Simbah

22 5 0
                                    

malam ini aku sedang menunggu kedatangan ibu dan kaka mertuaku dari sukabumi di kosan pacarku zeta namanya, pria tinggi berkulit putih yang cukup tampan menurutku.

aku diajak oleh zeta dan keluarganya untuk pergi kejogja dalam rangka seribu harian almarhum simbah nya. sekaligus zeta ingin mengenalkanku pada keluarga besar nya di jogja.

kami berangkat naik kereta dari stasiun bandung jam 21.00, perjalanan yang kami tempuh sekitar 8 jam, selama di kereta aku dan zeta tertidur sampai kami dibangunkan oleh ibu zeta karena sudah sampai di stasiun sekitar pukul 05.00

tiba di stasiun kami di jemput menggunakan mobil oleh pakde Supomo, karena perjalanan kami masih berlanjut sekitar 1jam ke wonosari.

sesampainya di rumah simbah zeta, zeta mengajakku untuk bersalaman serta memperkenalkanku pada keluarga besar nya.

menuju sore hari aku di ajak ke pendopo milik simbah oleh bude zeta untuk membantu menyiapkan tempat acara seribu harian almarhum simbah.

bude meminta tolong padaku untuk membawa bantal-bantal lama kedalam kamar nana sembari menunjuk ke arah depan pintu tertutup gorden berwarna pink, lalu aku membuka gorden itu dan aku lihat sebuah ruangan yang berisi tiga kamar entah milik siapa.

"duh, kamar nana yang mana? kupikir hanya satu kamar saja disini."

tak lama itu keluar seorang wanita paruh baya dengan anggun nya, menggunakan sanggul berhias melati, menggunakan sebuah kebaya berwarna pink salem berjalan menghampiri.

"letakkan saja dikamar itu nduk"
wanita itu menunjuk ke kamar yang ada di sebelah kiri ruangan itu

"letakkan saja dikamar itu nduk" wanita itu menunjuk ke kamar yang ada di sebelah kiri ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"baik nek, terimakasih" sambil tersenyum dan menganggukkan kepalaku pada wanita itu.

aku pun langsung menuju ke kamar yang ditunjuk nenek tadi untuk menyimpan bantal-bantal tadi. setelah selesai menyimpan aku langsung keluar kamar dan melihat nenek tadi sudah tidak ada.

aku menghampiri kembali bude di ruang teras, dan aku lihat ada zeta serta ibunya disitu.

"habis dari mana nak?" tanya ibu zeta padaku

"itu bu habis simpan bantal di kamar nana"

karena penasaranku tadi terhadap wanita paruh baya itu akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada ibu zeta.

"oh ya bu, tadi sefi liat ada nenek-nek pakai kebaya warna pink gitu di ruangan itu, hmm sefi gatau itu siapa, soalnya pas tadi zeta kenalin nenek itu engga ada. kira-kira itu siap bu? biar sefi kenal juga"

ibu zeta pun tercengang mendengar ucapanku barusan, lalu ia pergi ke rumah simbah tergesa-gesa.

loh mas, kok ibu pergi? ujarku pada zeta

zeta : "benar kamu lihat nenek-nenek di pendopo?"

sefi : iyalah bener, masa ia aku bohong! orang tadi kita sempet ngobrol juga! aku menjawab dengan nada kesal pada zeta karena seolah-olah dia tak percaya dengan apa yang aku lihat.

ibu zeta datang kembali padaku dengan membawa foto berbingkai, kemudian menunjukkan foto wanita paruh baya yang tadi aku lihat.

ibu : "nak, kamu tadi liat nenek ini?"

sefi : "iya bu betul nenek ini yang tadi aku liat disana"

ibu : " ya ampuun, kamu mau tau siapa yang tadi kamu liat?

aku pun menganggukkan kepalaku, karena inin tau siapa nenek itu

ibu : " itu tadi simbah putri nak, kita kesini kan mau seribu harian nya simbah. simbah memang selalu mengenakan kebaya dengan sanggul hias melati jika berada di pendopo ini.

"innalillahi" aku pun kaget mendengar siapa yang aku temui tadi di kamar itu.

******
-Terimakasih sudah membaca cerita ini, tunggu cerita" lain dari aku ya :) semoga kalian senang dengan ceritaku ini, please kasih support kalian dengan cara vote jika kalian suka, serta berikan saran kalian di kolom komentar agar tulisanku lebih baik kedepannya-





Hanya Perasaanku SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang