Rasa Berbicara

139 20 10
                                    

"Forbearing "
~ Baeksoo : 07 ~


Jieun menyeruput satu cangkir cup susu hangat, gadis itu terlihat sangat santai didalam duduknya. Sembari mengamati luar jendela yang sama sekali tidak ada apa-apanya, hanya gelap temaram hanya beberapa lampu jalan yang menerangi. Seperti perasaanya sekarang yang sudah mulai gelap, Jieun mencari penerangan itu tapi nyatanya menjauh. Jieun menghela napas, meskipun ia bersikap sedatar mungkin tapi tidak menutup kemungkinan bahwa Jieun merindukan. Menyeruput sesekali susu hangat itu, Jieun kembali menatap kedepan dan kosong di lihatnya. Sudah sangat lama ia menunggu diam-diam tanpa harus masuk kedalam rumah. Menunduk lalu menengadah kembali untuk melihat luar jendela, Jieun berusaha bersikap santai walaupun tidak bisa sama sekali.

Untuk memisahkan terasa sangat sulit untuknya, ataukah ia tidak bisa melakukan hal jahat seperti itu. Bodoh, hentikan pikiran itu! Seseorang tengah menahan sabar atas semuanya sampai membuatnya muak.

Nyatanya, ia mengacuhkan seseorang yang tengah bersamanya. Tengah duduk di samping kursi depan Kemudi. Seorang yang sedari tadi mengamatinya dalam diam.

Chanyeol.

Pria itu dengan terpaksa mengikuti kemauan Jieun untuk menemaninya. Awalnya ia tidak tahu kemana ia dibawa pergi, namun jika seperti ini Chanyeol rela untuk meninggalkan Jieun detik itu juga. Tak asing lagi bagi Chanyeol, rumah itu yang dulunya sering ia datangi untuk bermain kini kembali ia datangi. Chanyeol tidak tahu apa yang akan ia lakukan ketika ia harus bertemu dengan salah satu anggota keluarga rumah itu.

Menghembus napas kasar, bisa saja Chanyeol membuka pintu mobil dan pergi begitu saja. Namun, Jieun mengunci semua pintu sehingga membuatnya harus tak mau berdiam diri  dan terduduk.

Chanyeol berdecak, Jieun tahu decakan keras itu dan kembali mengacuhkan. Gadis itu tahu bahwa pria yang bersamanya kini tengah mengaduh hanya semata kejengkelan tiada ampun.
Jieun hanya fokus untuk menunggu seseorang yang sampai sekarang tidak muncul batang hidungnya.

Menyenderkan tubuhnya malas, Chanyeol dengan terpaksa kembali diam hening. Menatap kedepan kalau-kalau ada sesuatu yang membuatnya merasa terhibur dalam kebosanan ini. Tapi, Chanyeol mengerutkan dahi ketika mendapati bayangan sesuatu yang tengah berjalan menghampiri mobil mereka ---- mobil Jieun atau memang tengah melewati jalanan ini. Chanyeol menyipit mata, sampai pemuda ia tiba-tiba merasa jantungnya berdetak.

Meskipun Chanyeol sudah tahu bahwa Jieun akan menemui pria itu, tetap saja Chanyeol tidak benar-benar dalam keadaan siap. Menoleh ketika Jieun meletakan cup susu hangat itu di dashboard mobil kemudian keluar dari mobil dan mulai melangkah mendekati gerbang rumah. Chanyeol hanya berani memperhatikan Jieun berdiri di luar sana.





Baekhyun tahu jika Jieun akan menemuinya, ia sudah menduga bahwa gadis itu tidak akan kehilangan cara untuk berbicara padanya. Santai, Baekhyun menghampiri dalam diam dan menengadahkan wajah datarnya untuk melihat Jieun yang sedari tadi menatapnya. Gadis itu bersandar di tembok pagar dengan bersedekap dada. Menatap Jieun adalah hal biasa, namun Baekhyun sangat tidak bisa untuk berlama-lama berada di sekita gadis itu.

Jieun menunduk dan memainkan kakinya, Baekhyun tahu satu kebiasaan Jieun yang mencerminkan bahwa gadis itu tengah merasa bingung. Mengeratkan jaket, Baekhyun masih diam membisu ia ingin menunggu suara yang keluar dari bibir Jieun.

Menghembuskan napas, Jieun kembali menatapnya namun dengan pandangan jengkel dan tak suka. Baekhyun tentu saja tahu perihal itu.
"Bisa kita bicara?".

Entah untuk berapa kali Jieun mengatakan itu kepada Baekhyun selama ini, menatap Jieun dengan mata yang teduh. Gadis itu memohon. Hanya saja Jieun merasa ia juga harus menyatakan seluruh perasaannya.

Forbearing (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang