Episode 10

13.4K 1.8K 100
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca, Okey ?!
Ramaikan ya gaess 😆



























































































Happy.Reading

Jisung menghela napas beberapa kali.

"Kelihatan sekali kau tidak punya niat sekolah besok," sahut seseorang.
Jisung menoleh dan mengangguk.

"Setidaknya aku punya niat lain,"

"Niat menemui gebetan?" tanya orang itu. Jisung menyengir.

"Hyung.. Tahu saja," ujar Jisung. Mereka terkekeh. Jisung menatap sepupunya itu bingung.

"Oh iya.. Kapan Mark Hyung balik ke Amerika ?"

"Kau mengusirku ?"

"Bukan, Hyung bodoh, aku hanya bertanya saja,"

"Mungkin kalo pekerjaan disini sudah selesai,"
Jisung selalu bertanya apa pekerjaan sepupunya itu. Mark selalu pergi malam, dan pulang pada pagi hari atau malah sering Mark tidak pulang.

"Oh iya.. Kau bilang punya gebetan ? Punya fotonya ?" tanya Mark. Jisung menunjuk ke arah Hpnya.

"Ada di Hp.. Aku selalu mengambil gambarnya setiap satu jam sekali" ujar Jisung. Mark terkekeh.

"Apa password-nya ?"
"1122" Mark mencoba, dan berhasil. Mark menatap bingung Jisung.


1122 ???
Seperti tidak asing saja



Mark mengarahkan jempolnya meng - klik ikon galeri, dan banyak foto yang mengarah pada satu orang. Mark diam. Dia menatap tidak percaya sepupunya itu.


Tidak mungkin..
Ini bahaya



Mark menutup Hp Jisung, dan segera berjalan keluar dari kamar Jisung.

"Lho ? Mana Mark Hyung ?" tanya Jisung, lalu mengambil Hpnya dan menatap foto yang sama. Jisung tersenyum.

"Semoga besok kita bertemu, Chenle - ya"

.

"Hari ini kau akan berangkat sekolah ?" tanya Haechan. Chenle mengangguk.

"Lagipula aku harus mengawasi orang itu,"

"Kau malah terlihat tidak mengawasi dia, malah seperti ada kesan lain diantara kalian." Chenle menatap Haechan bingung.

"Oh ya ?" tanya Chenle dingin. Haechan menggeleng.

"Mungkin" Haechan menutup kotak bekal yang baru saja ia buat.

"Nih buatmu" Chenle menerima kotak itu.

"Hm.." Haechan tersenyum menatap Chenle yang masuk ke dalam mobil.

"Oh iya.. Setelah ini Hyung sibuk ?" tanya Chenle

"Mungkin.. Tapi entahlah.. Aku mau lihat jadwalku dulu," ujar Haechan.
Chenle mengangguk. Setelah itu mobil Chenle menjauh. Haechan menatap Hpnya yang bergetar.

----

To: You
Kita harus bertemu dan berbicara..
Cafe Dream jam 8 pagi, bisa ?

----

Haechan menatap pesan itu bingung.


Yang benar saja ??

.

"Menunggu lama ?" tanya Haechan. Orang itu hanya menggeleng.

"Aku mau bertanya padamu," Haechan tersenyum tipis.

"Tentang Chenle ?" orang itu mengangguk.

"Bukan hanya dia, tapi juga seseorang lagi." alis Haechan naik. Dia bingung.

"Jika dia tahu ada yang menyukai Chenle, dia tidak akan segan menghabisinya," Haechan sudah tahu seberapa gila orang yang mereka bicarakan ini.

"Siapa ?"

"Teman sekolah Chenle,"

.

"Selamat pagi, Chenle." sapa Jisung.
Chenle tersenyum tipis.

"Hn." Chenle menaruh tasnya di sebelah Jisung.

"Kenapa kemarin tidak masuk ?" tanya Jisung

"Sakit, aku sakit parah karena hujan - hujanan," Jisung tersenyum. Chenle berbohong.

"Aku juga tidak berangkat.. Aku juga hujan- hujanan." Chenle menatap Jisung bingung.

Jadi mereka tidak masuk bersamaan kemarin


"Kau menguntitku ?" tanya Chenle.
Jisung menggeleng cepat.

"Tidak.. Kemarin aku benar- benar mandi hujan."

"Jangan bohong Park !" Jisung menggeleng.

"Tidak beneran aku hujan- hujanan karena ada yang mengirimiku bom," Chenle terdiam.
Jisung memukul kepalanya terutama mulutnya sendiri. Beruntung kelas masih kosong.











"Bom ?" tanya Chenle. Jisung mengangguk.

Sial !!!










T.B.C

Arie minta dukungan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arie minta dukungan kalian. Gaes 😙

Salam Hangat
Arie
With #Savage dong :v



𝗠𝗔𝗙𝗜𝗔 [chenji/jichen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang