Chapter 7

167 11 1
                                    

"Aku pulang dulu yah tante?"

"Kok pulang cepet banget ki?"

"Hehe, udah hampir malam tan."

"Yaudah, kalo kamu mau pulang, salam yah sama mami kamu."

"Iya tan,amann nanti aku salamin sama mami."

"Ta, Gue pulang yah," pamit Riski kepada Relita yang sibuk dengan ponselnya.

"Yaudah hati-hati yah?" sahut Relita yang masih stay memainkan ponselnyanya.

"Ehh kamu Relita, anterin dong Riski pulang! ini malah sibuk mainin Handphone," ujar Dina.

"Ihhh ma, dia kan cowok masa aku disuruh ngantarin dia." ujar Relita sambil memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Yaampun, Relitaaa. anterin batas depan aja kok susah banget."

"Hehe, iya-iya ma maaf. aku pikir tadi, mama nyuruh aku nganterin dia batas rumah hehe."

"Mau nganterin gue batas rumah juga enggak apa-apa,sambung Riski dengan memberikan cengiran khasnya."

"Apaan sih Lo."

"Yaudah pulang sana!" ucap Relita dengan nada yang dingin dan ketus setelah sampai didepan rumah.

"Iya gue pulang! yaampun ketus banget sih."decak Riski.

"Lo nya sih, manja banget. masa sih mau pulang aja pakek acara dianterin segala, dari ruang tamu kedepan rumah lagi. kayak enggak ada kerjaan aja."

"Iya kan bukan gue yang mau,tante yang nyuruh berarti bukan salah gue dong.lagian loh tuh sensi banget sih PMS loh?"

"Enggak lah!"

"Yaudah pulang sana!"ujar Relita dengan nada yang mengertak.

Lalu, Riski seakan tak mendengar kata-kata Relita. dia malah mendekatkan tubuh nya kearah Relita. pelan,pelan hampir saja muka mereka tumburan,tapi Relita segera mundur.

"Ihhh a-pa-an sih Riski enggak sopan banget!" ujar Relita menutupi rasa gerogi, dan jantungnya rasanya pengen copot saat ini.

"Pipi loh kayak udang rebus,"ujar Riski menggoda Relita.

Mendengar kata Riski tadi,Relita malah tambah salting.

"Yaudah gue mau pulang!"

"Pulang? ini rumah Lo Relitaaa."

"Apa?"

"Oh iya, ini kan rumah gue, yaampun Gue bodoh banget sih," batin Relita sembari memukul-mukul kecil kepalanya.

"Kenapa lo salting yah?" tanya Riski sambil memberikan cengiran khasnya.

"Ihhh nyebelin banget sih, tau ah! Bodoh! pulang sana!"

"Hehe, yaudah gue pulang."

Riski berlalu meninggalkan Relita didepan rumah, dan segera menuju kekendaraan beroda dua nya.

'Huft.' akhirnya dia pulang juga gue udah salting terus dari tadi dia ngegodain gue terus, yaampun bisa hilang muka gue kalo didepan dia.

Sebuah perasaan aneh yang merasuk kedalam hati menyelinap bagaikan angin yang membuat perasaan ini sulit untuk diartikan.
(Relita)

💮💮💮

Dua minggu kemudian...hari-hari yang dilalui Relita pun tak ada ubahnya Riski yang semakin Relita kenal dengan baik,dan Riski yang sudah sangat kenal dengan sikapnya Relita.menurut Riski Relita gadis yang baik,sedikit manja,dan cerewet bila saat bersama Riski tentunya.mereka menjadi sahabat yang baik.

"Kamu yakin ingin pergi sekarang nak?" tanya Dina lirih.

"Iya ma, aku yakin karna aku ingin mewujudkan mimpi aku dan membuat mama,papa,sama bibi bangga dengan aku."

"Hmm iya ta,mama sama papa yakin kalo kamu bisa buat mewujudkan mimpi kamu itu.iya kan pa?"

"Iya dong, anak papa kan pintar." ujar Hardi sambil tersenyum dan mengacak-ngacak kerudung putri kesayangannya itu."

"Ihhh papa berantakan tau."ujar Relita sambil memanyunkan bibirnya 5 centi😂"Relita kan udah gede."

"Enggak, kamu selamanya masih tetap gadis kecil papa."

"Haduh, papa gimana sih anak kita itu udah dewasa," sahut Dina.

"Yaudah-yaudah, papa cuman bercanda doang kok,jaga diri baik-baik yah Ta."

"Oke pa sipp."

"Riskinya udah datang?" tanya Relita kepada Dina.

"Belum sayang sekitar 15 menit lagi katanya."

"Owh, yaudah ma."

"Assalamu'alaikum Tan,Om,Ta" ujar Riski kepada mereka

"Waalaikumussalam,"ucap mereka serempak.

"Ayo Ta naik!" seru Riski sambil membukakan pintu mobil nya.

"Om,Tan kami pamit yah sampai jumpa 5 tahun lagi" ujar Riski berpamitan kepada Hardi dan Dina.

"Iya hati-hati yah. belajar yang benar biar bisa cepat lulus" seru Dina kepada Relita dan Riski.

"Siap Ma." sahut Relita.

"Siap tante," sahut Bisma.

Lalu, Relita dan Riski pun berangkat menaikki mobil putih yang akan segera mengantar mereka ke bandara.

"Lo kenapa kok ngelamun gitu?" tanya Riski yang bingung dengan raut wajah Relita yang nampak sedih.

"Enggak kok, gue enggak apa-apa cuman ke inget kenangan gue sama mantan gue doang kok."

"Lo masih belum move on yah sama mantan Lo itu?" tanya Riski.

"Kata siapa? udah kok, tapi masih dikit-dikit sih."

"Owh,Lo tuh harus lupain yang namanya siapa tuh Vi-vi- aduh gue lupa siapa yah namanya?"

"Virgo...!"ucap Relita.

Hai hai buat kalian yang udah baca sampai sini author ucapkan makasih yang sebesar-besarnya. jangan lupa kalo kalian suka sama karya author vote and coment yah😊😊😊karna satu vote and coment dari kalian sangat berharga bagi author🤗jangan lupa follow akun author @matahari_terbenam

 

 

Relita Story [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang