Self Harm: Ketika Menyakiti Diri Jadi Pilihan untuk Salurkan Rasa Sakit
Liputan6.com, Jakarta Self-harm masih dianggap tabu untuk dibicarakan. Anggapan bahwa self-harm hanya aksi untuk mencari perhatian, tidak tahu rasa bersyukur terhadap hidup, atau sesuatu yang menakutkan turut menjadi alasan. Padahal, bisa saja di antara kita, atau bahkan diri kita sendiri pernah melakukan, lalu merasa bingung untuk terbebas dari self-harm.
Apa itu Self-Harm?
Self-harm adalah ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit. Menyakiti diri dapat dilakukan secara fisik, seperti menyayat, mencakar, memukul, menggigit, membenturkan kepala ke dinding, menarik rambut, menelan sesuatu yang berbahaya, atau overdosis zat tertentu.
Menyakiti diri juga dapat dilakukan secara halus, seperti tidak memerhatikan kondisi fisik, tidak memedulikan kebutuhan emosional, atau menempatkan diri pada situasi yang berbahaya.
Mengapa Melakukan Self-Harm?
Kebanyakan orang yang melakukan self-harm bukan untuk percobaan bunuh diri, meskipun percobaan bunuh diri juga membutuhkan aksi untuk menyakiti diri sendiri. Self-harm termasuk dalam kategori nonsuicidal self-injury (NSSI). NSSI adalah menyakiti tubuh secara disengaja tanpa berniat untuk bunuh diri dan untuk tujuan yang tidak disetujui secara sosial.
Ada berbagai macam alasan yang melatarbelakangi terjadinya self-harm
Pengaruh Masa Kecil
Ada yang sejak kecil tidak dibolehkan untuk merasakan emosi negatif, seperti sedih, sakit dan kecewa. Ketika merasakan emosi negatif itu, ia malah akan diejek, dimarahi, atau tidak diakui sebagai anak. Pernyataan misalnya, “Kamu enggak boleh nangis, kalau nangis tandanya lemah, bukan anak mama.” atau “Ayo harus kuat, masa kayak gitu aja udah sakit.” Sulit Mengekspresikan Emosi
Self-harm menjadi pilihan karena sulit rasanya mengungkapkan beban berat yang dirasakan melalui kata-kata. Menyakiti diri di mana lukanya dapat terlihat jelas di mata orang lain juga menjadi cara untuk menunjukkan betapa buruknya kondisi yang dirasakan.Lebih baik merasa sakit
Bagi seseorang yang merasa diabaikan, tidak dicintai, atau mengalami “mati rasa” dalam hidupnya, merasakan sakit adalah pilihan yang lebih baik.
Pengaruh Pandangan terhadap diri
seseorang yang merasa rendah diri (self-esteem rendah) atau membenci dirinya sendiri melihat self-harm sebagai pengalihan atas emosi yang dirasakan, seperti marah, benci, jijik, sepi dan tertekan. Ketika ia menyakiti diri sendiri, maka akan merasa lebih lega karena telah mengalihkan emosi-emosi tersebut pada sakit fisik yang dirasakan.Membantu untuk Fokus Kembali
Seseorang yang mengalami trauma atau pengalaman pahit lainnya bisa teringat kembali pada masa menyakitkan itu tanpa disadari.Demi bisa kembali fokus pada situasi saat ini, self-harm pun dilakukan.
Menghukum Diri Sendiri
Biasanya hal ini dikarenakan pengalaman pahit di waktu dulu, seperti mengalami kekerasan atau perundungan. Karena pernah mengalami itu, muncul keyakinan bahwa mereka memang pantas untuk dirundung, pantas untuk diberi kekerasan dalam pikirannya.Sebuah survei yang dilakukan di Inggris menemukan, orang yang memiliki gejala gangguan mental cenderung lebih banyak yang menyakiti dirinya di masa lalu.
Psikologi untuk Liputan6.com
Ada berbagai macam alasan yang melatarbelakangi terjadinya self-harm
Pengaruh Masa Kecil
Ada yang sejak kecil tidak dibolehkan untuk merasakan emosi negatif, seperti sedih, sakit dan kecewa. Ketika merasakan emosi negatif itu, ia malah akan diejek, dimarahi, atau tidak diakui sebagai anak. Pernyataan misalnya, “Kamu enggak boleh nangis, kalau nangis tandanya lemah, bukan anak mama.” atau “Ayo harus kuat, masa kayak gitu aja udah sakit.” Sulit Mengekspresikan Emosi
Self-harm menjadi pilihan karena sulit rasanya mengungkapkan beban berat yang dirasakan melalui kata-kata. Menyakiti diri di mana lukanya dapat terlihat jelas di mata orang lain juga menjadi cara untuk menunjukkan betapa buruknya kondisi yang dirasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mental Health Awareness
Sci-fiAku bukan si ahli perangkai kata, hanya saja penikmat kesedihan dan ketersiksaan yang orang lain rasa. Melihat mereka tersiksa kebahagiaan tersendiriku. Mau mendengar kisah kisah ku? jangan baca jika kalian tak sanggup membacanya, jangan salahkan ak...