tak lagi menatap lantang sosok itu, sosok yang berdiri tak jauh darinya, Jieun sepenuhnya menunduk. Kyungsoo, lamat-lamat Jieun mendengar bagaimana Kyungsoo berteriak sangat keras dengan suara suara benda yang sengaja di lempar keras, Jieun di buat bergetar. Jieun sudah memikirkan ini, tentang beberapa hal yang diam diam ia ketahui. Namun, tetap saja berhadapan dengan Kyungsoo yang seperti ini adalah mimpi yang paling menakutkan.
Jieun dengan sepenuhnya menuduk, tubuhnya bergetar. Jieun tak lagi terisak di saat ia harus berhadapan langsung dengan Kyungsoo. Jieun takut kalau Baekhyun datang terlambat.
Jieun merintih, ternyata Kyungsoo tak main-main. Bercak merah yang hampir seluruh di seragam sekolahnya menandakan bahwa Jieun sudah sangat terluka. Banyak goresan luka melintang di tangannya yang mampu mengeluarkan darah, tak juga luka kepalanya berdenyut kencang di temani pusing yang berputar membuatnya mual hebat.
Itu semua Kyungsoo, Do Kyungsoo yang menoreh luka fisik kepada Jieun. Kyungsoo mengamuk, Setelah Jieun menjelaskan semuanya, tentang dirinya, Baekhyun dan juga Kyungsoo. Kyungsoo tidak terima, ia histeris untuk menyangkal kebenaran, lalu ia mengamuk seolah olah gadis berbibir hati itu psychopath. Tidak, semuanya benar. Kyungsoo memang psychopath gila.
Jieun tidak memperhatikan sekitaran, ia tak lagi memperhatikan dimana Kyungsoo. Tak ayal, ketika jengutan keras pada rambutnya membuat ia terlonjak karena sensasi sakit luar biasa.
Jieun menatap mata itu, mata bulat yang selalu diketahui orang banyak dengan binar kepolosan, akan tetapi mata itu kini menatap sengit.
"Jieun-ah" Kyungsoo memanggil, suaranya sangat lembut. Kyungsoo menatap Jieun dengan sangat datar kali ini. "Aku tahu kau iri kepadaku karena Baekhyun sangat mencintaiku, ia memilih aku. Lagi pula kenapa kau repot repot mencintai Baekhyun yang justru malah membencimu karena berusaha memisahkan kami eoh?" kyungsoo berkata pelan, sangat lembut.
Jieun menggeleng frustasi, entah kenapa kini air matanya meluruh begitu saja. Tidak! Bukan begitu maksudnya! Kyungsoo tidak mengerti!
Kyungsoo melepaskan jengutannya pada rambut Jieun, ia membenarkan posisi Jieun agar berada di posisi nyaman. Ia dudukan Jieun pada sandaran dinding tembok sekolah. Kyungsoo masih memandangi Jieun yang sepenuhnya masih menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbearing (END)
FanficKau yang tahu sesungguhnya. Jadi, tolong bersabarlah. Byun Baekhyun Do Kyungsoo