Little hope

891 119 30
                                    

Jika di bilang sudah terlalu parah mungkin tidak, tapi sepertinya sudah semakin jauh dari sebuah harapan.

"Pernikahan ini memang seharusnya tidak pernah ada, benar?"

Jinhwan diam tak bersuara, namun kepala nya yang menunduk itu perlahan mengangguk patah-patah.

"Ini baru bulan ke delapan, masih terlalu jauh untuk sebuah perceraian. Benar kan?"

Kembali si cantik mengangguk.

"Kenapa menunduk? Apa sekarang kau sudah enggan menatap ku? Aku masih suami sah mu"
"Bu.. Bukan begitu. Maaf"
"Aku pergi sekarang, jaga rumah. Kabari aku jika ingin keluar rumah"
"Ya"
"Kim Jinhwan, tatap suami mu saat berbicara"

Terdengar nafas yang sedikit tersengal dan pergerakan mengusap wajah sebelum si cantik mengangkat kepala nya, menatap sang suami dengan senyum yang ia paksakan.

"Hati-hati di jalan, semoga pekerjaan mu cepat selesai. Selamat pagi"ucap Jinhwan sebelum berjalan cepat meninggalkan meja makan, berlari kecil memasuki kamar nya.
"Apa baru saja ia menangis?"
.
.
.
"Sudah ku bilang itu hanya akan merugikan mu. Kenapa nekat menerima perjodohan bodoh itu? Lihat sekarang? Kau jatuh cinta pada lelaki seperti Kim Hanbin. Dia sama sekali tidak pantas untukmu mengingat kelakuan nya dulu. Berganti wanita setiap minggu. Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat menerima perjodohan itu, Jinan?"cerocos Yunhyeong dengan wajah merah padam menahan amarahnya.
"Aku hanya, aku hanya terlalu menyukai nya"jawab Jinhwan lemah.
"Itu kesalahan mu. Mencintai lelaki bejat sepertinya"
"Ya, aku salah sejak awal"
"Lalu sekarang kau mau bagaimana? Mengungkapkan perasaan mu? Begitu?"
"Tidak tau"
"Kalian pernah tidur bersama?"tanya Yunhyeong berbisik.
"Iya, kamar kami kan sama"
"Maksudku lebih dari sekedar tidur berdampingan"ralat Yunhyeong.

Wajah Jinhwan seketika memerah setelah mengerti maksud sahabat baik nya itu.

"Ti.. Tidak"
"Dan kau pikir dia tertarik padamu? Jangan menaruh banyak harapan pada lelaki seperti itu, Jinan"
"Maksud mu?"tanya Jinhwan tak mengerti.
"Kalau dia memiliki perasaan padamu, dia tidak akan mendiamkan mu selama 8 bulan ini. Setidaknya dia pasti akan mencoba menyentuh mu"
"Tapi-"
"Tapi apa?"
"Dia sering mencium ku"

Brush

"Ya!! Song Yunhyeong! Baju ku basah!!"seru Jinhwan marah kala sahabat baik nya itu menyemburkan minuman yang belum berhasil di telan nya.
"Katakan sekali lagi"
"Bajuku basah!"
"Bukan yang itu, bodoh. Sebelum nya"
"Huh?"
"Ck, kau bilang Hanbin pernah mencium mu?"

Jinhwan mengangguk.

"Kapan?"
"Setiap pulang kerja, sebelum tidur, kadang sebelum berangkat kerja juga"jawab Jinhwan.
"Ya!! Harusnya ini awal tapi kenapa tidak ada kemajuan sama sekali? Ini kau atau dia yang bodoh? Atau kalian berdua memang sama-sama bodoh?"
"Kenapa mengatai?!"omel Jinhwan.
"Karna itu pantas untuk kalian"

Jinhwan mendengus, membuang muka.
.
.
.
Hanbin baru saja masuk ke dalam rumah saat mendapati Jinhwan tengah menggendong seekor kucing di teras rumah.

"Milik siapa?"
"Ya Tuhan, kau mengagetkan ku! Ini milik Yoyo, titip sehari saja"

Hanbin hanya tersenyum tipis, menghampiri Jinhwan yang sudah kembali sibuk dengan kucing putih di gendongan nya sampai tak sadar jika suami nya mendekat lalu memberi kecupan singkat pada dahi nya.

"Cepat masuk, di luar dingin. Cardigan mu terlalu tipis"titah Hanbin.
"Ya"

Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah besar itu. Jinhwan masukkan kucing Yunhyeong ke dalam kandang nya lalu menghampiri suami nya untuk menerima jas dan tas kerja Hanbin.

Binhwan - ikon 💗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang