09. Apel dan Cinta Terlarang

26.3K 3.7K 629
                                    


Jawabannya ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak.
Anak yang tangkas, dan juga pemberani~

Untuk yang ke-357622185 kalinya, Rindang melirik potongan-potongan apel yang dikupaskan Sashi di samping tempat tidur Ursa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk yang ke-357622185 kalinya, Rindang melirik potongan-potongan apel yang dikupaskan Sashi di samping tempat tidur Ursa. Bagian putih yang biasanya sangat segar mulai berubah kecokelatan. Hal itu membuat Rindang gelisah. Ada dua hal yang paling tidak tahan ia lihat di dunia ini: es krim mencair dan apel berubah warna karena udara. Dua-duanya harus cepat dimakan, supaya berada di mulut dalam kondisi terbaik.

"Cha, nggak dimakan, apelnya? Sayang, udah dikupas," lirihnya, antara takut dan tidak berani melihat tampang Ursa yang masih antara sadar dan tidak sadar.

"Enggak," jawab Ursa, setelah mengambil jeda sekian detik.

Rindang mengangguk. Meski pikirannya tidak bisa lama tenang.

"Sudah mulai cokelat, Cha."

Oke, Rindang mulai gemas. Itu mulai kecokelatan, Cha! Nanti layu, gak segar, dan kurang enak! Frustrasi sekali rasanya. Ia tidak tega dengan apel yang teronggok di piring tanpa disentuh. Sementara Sashi juga tampak tidak peduli. Ia masih berceloteh panjang lebar seraya sesekali menegur Aru untuk tidak berlarian dalam ruangan.

"Ursa periksa dulu, ya." Samar-samar Rindang mendengar seseorang berucap, yang membuat ia dan kedua temannya harus bergeser untuk memberikan ruang pada dokternya Ursa.

Setelah Dokter Eros masuk untuk memberikan pengecekan rutin. Ketika ia menekuk-nekuk kedua kakinya dan memeriksa bagian-bagian lain, Ursa tampak lebih pendiam dari biasanya dengan wajah semerah kulit apel, yang merah, bukan yang hijau. Sementara Sashi masih sibuk menjaga Aru agar diam di tempat dan─tunggu, kapan beliau keluar dari ruangan? Apa beliau pakai jurus menghilang menggunakan Shunshin no Jutsu tadi?

Ataukah Hiraishin no Jutsu seperti Hokage keempat?

Oke, bukan itu intinya. Intinya, tidak ada seorangpun yang mau peduli dan mengulurkan tangan pada apel yang malang.

Baiklah, ini demi kemaslahatan apel, tekad Rindang dalam hati. Rindang mencomot seiris apel dan mulai memakannya dalam diam di tengah perdebatan soal jari Dokter Eros dan perasaan Ursa padanya. Lalu iris kedua, ketiga, dan seterusnya, sementara otaknya mulai sibuk berproses. Ia mengabaikan celotehan sekitar yang mirip dengung lebah.

Dari tadi, sejak Sashi menyambangi apartemen dan menyeretnya ke dalam mobil untuk menjenguk Ursa di rumah sakit, Rindang tidak bisa fokus. Memikirkan cerita abal-abal yang dengan iseng, dan dengan motif kuat ia mulai tulis semalam di media sosial Twitter. Pengikutnya tidak begitu banyak. Fanfiksi yang ditulis tidak cukup tenar. Anehnya, cerita mini bersambung yang dimasukkan dalam utas, mendapat respon bagus dari orang-orang. Bahkan sepuluh kali lipat lebih besar dari biasanya. Mereka memintanya untuk melanjutkan. Tetapi, Rindang masih stuck hingga sekarang. Apel mengalihkan dunianya.

RINDANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang