Part 17

65 9 18
                                    

Happy reading guys
Maaf typo bertebaran
Jangan lupa koreksi ya

Setelah sekitar 20 menit membelah jalanan ibu kota. Kini Aldi sudah sampai pada tempat tujuannya. Danau. Ya, danau yang akan memberikan sedikit ketenangan untuk Aldi.

"Gue benci!"

"Nggak seharusnya semua terjadi di depan Alya!"

Aldi meluapkan kekesalannya. Ia melempar batu sejauh mungkin ke tengah danau. Emosinya kini sudah benar-benar tidak terkendali.

Sudah sekitar dua jam Aldi berada di pinggir danau ini sendirian. Sekarang waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB.

Ia mengacuhkan beberapa kali panggilan dari mamanya. Sama sekali tak berniat untuk memberikan kabar kepada mamanya yang kini sedang khawatir menunggu Aldi pulang.

Pulang? Tidak! Malam ini Aldi tidak akan pulang. Namun juga entah akan tidur dimana, iapun tak tau. Yang jelas saat ini ia ingin sendiri dan tak ingin diusik sedikitpun.

*
Paginya di sekolah.

Ketika jam istirahat, Alya berniat untuk menemui Aldi. Ia masih sangat merasa bersalah. Ditambah lagi semalam Mama Aldi menelepon jika setelah mengantar dirinya, Aldi tidak langsung balik ke rumah.

Cemas? Tentunya. Alya merasa cemas meskipun sebenarnya ujung masalahnya bukan karenanya. Tapi ia merasa jika dirinya ikut memperkeruh keadaan.

Alya sudah berusaha mencari diseluruh penjuru sekolah ini. Namun nihil. Ia tak menemukan yang ia cari. Setelah sudah benar-benar lelah dan tidak tahu lagi untuk mencari kemana. Sekarang Alya memberanikan diri untuk pergi ke kelas Aldi. "Mungkin gue bakal ketemu di kelas," harapan Alya dalam hati.

"Permisi kak," guman Alya sopan kepada 2 orang siswi yang sedang berdiri di tengah pintu.

"Siapa lo?" tanya salah seorang siswi yang diketahui dari bedge yang ada di bajunya, bernama Elsa.

"Kakak satu kelas sama Kak Aldi?" tanya Alya sopan.

"Ngapain lo cariin dia?" bentak Dea. Seseorang yang tadi ikut berdiri di tengah pintu bersama Elsa.

"Saya ada urusan sebentar kak," ucap Alya.

"Gue ingetin sama lo! Lo jangan pernah deketin Aldi," ujar Dea dengan mengarahkan jari telunjuknya ke muka Alya.

"Aldi itu gebetan Dea, awas aja kalo lo sampai berani deket-deket sama Aldi. Lo bakal tau sendiri akibatnya!"

"Tapi kak-"

"Nggak ada tapi-tapian! pergi dari sini lo sekarang!" usir Dea.

Dengan terpaksa Alya pergi tanpa mendapatkan informasi sedikitpun.

Kring... Kring...

Suara bel masuk tanda istirahat telah usai. Alya masih berjalan di koridor selepas dari kelas Aldi.

"Lo kenapa? muka lo gelisah gitu?" tanya Nina pada Alya yang baru saja duduk di sampingnya.

"Nggak papa," jawab Alya.

"Cerita lah Al! Lo lagi kenapa? ada masalah?"

"Nggak ada Nina," ujar Alya sambil menopang dagunya.

"Lo boong deh. Gue kenal sama lo Al."

Alya hanya memberikan senyum masamnya kepada Nina.

Dan Nina sudah tidak lagi mengintrogasi Alya karena guru sudah memasuki ruang kelas.

Sejarah adalah pelajaran yang sangat membuat para mirid malas. Tak jarang dari mereka ada yang tertidur. Ada juga yang diam-diam membuka ponselnya. Ada lagi yang memainkan alat tulis, menahan kantuk agar mereka tidak tertidur seperti yang lain. Yang jelas mereka berada pada zona kesibukan masing-masing.

Love Story "Al"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang