Part 1

86 6 0
                                    


Tangan ku masih gemetar saat menyeduhkan kopi. Aku masih tak percaya seorang June ada di dalam ruangan sempit ini bersama ku.

Kucubit pipi ku, sakit, bukan mimpi kan.

Dia, Koo Junhoe seorang idol dari boygroup bernama IKON, dan aku salah satu dari jutaan penggemarnya.

Sekarang dia ada di sini, oh my god...
Ku hampiri dia sembari menyuguhkan kopi.

"Terima kasih dan...emmm mianhe" katanya.

"Hmmm, maaf untuk apa..?" sahut ku bingung.

"Maaf karena sudah mengganggu dan merepotkan mu tengah malam seperti ini" ucapnya pelan.

"Ah, tidak apa, aku pun baru saja tiba dirumah ini" Jawabku sambil tersenyum.

"Begitu ya, pantas saja" Dia sambil melihat sekitar.

"kenapa?" tanya ku lagi.

"Hmm aku sering berkeliaran disini dan tidak pernah melihat mu" Lanjutnya

" oh..iya...hehe"(aku tertawa canggung).

"Kamu dari Indonesia?" tanya nya.

"Iya, kamu tau dari mana?" lagi- lagi aku di buat heran oleh lelaki tampan ini.

"Dari wajah dan warna kulitmu" June menjawab sembari tersenyum menyeruput kopi nya.

Beberapa saat kami diterpa keheningan, banyak hal yg ingin ku tanyakan dan kulakukan, secara dia kan idola ku yang selama ini hanya bisa aku lihat di layar Hp.

Suara dering Handpone June memecah keheningan itu, dia berbicara setengah berbisik, aku tak mendengar dan hanya melihat dia mengerutkan kening nya.

Tidak berapa lama datang tiga orang laki laki paruh baya berbaju hitam, salah satu nya menghampiri dan sedikit berbincang dengan ku.

Setelah berbasa- basi mereka mohon pamit, salah satu dari mereka adalah manager nya June.

"Dik Narina, terima kasih sudah mau membantu, kiranya mohon adik tidak menceritakan atau memberitahukan siapa pun kejadian malam ini"  Kata managernya June.

"Ah iya pak, saya tidak akan melakukan itu" sahutku .

"Boleh saya cek Hp adik siapa tau adik sempat memotret atau merekam sesuatu?" Manager itu mulai bersikap tak ramah.

"Sungguh saya tidak melakukan nya pak" aku membantah namun pasrah saja menyerahkan Handphone ku.

"Hyung, kau tak perlu sejauh itu, aku percaya dia" June merebut Handphone ku dari tangan managernya.

"Mianhe Narina, sekali lagi terima kasih" ucapnya sambil terseyum manis dan mengembalikan Handphone ku

"Ayo pergi" katanya lagi mengajak manager dan para anak buahnya.

Aku hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepala. Kulihat punggung nya yang tegap berjalan menyusuri gang kecil tempat tinggal ku.

Sebelum berbelok dia sempat menoleh sebentar lalu hilang di kegelapan malam.

Aku masih terpaku di depan pintu, dengan sejuta pikiran yang bergelayut dikepala ku, ah sayang sekali, jangan kan tanda tangan apalagi foto, aku tak sempat mendapatkan nya, manager sial*n umpat ku dalam hati haha, kenapa sih dia datang begitu cepat.

next...

Winter Love ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang