Episode 6

15.4K 2.1K 199
                                    

Jangan Lupa !!
Biasakan Vote dahulu sebelum membaca, Okey all 😆 ...












Maafkan Arie dengan Chapter pendek kemarin :v
Apakah kalian mau Chapter yang panjang hari ini... :)












Happy Reading !

"Kau tidak melakukan apapun, kan ?! Saat aku tidur ?" Jisung menggeleng cepat. Chenle menatapnya tajam.

"Katakan dengan jujur !! Kau melakukan apa padaku ?" tanya Chenle sekali lagi. Jisung menggeleng. Chenle benar- benar ingin melempar seorang Park Jisung dari gedung tingkat 10 sekarang.



"LALU KENAPA KAU MEMELUKKU !!!"




Stop!!!
Perlukah kita Flashback apa yang terjadi ?

:)
Oke..

.

-Flashback-

Masih di dalam kelas. Chenle masih terisak di dalam tidurnya. Jisung berusaha menenangkan pemuda china di sebelahnya. Jisung memeluk Chenle dan berusaha membisiki pemuda itu dengan bisikan supaya tenang. Chenle mulai tenang. Jisung masih nyaman memeluk Chenle.

Bilang aja ketagihan, Sung _-"

"Ada aku disini.. Tenang aja, Chenle"



"Pwark... Kenapa kau memelukku ?!" tanya Chenle. Jisung diam membeku sekarang. Dia tidak menyadari jika Chenle sudah bangun.

Lagian kenapa mesti bangun tiba- tiba, sih, batin Jisung Park.

Emang mari suri :v

"Pwark.." Jisung mulai melepaskan pelukannya dan mengambil tasnya bersiap pergi. Chenle bangun. Aura disekitarnya tidak mengenakkan sama sekali.

"YA !!!!! PAAARRKKKK JISUUUNGGGG !!!" Jisung lari secepat yang ia bisa. Chenle dibelakang mengejar.


Berdoa saja Jisung selamat dan bisa menikahi gebetannya ya :)


-Flashback END-

.

"Ugh.. Mau mampir ?" tawar Jisung. Chenle menatap Jisung yang rambutnya acak- acakkan dan juga wajah penuh cakar.
Pelakunya tidak perlu aku jelaskan, kan :)

"Tidak ah.. Aku sibuk," ujar Chenle.

"Tak apa, Eomma ku baik kok," seru Jisung, lalu segera menarik Chenle. Yang ditarik ? Tumben hanya diam saja.

"Eomma.. Aku pulang," ujar Jisung.

"Eomma di dapur, cuci tangan kakimu dulu, disini Eomma sudah siapkan makan siang," seru Eomma Jisung. Chenle hanya terdiam di tempat, Jisung menarik Chenle lagi.

"Eh," seru Chenle terbelalak ketika menyadari sudah ditarik ke dalam rumah Jisung.

"Jisung.. Kau bawa siapa ?" tanya Eommanya.

Menantu buat Eomma - Jisung

"Teman, Eomma." Chenle menunduk sopan.

"Annyeong. Ahjumma.. Chenle imnida" Eomma Jisung tersenyum.

"Duduklah kalian, kebetulan nih Eomma masak banyak jadi, makan yang banyak ya Chenle." Chenle tersenyum lebar, dan mengangguk.

"Nee.. Terima kasih, Ahjumma," Jisung tersenyum lebar menatap Chenle. Setidaknya Chenle mungkin bisa bahagia di dekat Eommanya. Jisung jadi memikirkan sesuatu.

Ada apa dengan Orang tua Chenle ya ??


"Kenapa kalian gak pacaran aja ? Padahal kalian cocok, Eomma mau ngeship kalian ah," ujar Eomma Jisung. Dua anak itu langsung tersedak, dan saling bertatapan.

Jisung maunya langsung nikah, karena setelah nikah bisa pacaran - ParkJisung :v

"Jisung jarang bawa teman. Jadi Eomma sedikit kaget karena Jisung bawa temen, jadi Eomma pikir dia tidak punya teman di sekolahnya, hahaha."

"Eomma." rengek Jisung.

"Siapa tahu saja.. Chenle teman pertama yang kamu bawa rumah loh," Jisung terkekeh malu. Chenle mengerjab lalu melirik Jisung yang asyik makan.

Chenle menikmati makan siangnya walau sederhana di rumah Jisung. Tatapannya seperti berubah menjadi lembut.

Mama.. Baba...
Chenle kangen kalian. - Chenle.

Chenle menangis kecil. Jisung sedikit terkejut. Eomma Jisung juga, dia segera memeluk Chenle yang memangis. Jisung tersenyum.

.

"Thanks, buat makan siangnya." ujar Chenle sebelum masuk ke mobilnya. Jisung mengangguk bersemangat.

"Aku mendengar igauanmu ketika kamu tidur," seru Jisung. Chenle memalingkan wajahnya tidak mau menatap Jisung.

Chenle malu, gaesss... :v

"Mau tanya boleh ? Ada apa dengan Orang tuamu ?" tanya Jisung. Chenle hanya diam. Ada sekelebat memori kelam yang ingin dia lupakan.

"Hanya menghilang." seru Chenle pelan. Jisung diam, dia ingin bertanya lagi, tapi terlambat.. Chenle sudah masuk ke dalam mobilnya.

.

"Dimana gege - Renjun ?" tanya Chenle. Beberapa pelayan menatap Chenle takut. Mereka menunduk ketakutan. Chenle geram, dia segera membuka kamar Renjun, tapi beberapa pelayan melarang.

"Maafkan kami Tuan Chenle.. Tuan Renjun sekarang melarang siapapun masuk,"

"Kenapa ? KENAPA AKU TIDAK BOLEH MASUK ??" teriak Chenle.

"Kami minta maaf, Tuan Renjun sedang tidak sehat" Chenle geram.

"HUANG RENJUN !! KENAPA ?"

.

Renjun terbangun dengan terkejut dan memegang kepalanya. Rasanya seperti Chenle memanggilnya. Dia menghela napas sudah biasa.

"Maafkan gege ya, Chenle." ujarnya. Pintu besar di depannya terbuka

"Tuan.. Tuan Na sudah menunggu di ruang makan," ujar pelayan itu.








T.B.C

Salam hangatArie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam hangat
Arie

Jangan lupa pake hastag #Savage ;)

𝗠𝗔𝗙𝗜𝗔 [chenji/jichen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang