Beautiful Paint of Pain

91 27 2
                                    

Cahaya matahari datang ke apartemen itu. Menembus jendela. Menyentuh kulit milik Han Seungwoo. Menyadarkan dia yang tertidur. Karena sang cahaya menyentuh matanya yang tertutup.

"Kwon Eunbi?" Seungwoo memanggil karena ketika dirinya meraba sisi kiri tempat tidur king size miliknya. Tak ada partikel yang bisa disentuh selain kertas ukuran sedang. Terbungkus plastik.

Seungwoo membuka matanya lebar. Kemudian mengambil posisi duduk dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Mencari sesosok gadis yang telah tinggal bersamanya selama 2 tahun. Kekasihnya.

Sebuah surat berada di genggaman. Undangan pernikahan. Pernikahan antara 'Kwon Eunbi' dan 'Hwang Minhyun.' Diadakan pada 17 September 2018. Tepat di hari ini.

Pukulan palu di dada menyebabkan jantung Seungwoo bergoyang cepat. Bergerak dengan kecepatan sama terus menerus. Tepat saat seungwoo selesai membaca pembuka surat.

Menyentuh lantai dengan kaki telanjangnya, berjalan menelusuri apartemen. Dengan tubuh panas-dingin serta amarah menyelimuti, Seungwoo tak mampu mengendalikan diri. Pandangannya terhadap dunia kabur, membuat Seungwoo sesekali menabrak benda-benda di ruangan.

"Kwon Eunbi! Eunbi-ya~! " Seungwoo berteriak ketika dirinya tersandung kaki sendiri hingga perutnya tak sengaja mengenai ujung meja ruang makan, "Ini hanya candaan, bukan? Please say peek a boo, Kwon Eunbi! Kumohon! Eunbi!!!"

Petak umpet. Seungwoo berharap seperti itu. Berharap Eunbi membuat surat undangan tipuan. Kemudian berlanjut berharap agar itu adalah sebuah prank yang nyata di atas lantai tempatnya terduduk lemas.
.

.

.

.

Setahun berlalu.

Tentu saja kali ini Seungwoo dan Eunbi tak saling berdampingan. Kini Seungwoo hanya dapat berdampingan dan menggenggam tangan lembut milik--

"Hyung, mulai hari ini hingga hari hari yang akan datang, bisakah kau katakan 'I love you Kim Sejeong' sesering mungkin padaku?"

--Sejeong.

Pertanyaan itu meluncur. Membuat Seungwoo menghentikan langkahnya di samping Sejeong. Ketika keduanya berjalan-jalan di sekitar sungai Han dengan tautan tangan yang erat. Mau tidak mau, Sejeong ikut berhenti melangkah.

Seungwoo tersenyum pada kekasihnya. Matanya menyipit. Menatap mata Sejeong yang bersinar dengan cantik, "l love you Kim Sejeong."

"Terima kasih." Sejeong balas tersenyum. Sejeong meminta Seungwoo berkata begitu agar setidaknya, lelah yang dialami bisa lenyap. Setidaknya dengan dicintai, Sejeong merasa semua baik-baik saja. Masalah-masalah yang dihadapi akan lebih mudah diterima karena ada yang akan menjadi obat penenang baginya.

"Sekarang, aku memberikan kalimat itu gratis. Selanjutnya, aku tidak ingin mengatakan ini. Kau harus membayarkan jika ingin mendengarnya."

Lengkungan di bibir menjadi turun. Ah, ternyata ternyata memang benar. Seungwoo tak mencintainya. Seungwoo tidak mencintai Kim Sejeong. Kekhawatiran Sejeong adalah suatu hal yang nyata.

Sebetulnya kemarin, Sejeong sama sekali tidak tertidur. Dia hanya menutup mata. Membiarkan Seungwoo merasa pegal di tangannya ketika mengajak Sejeong untuk tidak saling jatuh cinta.

Sesungguhnya, Sejeong tak bisa menuruti perkataan Seungwoo.

Ini karena dia telah jatuh hati pada pesona lelaki itu!

Sejeong suka saat-saat bersama Seungwoo. Sejeong suka saat-aat Seungwoo mengatakan kata sembarang untuk meredam segala jenis emosi dalam dirinya selama beberapa waktu ini.

Sejeong memutuskan untuk menginjak kaki Seungwoo, "Cih! Aku membencimu! Memang kau siapa?! Sebenarnya, aku tidak mencintaimu juga tuh! Mari tidak saling jatuh cinta satu sama lain, Han Seungwoo-ssi. Lagipula, memangnya apa yang aku harapkan dari kau yang bukan kekasih nyataku?!"

Pembohong. Seungwoo tahu Sejeong telah jatuh cinta secara alami padanya. Secara biologi, hormon seseorang bisa berubah dengan cepat membuat otak dapat menyimpulkan bahwa setelah mengenal orang lain selama beberapa hari orang akan menjadi nyaman dan jatuh cinta.

Tentunya, kemampuan orang-orang untuk menerima sinyal simpati maupun empati berbeda-beda. Contohnya apa yang terjadi pada Seungwoo. Rasa nyaman berjalan lambat karena di hatinya masih ada ruang kosong yang hanya mampu terisi oleh satu orang yang telah meninggalkannya tanpa penjelasan.

Melanjutkan jalan sendirian. Menambah kecepatan. Sejeong sedang marah. Sama sekali tak mau menengok ke belakang.

Saat mencoba berlari, Seungwoo meraih tangan Sejeong. Menahannya untuk bergerak lebih jauh.  Menarik tangan itu kuat. Memutar tubuh gadis tersebut untuk menghadap padanya.

"Kim Sejeong I love you! I love you so much, more than you love me!"
Seungwoo berkata. Dengan cepat menyatukan bibir miliknya dengan milik Sejeong. Penuh nafsu.

Dalam keterkejutannya, Sejeong tidak tahu. Seungwoo melakukan itu seusai melihat seseorang melintas.

Bekas kekasih. Kwon Eunbi.

Alasan Seungwoo tidak bisa mencintai Sejeong. Alasan dia tidak ingin terlibat kisah cinta serius dengan Sejeong. Karena hatinya masih menginginkan Eunbi.

Seseorang yang memberi cat cantik di hati. Bentuk dari rasa sakit.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Han River [Seungwoo x Sejeong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang