Naruto baru saja pindah ke Konoha. Hari pertama masuk sekolah, dia terkena detensi untuk membersihkan gudang di gedung lama.
Dan saat sedang menjalankan hukumannya, Naruto menemukan sebuah surat kabar lama. Disana tertulis sebuah berita tentang ruma...
Surai pirang itu diacak-acak dengan gemas. Sebuah helaan nafas keluar dari bibirnya. Dia sangat frustasi saat ini. Bagaimana tidak, dia kira ritualnya akan berlangsung cepat dan tidak menggunakan kamarnya. Tapi, ah sudahlah.
"Bocchan ada apa?" tanya Haku sambil mengelap gelas di samping meja bar.
"Tidak kah kau cuirga? Mereka itu pendeta atau FBI sih?!" tanya Naruto kesal.
Haku terkekeh mendengar kalimat tuan mudanya.
"Memangnya ada apa di kamar Bocchan? Apa Bocchan diam-diam membawa majalah dewasa?" tanya Haku membuat Naruto mendelikkan matanya.
"Kau sama menyebalkannya!" ucap Naruto. Sedetik kemudian wajahnya berubah cemas.
"Astaga, bagaimana kalau mereka menemukannya?!" ucap Naruto frustasi.
Dia berdiri dari duduknya dan berjalan mondar-mandir sambil berbicara sendiri.
"Bagaimana ini?!" ucap Naruto.
"Apa mereka akan menemukan cup ramen yang aku sembunyikan?!" tanya Naruto menatap lantai gemas.
"Tidak mungkin!" bantah Naruto sambil menghentakkan kakinya.
Kemudian bahunya jatuh. "Tapi mereka mungkin menemukannya. Bagaimana dong!" ucap Naruto lesu.
"Arrgghh! Menyebalkan!" ucap Naruto lalu menendang kursi yang tadi didudukinya.
"Daripada Bocchan bermonolog sendiri lebih baik Bocchan membaca buku di perpustakaan" saran Haku.
Naruto menghentikan kegiatannya lalu menatap Haku. "Benar juga" ucap Naruto lalu berjalan menuju perpustakaan pribadi.
"Semoga harimu menyenangkan" ucap Haku dengan senyumannya.
.
"Setelah membaca diary dan buku penelitian Gaara aku jadi mengerti" ucap Naruto lalu mengambil sebuah pena dan buku tulisnya.
"Ternyata benar, yang membunuh ayah pemilik mansion itu cucu sulungnya. Dia lalu menghipnotis Maid untuk melompat dari balkon belakang" ucap Naruto.
"Jika diurutkan dari korban pertama maka," Naruto menuliskan tanggal korban menurut diary bukan menurut berita.
"Hey! Sedang apa?"
Naruto mengelus dadanya. Dengan cepat dia menatap ke samping.
"Tidak bisakah kau sekali saja tidak mengagetkanku?!" tanya Naruto kesal.
"Hn" gumam Sasuke.
"Memangnya kau akan memberi apa jika aku melakukannya?" tanya Sasuke menatap Naruto.
"Apapun" ucap Naruto.
"Apapun?" beo Sasuke. Sebuah seringai muncul di bibirnya. "Termasuk tubuhmu?" tanya Sasuke.
"Ya!" ucap Naruto kesal.
"Tubuh kerempeng seperti itu? Maaf ya aku nggak selera" ucap Sasuke lalu membuang muka.
Naruto menggertakkan giginya. Sebuah perempatan muncul di pelipisnya.
"Asal kau tau. Aku sudah makan banyak piring!"
Kalimat Naruto membuat Sasuke menatapnya geli.
"Kau kuda lumping? Kok makan piring sih. Pantas saja kurus seperti kuda lumping" ucap Sasuke membuat Naruto naik pitam.
.
Sasuke diam dengan wajah datarnya. Jika kalian lihat ada benjolan di dahi mulusnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.