Ini merupakan sebuah kisah tentang seseorang yang anti sekali dengan yang namanya pertemanan.
Namun, tiba tiba seseorang tersebut mempunyai seorang sahabat dan justru dia malah bergantung kepada sahabatnya itu.
Penasaran? Yu tinggal dibaca aja:) si...
"Apaan sih Dik? Masih pagi gini." Jawab cowok itu, yang ternyata adalah Reza.
"Lo itu harus sekolah bego! Sekarang kan hari pertama lu di sekolah gue." Seru Dika.
"Apaan sih? Orang itu sekolah orang lain bukan sekolah Lo." Jawab Reza dengan santai. Bukannya mandi, Reza justru malah pergi ke dapur dan mengambil minuman bersoda.
"Za! Lo gila apa? Masih pagi bego jangan dulu minum es. Pantesan semalam orang tua Lo nitipin Lo kaya yang ga rela gitu, ternyata Lo gini." Ucap Dika tidak menyangka.
"Lebay Lo Dik, udah lah sana kalo Lo mau ke sekolah. Gue besok aja sekolahnya." Ucap Reza.
Memang, semalam orang tua Reza mengizinkan anaknya itu tinggal di kostan Dika. Tetapi, ketika Dika dan Reza pamit untuk pergi ke kostan, wajah orang tua Reza tampak sedikit ragu.
Mungkin karena ini.
"Za. Lo kok jadi kaya gini sih? Perasaan dulu ga gini gini amat." Ucap Dika keheranan.
Dulu, pertama kali Dika bertemu dengan Reza memang dalam situasi yang tidak lazim. Karena mereka ketemu ketika mereka sedang di hukum. Waktu itu mereka dihukum pas pertama kali mereka menjalani MOS.
Dika dihukum karena telat beberapa menit saja, sedangkan Reza dihukum karena dia tidak memakai peralatan yang sudah ditentukan.
Dulu Reza memang nampak seperti badboy, tetapi setelah mereka kenal Reza tidak menunjukan sisi badboy nya itu.
Karena itu, kini Dika sedikit tidak percaya atas perilaku Reza kali ini.
Setahu Dika, semalas malasnya Reza, lebih malas lagi dia yang dulu tidak suka membawa buku paket akibat rasa malasnya.
Sedangkan Reza, dia selalu membawanya. Mau seberapa beratpun dia selalu membawanya. Bahkan ketika tas nya penuh, Reza memilih untuk membawa tas dua.
"Itukan dulu. Lo belum tau gimana sifat asli gue dik." Ucap Reza.
Dika membenarkan apa yang dikatakan Reza. Dia memang belum tau bagaimana sifat aslinya.
"Gue emang ga tau. Tapi Za, asal Lo tahu. Ga semua orang bisa sekolah, masih banyak di luaran sana yang mau jadi Lo. Jadi gue mau Lo sekolah sekarang. Lo juga harus mikirin masa depan Lo. Ga selamanya Lo bisa bareng sama orang tua Lo." Ucap Dika panjang lebar.
"Iya pas ustad, ini Reza mau mandi dulu ya, tungguin. Reza mau sekolah kok." Jawab Reza dengan kekehan.
Reza masuk ke kamar mandi dan Dika menunggunya sambil menyiapkan sarapan yang sudah di belinya tadi.
•••
Setelah sampai di sekolah, Dika langsung ke kelas dan Reza pergi ke ruang guru dulu karena dia anak baru.
Sesampainya Dika di kelas, dia disambut dengan sapaan dari beberapa temennya dan Dika pun membalasnya.
Tetapi ketika sampai di tempat duduk nya, Dika merasa ada yang janggal, lantas dia melihat ke sebelahnya dan kursi yang ada di sebelahnya itu kosong.
"Kemana itu anak ya?" Ucap Dika dalam hati.
Feby yang peka dengan ekspresi Dika saat ini pun akhirnya dia memberi tahu Dika.
"Rubby ga sekolah Dik. Tadi ada yang kirim suratnya ke sini." Ucap Feby.
Dika menengok ke arah Feby dan menatap Feby.
"Kenapa dia ga sekolah Feb?" Tanya Dika.
Feby mengangkat bahu nya pertanda bahwa dia juga tidak tahu.
Bel masuk berbunyi dan tak lama kemudian pak Haris wali kelas, kelas XI Mipa 4 masuk ke kelas seperti biasa dengan senyum manisnya.
"Pagi anak anak bapa yang ganteng dan cantik." Seru pak Haris dengan senyuman gelinya yang dibalas dengan kompak oleh siswi siswi.
"Pagi juga bapak gantengggg." Jawab cewek cewek dengan kompak.
"Ah kalian biasa aja." Ucap pak Haris dengan malu malu.
"Iya dong pak. Bapak kan emang ganteng." Ucap Cindy, si ketua kelas.
"Wah si Cindy udah nyerobot aja nih." Seru Reva.
"Iya nih Rev, Lo di tikung tuh." Kompor Agnes.
"Apaan si Lo pada nyaut aja!" Seru Cindy.
Selalu seperti itu ketika pak Haris ke kelas.
"Udah udah kalian jangan ribut. Bapak di sini ga akan lama. Bapak di sini cuma mau nganterin temen baru kalian aja." Ucap pak Haris.
"Widih, anak baru lagi nih. Cewek apa cowok pak?" Tanya Wildan dengan semangat.
"Semoga aja cewek. Bosen gue liat cewek cewek disini ga ada yg mulus." Ucap Dani. Dan semua anak cowok pun tertawa.
"Enak aja Lo dan!" Seru Rena.
"Lah, emang bener kan? Ada yang mulus juga susah di deketin." Ucap Dani.
"Diajak ngomong juga susah kali Dan. Gimana mau dideketin coba?" Timpal Resa.
"Udah udah! Kalian tuh dari tadi ribut terus. Bisa diam dulu gak sih?" Tanya pak Haris.
Anak anak yang ditanya tidak ada yang menjawab, karena kalo sudah begini pak Haris udah kaya monster.
Dan akhirnya pak Haris memanggil anak baru yang dia bawa tadi.
"Silahkan, kamu perkenalkan diri." Ucap pak Haris.