Bisma telah sampai kerumahnya,tapi ketika dia hendak masuk,dia langsung dihadang oleh Lia sambil diberikan tatapan tajam oleh Lia.
"Kamu dari mana?" tanya Lia sambil bersedekap dada.
"Aku kan habis jalan-jalan sama Che--" kata-kata Bisma terpotong,karna dia baru ingat,jika dia meninggalkan Chelsi saat dia ingin ke toilet,dan dia lupa akan Chelsi gara-gara dia terlalu senang akan pertemuannya dengan kakak manisnya itu.
"Astaga Bisma lup--"
"Mama benar-benar kecewa dengan kamu,bisa-bisanya kamu ninggalin Chelsi sendirian disana!" kesal Lia
"Ma,Bisma benar-benar lupa," ujar Bisma serius.
"Kok bisa lupa? Kenapa kamu lupa? Ha? Udahlah itutu pasti cuman alasan kamu aja kan? biar kamu enggak nganterin Chelsi iya kan? Enggak masuk akal alasan kamu masa lupa. Bisma!!? Kamu jawab Mama dong, jangan diam aja!!!" ujar Risda berapi-api.
"Ma...Bisma berkata apaadanya. Bisma jujur Ma." ujar Bisma meyakinkan Lia,"dan Bisma minta maaf,karna udah ninggalin Chelsi sendirian disana.
Lia terdiam mendengar penuturan dari Bisma tadi.Lia memang kenal dengan putra sematawayangnya itu,putra sematawayangnya itu tidak mungkin berbohong,karna Bisma sangat jujur orangnya dia sudah dididik oleh Lia untuk selalu jujur,tapi kekesalan Lia tadilah Lia menjadi marah dan tidak percaya kepada Bisma.
"Yasudah Mama percaya sama kamu,tapi ada syaratnya."
"Ha? Apa syaratnya Ma?" tanya Bisma bingung.
Lia tersenyum licik.
"Kamu malam ini nginap kerumahnya Chelsi." ucap Lia final dan tidak bisa dibantah.
"Apa?" Bisma terkejut mendengar perintah dari Mamanya tadi,"gimana Bisa seorang laki-laki nginap dirumah seorang wanita padahal belum menikah."batin Bisma.
"Gimana? Kamu mau?"
"Ck,Mama apa-apaan sih.untuk apa coba nginap dirumah Chelsi,Chelsinya udah gede,lagipula famali Ma cowok nginap dirumah cewek." ujar Bisma.
Lalu,Lia menoyor kepala Bisma.
Pletakkk.
"Aduhhh sakit Ma!" ringis Bisma.
"Mama juga tau,kalo itu famali,tapi masalahnya Chelsi itu tinggal berdua saja dengan pembantunya dan---"
Ucapan Lia terpotong oleh Bisma.
"Nahh,kan bagus udah ada pembantu yang nemanin dia,jadi Bisma enggak susah-susah lagi deh buat nemanin Chelsi," kata Bisma sambil memberikan cengiran tak berdosanya.
"Bisma...Mama masih belum selesai bicara." ujar Lia sambil memutar kedua bola matanya malas.
Bisma hanya menarik napasnya dengan pelan berusaha untuk sabar,akan perjodohan yang dipaksakan ini.
"Bukankah segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik" batin Bisma.
"Chelsi itu kesepian dirumah,jadi Mama suruh kamu aja deh.buat nemanin dia.kan kasihan ngelihat Chelsi kesepian dirumah." penjelasan Lia.
Bisma sungguh tak habis pikir.alasan macam apa ini? Batin Bisma.
Akhirnya Bisma lebih memilih mengalah dan meng'iya'kan kata-kata Lia tadi.Bisma juga merasa sedikit bersalah,karna telah meninggalkan Chelsi sendirian diwahana itu.
"Iya Ma." jawab Bisma
Lia langsung tersenyum penuh kemenangan mendengar ucapan dari Bisma tadi.
"Yaudah kalo gitu,tapi kamu jangan kecewakan Chelsi lagi!" sarkas Lia.
"Iyaaa Ma." sahut Bisma tak bersemangat.
-----
Kini Riski tengah tidur dipangkuan Risda,Risda memang telah dibawah rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
"Riski..." panggil Relita pelan agar Riski bangun dari tidurnya.Relita ingin membangunkan Riski untuk makan,karna Riski belum makan dari kemarin.
"Hmmm, iya Ta," sahut Riski sambil mengucek matanya khas orang bangun tidur.
"Lo makan dulu gih,Gue udah bawain makanan.kan dari kemarin Lo belum makan," ujar Relita sambil memberikan mie ayamnya.
"Gue enggak laper Ta." sahut Riski tak bersemangat.
"Riskiii Lo harus makan,nanti Lo sakit,kalo Lo sakit kasihan Papa Lo ngurusin dua-duanya sakit,terus kasihan juga nanti Mami Lo sedih ngelihat anak sematawayangnya sakit," ujar Relita.
"Hmm yaudah diluar aja yah makannya." seru Riski dan hanya dijawab anggukan oleh Relita.
Lalu,Riski dan Relita melangkah keluar dari rumah sakit,dan kini mereka berdua tengah duduk dibangku taman rumah sakit.
"Nah disini aja." ujar Riski yang telah duduk dibangku taman,disusul oleh Relita yang telah duduk disebelah Riski.
"Ki," panggil Relita.
"Iya." sahut Riski.
"Lo harus kuat yah?" ujar Relita sambil memegang tangan sebelah Riski dan menatap bola mata hitam Riski.
Riski hanya membalas perkataan Relita dengan senyuman simpul.Riski tengah bahagia kini,karna wanita yang dicintainya tengah memegangi tangannya.
Lalu,Riski membalas tatapan Relita dengan senyuman tulus yang sulit untuk Relita artikan.
Lama sudah mereka bertatapan dan akhirnya tatapan Riski turun ke area bibir Relita dan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Riski langsung mengenyahkan pikirannya untuk mencium bibir Relita,karna dia sadar dia hanyalah sebatas sahabat bukan lebih.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai-hai readers ada yang nunggu sama chapter ini? Oke kalo enggak ada tak apa😑dapet gak sih feelnya? Jangan lupa vote and coment berusahalah untuk menghargai karya orang lain! See you next part😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Relita Story [REVISI]
Novela Juvenil"Eh kakak kenapa? Kok kakak nangis disini?" tanya Bisma. "Ha? Hmm. Eng-gak kok. Kakak cuman lagi duduk aja," jawab Relita sambil menyeka air matanya. "Kakak bohong aku lihat kok daritadi, kalo kakak lagi nangis."