Dina dan juga Relita yang mendengar penuturan dari Riski tadi juga ikut merasa sedih.bagaimana mungkin seorang Riski yang dianggap ceria dan selalu tersenyum menyimpan luka yang begitu dalam seperti ini.
"Hmm,Riski kita coba kerumah orang tua kamu yuk!?" ujar Relita kepada Riski.
"Ta-pi Ta."
"Udah gak usah ngebantah kita harus cari cara agar Mami kamu gak ngurung diri dikamar mulu."
"Iya,Ki kamu sama Relita harus bikin rencana supaya Mami kamu tidak selalu mengurung diri dikamar dan keluarga kamu bisa seperti dulu." ujar Dina.
"Hmm yasudah besok saja Ta. soalnya Gue ada urusan pekerjaan yang mendadak malam ini,pekerjaannya katanya tidak bisa ditinggalkan."
"Owh,iya Ki.besok pagi Gue tunggu yah."
"Oke.yasudah kalo gitu Gue pulang dulu yah? Tan,Ta."
Lalu, setelah menyalami Mamanya Relita, Riski langsung keluar dari rumahnya dan menaikki motor gede nya.
/'/'/'/'/'/'/'/'/'/
Keesokan Harinya,hari ini Riski ingin pergi kerumah Relita karna dia ingin mencari cara agar Maminya tidak selalu mengurung diri dikamar, dan membuat keluarganya bisa seperti dulu lagi.
Tapi, tiba-tiba dia melihat Papanya yang sedang duduk sarapan dimeja makan.tidak biasanya Papanya pagi-pagi seperti ini sarapan dimeja makan. biasanya Papanya sudah pergi dari rumah sejak subuh tadi, Riski yang heran dengan Papanya itu pun segera menghampiri Papanya itu dimeja makan.
"Papa tumben sarapan dirumah biasanya Papa gila kerja dan tidak pernah sarapan dirumah." tanya Riski sarkas
"Memangnya salah kalo Papa mau sarapan dirumah?" ucap setiawan yang sedikit kesal mendengar ucapan Riski tadi.
"Enggak kok Papa enggak salah. justru selama inilah Papa yang salah karna tidak pernah ada dirumah dan lebih memilih untuk kerja ketimbang harus mengurusi keluarga sendiri." sindir Riski.
"Papa kerja karna kamu juga Riski,kamu kenapa selalu menyalahkan Papa?" ucap Setiawan dengan nada yang meninggi dan mulai emosi kepada Putra sematawayangnya itu.
"Demi aku? memangnya Papa tau apa yang membuat aku bahagia?bahagia itu bukan hanya karna harta Pa.aku sangat kecewa dengan Papa,Mami sakit, tapi apa yang Papa lakukan? Papa tidak pedulikan dan Papa lebih memilih kerja Papa ketimbang harus mengurusi Mami dirumah." ujar Riski yang tidak bisa menahan emosinya lagi.
"Apa!? Mami kamu sakit? kok Mami kamu enggak pernah cerita sama Papa." ucap Setiawan terkejut mendengar ucapan dari Riski tadi.
Riski yang mendengar ucapan setiawan tadi,semakin emosi bagaimana mungkin Papanya tidak mengetahui hal ini,sedangkan Riski yang tidak tinggal satu rumah saja mengatahui hal itu,Riski benar-benar sangat kecewa kepada Papanya sendiri.bagaimana mungkin Papanya tidak tau. sungguh hal seperti ini menyakitkan bagi Riski.
Lalu, Riski segera mengambil kunci motornya dan hendak pergi meninggalkan Papanya itu yang telah membuat Riski sangat kecewa.
"Tunggu! kamu mau kemana?" tanya Setiawan.
"Aku mau pergi! Papa sungguh membuatku kecewa! bagaimana mungkin Papa tidak tau kalau Mami sakit padahal Papa satu atap dengan Mami. sedangkan aku yang tidak satu atap saja mengetahui hal itu, Papa hanya sibuk memikirkan urusan pekerjaan Papa tanpa memperdulikan Mama!" ucap Riski yang berapi-api dan telah terbawa emosi.
Setiawan yang mendengar ucapan Riski tadi juga kecewa dengan dirinya sendiri bagaimana mungkin dia tidak tau, kalau istrinya sendiri sedang sakit sedangkan dia berada satu atap dengan istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relita Story [REVISI]
Ficțiune adolescenți"Eh kakak kenapa? Kok kakak nangis disini?" tanya Bisma. "Ha? Hmm. Eng-gak kok. Kakak cuman lagi duduk aja," jawab Relita sambil menyeka air matanya. "Kakak bohong aku lihat kok daritadi, kalo kakak lagi nangis."