Kanibalisme

384 41 2
                                        

Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini disebut anthropophagus(Bahasa Yunani anthrôpos, “manusia” danphagein, "makan"). Secara etimologis kata “kanibal” merupakan kata pungutan dari Bahasa Belanda yang pada gilirannya memungut dari Bahasa Spanyol; “canibal” yang berarti orang dari Karibia.

Selain di Karibia, di Amerika hal ini pada zaman dahulu kala banyak terjadi pula, misalnya di antara suku Anasazi, Bangsa Maya dan Aztek. Selain itu di Asia-Pasifik, kanibalisme juga pernah ditemukan. Antara lain di antara suku Batak di Sumatra Utara, suku Dayak di Kalimantan, suku Asmat diPapua, beberapa suku lainnya di Papua Barat maupun Timur, Fiji dan daerah Melanesia lainnya. Di Papua Nugini di antara suku Fore, kanibalisme menimbulkan penyakit kuru.

Ada beberapa petunjuk bahwa kanibalisme secara ritual juga pernah muncul di pulauJawa, Bali dan Sulawesi. Jadi secara praktis hampir di seluruh Indonesia.

Masih ingatkah anda dengan Sumanto? Orang yang dihukum selama lima tahun lantaran mencuri mayat dan memakan dagingnya. Sumanto percaya jika memakan daging manusia ia akan mendapatkan sebuah kesaktian hingga menjadi orang yang lebih kuat. Kasus kanibal yang dilakukan Sumanto sontak membuat publik gempar. Bahkan saking viralnya hingga dibuatkan film yang mengisahkan perjalan hidupnya.

Publik Indonesia menganggap kanibalisme adalah hal mengerikan. Bahkan mereka sangat percaya di dalam kebudayaan Indonesia, atau kebudayaan Nusantara tidak mungkin ada hal semacam ini. Kanibalisme hanya ada di suku-suku pelosok seperti Amazon. Sayangnya, dalam sejarah tercatat banyak sekali praktik kanibalisme di Nusantara. Beberapa di antaranya bahkan sempat menggegerkan dunia barat. Berikut sejarah kanibalisme di Indonesia!

1. Kisah Perjalanan Marcopolo dari Italia ke Sumatra (1292)

Saat perjalanan ke Sumatra, Marco Polo merasa kaget mendapati banyak warga yang memakan daging manusia. Bukannya takut, Marco Polo justru semakin penasaran hingga sampai ke Kerajaan Dagroian di daerah Pidie, Aceh. Masyarakat sana memiliki kebiasaan memakan saudaranya yang sedang sakit dengan maksud agar mereka tidak menderita terlalu lama. Mati tenang dengan cepat. Setelah itu daging dari orang itu dimasak dan dimakan bersama-sama hingga tak bersisa. Karena daging yang bersisa merupakan wujud dari kesialan.

2. Kanibalisme Abad ke-12 yang Ditemukan Seorang Arkeolog (1935)

Seorang arkeolog bernama Friedrich Schnitger menemukan sebuah fakta mengerikan terkait suku kanibal di masa lalu. Ia menemukan sebuah reruntuhan candi di Padang Lawas, Sumatra Selatan yang dipercaya sebagai sisa kerajaan Poli pada abad ke-12 masehi. Schnitger menduga jika kerajaan ini berasal dari sekte yang bernama Bhairawa. Orang-orang dari sekte ini memuja dewa-dewa yang memiliki wujud seperti setan.

Ritual kanibalisme biasanya dilakukan saat senja sebelum matahari terbenam. Orang yang akan dikorbankan dibaringkan di altar. Lalu pendeta akan mengambil jantungnya, dan menaruh darah dalam sebuah wadah tengkorak lalu meminumnya sampai habis.

3. Kanibalisme Sebagai Hukuman Bagi Orang yang Bersalah (1844)

Masih dari Pulau Sumatra, kanibalisme ternyata juga terjadi di suku Batak kuno. Kala itu, membunuh dan memakan orang adalah sebuah simbol dari melaksanakan hukuman. Biasanya mereka akan menangkap orang sebagai tawanan perang. Jika orang ini tak mampu menebus dirinya sendiri maka ia akan dibunuh.

Ilustrasi Kanibalisme untuk hukuman [image source]Marco Polo juga menulis kisah ini. Ia bertutur jika setelah dibunuh, mayat akan dimakan saat itu juga. Dengan begitu hukuman akan selesai dan tidak akan memikirkan lagi balas dendam yang dipandang menyusahkan.

Mental Health AwarenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang