Setelah sampai di cafe depan sekolah, Dika langsung memilih tempat duduk dekat jendela yang sangat pas buat ngobrol dengan Reza.
"Za, Lo mau pesen apa?" Tanya Dika.
Reza nampak berfikir sebentar sambil melihat lihat menunya.
"Gue pesen ini aja Dik." Jawab Reza setelah dia menemukan menu yang dicarinya.
"Udah? Ini doang?" Tanya Dika dengan dahi yang sedikit mengkerut. Seheran itu kah? Emang ada yang salah?
Sedangkan Reza hanya ngangguk kecil saja tanpa menjawabnya.
"Za, tapi gue pengen makan. Boleh ga?" Tanya Dika dengan melas.
Kini Reza tahu mengapa tadi dia bertanya dengan begitu keheranan.
"Santai aja kali Dik. Kaya yang ke siapa aja." Ujar Reza dengan santainya yang membuat mata Dika kini berbinar.
"Asikk, makasi Za. Sayang kamu deh." Ucap Dika dengan nada so imut nya, ditambah dengan gerakan bibir yang seperti akan mencium.
"Anjir woi! Jijik Dik! Gue masih normal kali." Ucap Reza dengan sontak.
"Yaelah, gue juga Masi normal kali. Udah ah bay gue mau pesen dulu."
Dika berjalan pergi ketempat pemesanan meninggalkan Reza yang kini sedang menatapnya dengan pandangan yang sedikit was was.
•••
Setelah puas dengan rebahan nya, kini Rubby yang sudah ganti baju menuju belakang rumahnya dengan membawa sebuah buku dan pena.
Entah buat apa.
Rubby bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Makanya ia membawa sebuah buku dan pena. Biasanya, ketika Rubby lagi ga ada kerjaan dia suka bikin cerita cerita pendek.
Dia pernah menulis beberapa judul cerita, namun, tak pernah ada satupun yang berhasil ia selesaikan.
"Gue nulis apa ya?" Tanya Rubby pada dirinya sendiri. Selalu saja seperti itu.
Bukannya menulis, kini Rubby justru malah menggambar sesuatu.
Rubby menggambar seorang perempuan berambut panjang lurus yang mungkin itu dirinya. Dan ia menggambar seorang lainnya. Namun ditengah ia sedang asik dengan gambarnya, Anis mamanya memanggil ia dari dapur.
Rubby yang mendengar teriakan mamanya itu langsung bergegas ke dapur.
Rubby tidak peduli dengan gambarnya, ia tinggalkan gambarnya itu begitu saja tanpa menyimpannya kembali ke kamarnya. Rubby sedikit agak jorok emang.
Setelah sampai di dapur, Rubby melihat mamanya sedang membuat sesuatu.
"Ada apa ma? Mama bikin apa itu?" Tanya Rubby kepada Anis.
"Ini mama lagi bikin kue, kamu bantuin mama ya? Mama nanti malam mau pergi ketempat nenek kamu, dia lagi sakit. Tadi Tante Tika telpon mama." Ujar Anis panjang lebar yang ditanggapin anggukan kepala oleh Rubby.
"Iya ma, sini Rubby bantuin." Ucap Rubby. Anis tersenyum.
•••
"Taraaaa!! Silahkan Raja." Ucap Dika sambil menyimpan pesenan Reza di meja seolah dia adalah seorang plajurit yang disuruh oleh rajanya.
"Terimakasih plajurit tersayang. Silahkan kamu kembali ke dapur dan cuci piring." Balas Reza dengan santainya.
Dika yang mendengar balasan Reza pun sontak memberikan plototan.
"Wah enak saja kau Raja. Kita kan kesini mau makan bareng. Masa saya plajurit terganteng mu ini di suruh cuci piring sih." Balas Dika dengan nada yang so imut.
"Ga papa dong. Saya kan Rajanya. Sedangkan kamu apa ha? Hanya seorang plajurit doang." Balas Reza lagi dengan nada yang sangat menyebalkan sehingga membuat Dika yang memang agak baperan terpancing emosi nya.
"GAK BISA GITU DONG. GA BAKAL ADA SEORANG RAJA KALO GA ADA YANG JADI PELAJURITNYA!" Tegas Dika dengan suara yang sedikit agak keras sehingga orang orang yang ada di cafe melirik ke arah mereka.
Reza yang kaget dengan perlakuan Dika, sontak ia membekap mulu Dika dengan tangannya, dan sedikit menundukkan kepala sambil tersenyum dan minta maaf kepada pengunjung lain.
"Dika tai lo malu maluin aja. Udah sana cepetan makan abis itu pulang. Malu gue bangsat." Ucap Reza kepada Dika dengan sedikit membisik.
"Abis Lo ngeselin Za. Udah tau gue baperan." Dika balas membisik.
"Udah sana cepetan makannya." Jawab Reza. Dan Dika pun memakan pesenan nya dengan sedikit buru buru.
GGG emang, Ganteng Ganteng Gila.
•••
Setelah beberapa jam Rubby dan Anis berkutat di dapur, akhirnya kue yang mereka buat jadi juga.
"Yeay berhasil." Seru Anis. Rubby tersenyum melihat mama nya yang tampak sangat senang dengan hasil buatannya itu.
"Ayo By bantuin mama masuk masukin kue nya ke sini." Ucap Anis yang di balas oleh anggukan kecil dari Rubby.
Tak lama kemudian terdengar suara mobil yang berhenti.
"Siapa ma?" Tanya Rubby kepada Anis.
Anis nampak kebingungan, pasalnya dia pun tidak tahu yang datang itu siapa.
"Assalamualaikum, Rubby ayah pulang nih. Kamu ga mau nyambut gitu?" Ucap seorang pria dewasa dari luar rumah.
"Waalaikumsalam, papa? LOH PAPA PULANGG?" Teriak Rubby dari dalam rumah.
Tanpa pamit kepada mamanya, Rubby pergi begitu saja dan langsung membuka kan pintu untuk papa nya.
Setelah pintu dibuka, terlihat seorang pria dewasa itu yang tak lain adalah papanya Rubby. Ia masih menggunakan kemeja kerjanya.
Tanpa aba aba, Rubby langsung memeluk papanya itu. Dan diikutin oleh Anis dari belakang. Raga papanya Rubby pun balas memeluk mereka berdua.
"Yaampun kalian kangen banget ya sama papa?" Tanya Raga. Terlihat kini Rubby meneteskan air matanya.
"Rubby kangen banget tau sama papa." Rengek Rubby. Rubby memang manja emang kalo sama papanya.
"Aku juga kangen tau mas. Kamu mau pulang kenapa ga bilang aku dulu sih? Kan aku jadi kaget gini." Ucap Anis yang kini juga meneteskan air matanya sambil tersenyum geli.
"Kan biar surprise gitu. Udah yu ah masuk, kita kangen kangenan nya didalam aja." Ucap Raga sambil mengajak anak dan istrinya itu kedalam.
•••
Jangan lupa vote & comment gaiseu😚
Nih bonus buat yang suka vote & comment, kalian dapet salam dari duo GGG;v
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP
Novela JuvenilIni merupakan sebuah kisah tentang seseorang yang anti sekali dengan yang namanya pertemanan. Namun, tiba tiba seseorang tersebut mempunyai seorang sahabat dan justru dia malah bergantung kepada sahabatnya itu. Penasaran? Yu tinggal dibaca aja:) si...