9

3.8K 481 137
                                        

Naruto menatap buku diary yang kini mulai menampilkan tulisan lagi.

Aku baru saja kembali dari ruangan belajar. Aku mendengar sebuah suara saat melewati kamar adikku. Bukan suara orang berbicara atau membaca buku. Tapi, seperti sebuah suara pukulan.

Tiba-tiba saja seorang perempuan berambut pirang panjang keluar dari kamar adikku. Dia menyapaku dan beramah tamah. Dia pergi, dia bilang ingin mengambil sesuatu di dapur.

Aku masuk ke kamar adikku. Dia tersenyum seperti bisanya dan menyambutku. Aku mendorongnya dan berlari ke lemari. Adikku mengikutiku. Aku bilang jangan berisik jika tidak, aku akan memukulnya.

Adikku hanya mengangguk menurutiku. Setelah beberapa menit. Sitter yang dipekerjakan oleh ayah masuk dengan membawa air minum. Dia kemudian marah-marah dan menyiram Naru dengan air itu. Naru menjerit, menatap ke arahku. Sepertinya itu air panas. Aku diam mengamati mereka.

Naruto meringis. Tangannya saja yang terbakar masih terasa sakit. Apalagi tersiram air panas, pasti sangat panas dan sakit. Naruto membuka halaman selanjutnya.

Ino Yamanaka

Lagi-lagi simbol Triquetra terdapat di sebelah nama yang tertulis di sebuah halaman diary.


Hari ini hari kematianmu bitch. Beraninya kau menyakiti adikku tersayang.

Tepat pukul sebelas malam, aku mengambil kursi meja belajarku dan mengunci pintu kamarku. Setelah itu aku berjalan keluar ke balkon. Kaki kecilku melompat ke balkon kamar Naru yang berjarak lima puluh sentimeter dari balkonku.

Aku tahu kebiasaan Naru. Dia akan lupa mengunci pintu balkon. Kulihat leher Naru terdapat memar. Ulah sitter berambut kuning itu.

Aku pun keluar dari kamar Naru.

Setelah mengambil peralatan. Aku berjalan mengendap-endap menuju attic.

Penutup besi itu aku buka dengan obeng ayah. Kemudian aku mengendurkan rantai yang digunakan sebagai pengait lampu ruangan tengah. Aku menghitung gerakkan tanganku. Setelah cukup seperti perhitunganku. Aku pun mengunci rantai itu agar tidak jatuh.

Saatnya beraksi.

Naruto menahan nafasnya saat membaca dua kata itu. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat.

Aku bersembunyi di lemari adikku. Kamar Naru, aku biarkan gelap. Seseorang membuka pintu. Dan ternyata itu sitter. Dia berjalan menuju meja nakas Naru. Dia seperti menaburkan sesuatu di air putih yang disediakan. Setiap pagi, Naru akan selalu meminum air putih itu.

Setelah dia pergi, aku keluar dari lemari dan mengambil gelas itu. Kemudian membuangnya keluar jendela beserta gelasnya.

Aku mengambil bola orange milik adikku. Dan keluar.

Kulihat sitter itu menatap bingung lampu ruangan tengah yang terlihat begitu rendah.

Beberapa peliharaanku aku biarkan menyerang sitter itu. Gagak hitam milikku membuat sitter itu kewalahan. Tubuhnya berada di pinggir. Segera aku melemparkan bola Naru tepat menghantam kepalanya.

Sesuai perhitunganku di kelas -dengan rumus yang diajarkan di pelajarannya. Tubuh sitter jatuh dengan kepala yang menancap di ujung besi lampu yang tajam.

Aku tersenyum miring ke wajah terkejut sitter yang sudah tidak bergerak itu.


Naruto menatap ngeri buku itu. Rambut pirang panjang?


Raven's Mansion [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang