sahabat lama✨

23 5 0
                                    

"Kek kambing mereka mah" ujar satu gadis diantara mereka. Eit bukan. Bukan dari keempat gadis itu. Tapi dari gadis lain. Gadis berambut pirang dibagian bawah

"Lo?" ujar Neca, Rara dan Dewi bersamaan

Mata mereka bertiga membulat sempurna. Dan gadis yg ditatap malah menunjukkan muka triplek. Datar. Songong sumveh

"Woi!!" celetuk seorang cewe dari belakang.

Semua terlonjak kaget krn gadis yg dibelakang itu menjerit mengagetkan semua yg ada disana

"Bisa selow ga lo? Brisik lo!" sarkas gadis yg lain yg mempunyai warna rambut campuran antara warna abu² dan unggu sm seperti rambut Dewi yg sedikit diberi sentuhan gelombang di rambut pendeknya. Bedanya, rambut gadis itu digerai sedangkan Dewi dikepang 2

"Au ni, brisik tau ga? Diajarin inggah inggih ga lu?" saut gadis yg lain yg memiliki warna rambut campuran antara warna abu² dan hitam yg dibiarkan tergerai bebas sama seperti warna rambut Ifa, tapi kalau Ifa dikepang dan menggunakan poni kuda

"Cielah, pada sensi lo pada. Gabisa sans ape? Gua kan cm mau nyambut temen lama gue" celetuk sok polosnya. Gadis yg tadi berteriak itu berpakaian yg? ga rapi bangetttttt. Dengan tatanan rambut yg digerai bebas. Dengan sentuhan warna abu² yg diberi sentuhan gelombang di rambut pendeknya

"Entar deh, lo semua---" baru saja Neisya mau menanyakan sesuatu, tp suara seseorang menghentikan niatannya itu

"Nov, Che, Ra, Sher, lo semua kaga mau nonton cowok lo tanding?" celetuk seseorang yg telah berani memotong ucapan Neisya. Kalau ajaa Neisya tak dalam penyamarannya, pasti dia uda ngehajar cowok didepannya ini

"Ehh.... iyaa Nopp, babang akyu mau tanding ni hari" surai cewe berambut panjang dan sedikit ada warna di rambutnya

"Aish, lupa guee" sambil nepok jidad yg uda jenong itu

"Dalah, gosah banyak bacodt lo pada. Mending skrng kita ke lapangan" ujar cewe yg mereka panggil 'nopp' itu

"ohh ya, dek. Gamau gabung? Pasti lo uda lindu banget kan ama bibi lo" astaga, nafas Neisya tercekat ditenggorokan. Apa yg baru saja gadis didepannya ini ucapan kan? Bibi? Tau darimana dia nama itu?

"Ahh, ehhh kak. Kakak kok tau sm bibi?" tanya Neisya yg agak sedikit canggung krn nama itu disebutkan

"Aish, jijik gue. Sok polos lo. Ini kita Necaaaaa" geram cewek yg rambutnya diombre abu² itu

"Ha?" bingung Rara, Dewi dan yg pasti Neisya

"Iyaa, ini gue Noviantika Musta Bagaskara." ujar gadis yg berambut pirang di bagian bawah yg mengaku mempunyai nama Novi itu

"Yap, ini gue Anastasya Cheril Alzheta" ujar gadis yg berambut ombre warna abu² dan sentuhan gelombang di rambut pendeknya

"Harus gue kasih tau nama gue? Okee, jadi nama gue" omongan gadis itu terpotong saat suara Neisya terdengar

"Mm.. iyaiya. Gue tau. Kalian pasti Noviantika Musta Bagaskara, Anastasya Cherile Alzheta, Niara Mafasya Nazriel, dan Sherillia Putri Azarina Azam. Anak dari pengusaha terkenal itukan. Aduhh kakak² akyu. Dede yindu." ujar Neisya dengan antusias dengan nada alay yg dibuat² dan berhasil membuat mata mereka yg ada disana terbelalak kaget dengan apa yg baru saja mereka lihat

Hell? Neisya alay? Cewe yg dingin kek dia bisa alay? Sungguh keajaiban dunia dimata mereka yg nyata

"Busett, virus di Cheche nyebar ke Neisya nih" celetuk Arra

"Enak ae lo! Emng gue paan?! Seenak jidad lo bilang kalo gue penyebar virus. Eek tau lo!?" sarkas Cheche

"Yeu, emng lo bakteri" sarkas Novi tak kalah kejam dari ucapan Arra

"Ehh stop stop. Katanya mau ada tanding basket dilapangan? Trs ngapain masi disini? Pada kaga mau liat gitu? Gue kangen sm etok gue." tanya Rara sekaligus dan diakhiri dengan ungkapan hati yg mendalam-eaq

"Ekhem, gue juga kangen sm elan gue. Pada ga pengertian banget ilah" ujar Dewi dengan memajukan bibirnya

"Emm, iya udah kalo gitu kita kelapangan aja deh. Kasian juga mereka. Butuh penyemangat. eaaa" ucapan Sheril yg membuat mata empat gadis itu berbinar

•°•°•°•°•°•

Dilapangan sudah banyak siswa/i yg akan melihat pertandingan basket antar sekolah ini.

Dan hari ini IHS melawan sekolah SMA Nusa Bakti. Banyak romor yg mengatakan bahwa dua sekolah ini memiliki pemain unggulan.

Di Internasional High School ada Alan yg memiliki skill bagus diantara anggota basket lainnya. Ya, karena memang Alan kapten basket disini

Kalau di SMA Nusa Bakti, ada Marchel Khan Zayan. Ya, kakak kandung dari Rara. Maka dari itu hubungan Alan dan Marchel cukup baik meskipun banyak berita yg memberitakan mereka adlh musuh bebuyutan, tapi diantara mereka berdua ttp menjaga hubungan pertemanan antara mereka berdua.

"Ehh ra, itu bukannya bang Marchel ya?" ujar Dewi

"Ehh iyaa, ngapain dia kesini coba?" dia malah nanya ke orng yg jg kaga ngarti. aish Rara

"Mana gue tau cerdas! gue juga baru disini" jawab Dewi sedikit kesal dng tmnnya yg satu ini

"Eh iya ya, lupo aku" cengiran bodoh dari Rara sungguh membuat semua orng naik pitam termasuk Neisya yg sdh dari tadi geram dengan tingkah teman"nya

"Udalah bacoed lo pada! Diem duduk sono!" potong Novi lalu mendudukan bokongnya di kursi yg tersedia disana

Semua mata muali fokus ke lapangan saat pertandingan dimulai. Semua anggota bermain dengan lihai dan dengan tertib. Selama pertandingan dimulai, mata seorang gadis tak pernah lepas dari gerak gerik dan wajah tampan dari seorang laki-laki berwajah datar disana. Sungguh rindu rasanya sudah lama tak bertemu

Lamunan gadis yg sedang mengingat tentang kejadian masa lalunya itu harus terbuyarkan karena ada seseorang yg menepuk bahunya. Kasar. Ga sopan.

"Ca, bibi lo jatoh tu" celetuk Cheche

"Ha? Bibi? Mana kak?" mata Neca berusaha mencari keberadaan sang bibi

Dan, ketemu. Dia tengah duduk di pinggir lapangan dengan kaki yg diselonjorkan dengan keringat yg membasahi seluruh bagian tubuhnya. Bukan wajah kesakitan yg ia tunjukan. Tapi wajah datar dan dingin yg ia perlihatkan. Sungguh masalalu yg menyebalkan itu yg membawanya sebagai pribadi seperti ini

"AAAA...." teriakan menggema di telinga Neisya, semua siswa/i yg melihat teriak kaget. Apa itu?
Laki² bernomor punggung 10 itu terjatuh dan kepalanya mengeluarkan darah. Dia? Sahabat dari bibi nya.

"Elan..." lirih Dewi yg masi bisa terdengar di telinga teman"nya

Teriakan Alan menggema memanggil petugas PMR. Novi? Dia kakak kandung dari laki² itu. Novi tak tinggl diam. Dia menelfon papa mamanya dan menyuruh mereka utk datang kesekolah

"Woyy bangsat! Mana PMR ini?! Lama banget. Anjing! Cepetan goblok! Adek gue butuh pertolongan" teriak Novi histeris yg melihat darah dikepala adeknya itu







DOUBLE

Gmn? Panjang? Capek akutu.
Uda otak pas"an
Terpaksa nulis segini banyak
Ya gusti nu agung

Utk cast nyusul okee
Lagi ndk bisa mikir cast akuni

And

Don't forget to vote, coment, and follow my acount 😉

The Eight Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang