Jennie tak bisa mengenyahkan senyum bahagia dari bibir sexy nya, ungkapan cinta nya pada Limario, berbuah manis, sang pria menerima ajakan nya untuk berkencan.
"Wuih yang sudah punya pacar, senyum terus dari tadi, ngga capek tuh bibir" sindir Jisoo pada Jennie yang dari tadi senyum-senyum tak jelas sambil memainkan ponselnya.
Jennie menjadi salah tingkah, Rose terkekeh melihat reaksi Jennie yang malu-malu.
"Gimana rasanya berkencan dengan pria yang lebih muda unnie?" Selidik Rose, ketiganya sedang menikmati makan siang di restauran yang berada di depan gedung perkantoran tempat tiga gadis tadi bekerja.
"Tak ada yang berbeda, sama saja" jawab Jennie terkikik.
"Mungkin karena kalian hanya berbeda usia satu tahun saja" seloroh Jisoo
"Bisa jadi unnie" timpal Jennie.
Sore nya sepulang kerja
"Hai Jenn, pulang sendiri?" Tanya Hanbin teman sekantor Jennie
"Iya, mobilku dibawa appa" jawab Jennie
"Ayo aku antar" ajak Hanbin
"Tapi kan rumah kita beda arah" tolak Jennie
"Tidak apa-apa, ayo, hari sudah semakin sore" paksa Hanbin
Jennie tak menolak, dia pun pulang dengan diantar Hanbin, dalam perjalanan, Hanbin selalu bisa memancing tawa Jennie dengan obrolan lucu, kedua nya pun semakin hari semakin dekat.
Lim mendatangi rumah Jennie, menjemput kekasihnya untuk dia antar ke tempat kerja nya, sementara Lim sendiri bekerja sebagai kepala gudang disebuah perusahaan penjualan daging segar ke seluruh Seoul, dengan mengendarai sepeda motor hitam nya, Jennie memeluk erat pinggang Lim dari belakang.
"Nanti makan siang lah denganku" ajak Lim begitu Jennie turun dari motornya dan membantu sang gadis membuka helm nya.
"Okey, jemput ne" jawab Jennie tersenyum manis, setelah berpamitan Lim melajukan motornya ke tempat dia bekerja.
"Kekasihmu manis sekali unnie" goda Rose pada Jennie saat keduanya berpapasan di lobby kantor.
"Itu lah kenapa aku berani mengungkapkan perasaanku padanya terlebih dahulu, aku tak rela dia menjadi milik wanita lain" jawab Jennie merona, dan sedikit bangga.
Belum genap setahun pacaran, Jennie dan Lim pun menikah, pesta di gelar mewah di kediaman keduanya, karena Lim adalah anak pertama, dan Jennie anak bungsu dan putri satu-satunya di keluarga Kim.
Semua nampak bahagia dengan pernikahan pasangan kekasih yang saling mencintai itu.
Dan di rumah Kim Taeyeon
Semua putra, putri serta menantu dan cucu nya sudah bersiap untuk menikmati sarapan dengan menu roti panggang kaya toast dari toko roti langganan, mereka tinggal menunggu putri kedua daddy Kim.Tap
Tap
Tap
Suara langkah terdengar menuruni tangga, semua yang di meja makan menegang, mengetahui siapa pemilik suara langkah kaki yang sekarang sudah memasuki ruang makan.
Dia adalah irene, wakil direktur dari perusahaan suplier daging terbesar di Korea milik Kim Taeyeon daddy nya.
Sret
Irene duduk di sebelah kiri mommy nya, wajah dingin nya membuat semua saudaranya takut, termasuk sang kakak.
"Siapa yang dengan lancang nya, berani membuka kemasan sarapanku?" Datar nya, Benjamin, bocah berumur 13 tahun, putra dari Kim Seohyun dan Im Yoona pun menunduk takut karena tadi dia salah menempati kursi dan membuka segel kaya toast milik bibi nya.
"Maafkan aku bibi" lirihnya tanpa berani menatap pada sang bibi
"Aku tak mau tahu, aku minta ganti yang baru" marahnya lalu meninggalkan meja makan dan bersiap ke kantornya, daddy Kim menghela nafas, dia lalu menyuruh paman Lee untuk membeli roti yang sama dengan milik Irene dan mengantarnya ke kantor, Yoong mengusap kepala putra nya.
"Makan ne, bibi sudah pergi" pinta nya, Benjamin mengangguk, Seulgi putra ke tiga keluarga Kim terus mengomel tak jelas sepeninggal kakak perempuan nya.
"Hanya perkara bungkus roti saja harus sampai setegang ini" cibir nya.
"Berani tidak, bicara seperti itu langsung di depan irene noona?" Ledek Daniel putra keempat Kim Taeyeon, semua tertawa mendengar kalimat tantangan sekaligus ledekan dari Kim Daniel.
"Sudah sudah, makan lah, kalian tak ingin anak-anak terlambat sekolah bukan" tegur Fanny mommy pada putra dan putri nya.
Sementara biduk rumah tangga Jennie dan Lim berjalan seperti pasangan pada umum nya, dan masih tinggal serumah dengan keluarga Kwon, tapi sekarang Lim dan Jennie selalu berangkat dan pulang kerja dengan kendaraan masing-masing, karena Lim harus mengantar sang adik ke tempat kerja nya di pabrik pengemasan barang.
Berhubung Lim lembur karena ada barang yang masuk ke gudang, Jeno sang adik terpaksa pulang dengan menumpang pada teman nya, yang juga mengendarai sepeda motor.
"Jenno, bukan kah itu kakak ipar mu?" Tanya Eun Woo teman yang memberi tumpangan pada Jeno, saat motornya tak sengaja bersisian dengan mobil noona nya.
"Iya, mungkin sedang ada tugas kantor" jawab Jeno santai, melihat sang noona di dalam mobilnya bersama seorang pria, Jennie tak melihat karena dongsaeng nya memakai helm fullface.
Mobil Jennie melaju mendahului motor milik Eun Woo, menepi ke kiri menuju ke sebuah restoran mewah, tak ada yang curiga, baik Eun Woo mau pun Jeno, mereka masih berpikir positif.
Dan di lain hari
Lim berboncengan pulang dengan Jeno seperti biasa, tapi, dia tak sengaja berpapasan dengan mobil sang istri, keluar dari parkiran sebuah hotel.Disini, hati Lim mulai diserang rasa cemburu dan curiga, tapi dia hanya diam.
"Hyung, tempo hari aku juga melihat nya dengan pria yang sama disebuah restoran" ujar Jeno sambil menatap mobil noona nya di depan, Lim mengerem motor nya, agar sang istri tak melihatnya.
"Mungkin tugas kantor Jeno" jawab Lim yang tak ingin adik nya berpikiran buruk tentang kakak ipar nya.
Pernikahan Lim dan Jennie sudah menginjak usia tiga tahun, tapi mereka belum ada tanda-tanda akan dikaruniai seorang bayi mungil, tak ada yang menuntut, semua percaya, jika sudah waktunya, pasti akan tiba saatnya Jennie mengandung nanti.
"Sayang, aku pulang terlambat ya hari ini, gudang sedang dibersihkan" beritahu Lim lewat telpone pada sang istri.
"Ya yeobo, jangan lupa makan ne" balas Jennie perhatian.
Setelah menutup telpon nya, dengan senyum mengembang, Jennie keluar kantor, dengan mobil nya, dia kemudian berhenti di depan halte bus, lalu Hanbin terlihat memasuki mobil Jennie, mereka pergi bersama entah kemana, tak ada yang tahu.
"Chaeyoung-ahh" Jisoo menghampiri meja teman kerja nya.
"Ya unnie?" Jawab Rose sambil merapikan make up nya.
"Aku mengkhawatirkan Jennie" ungkapnya, Rose meletak kan cermin kecilnya lalu perhatian nya beralih pada Jisoo sepenuh nya.
"Unnie, kita tidak bisa ikut campur urusan rumah tangga seseorang, meski dia sahabat kita sekalipun, jika memang Jennie unnie melakukan kesalahan, dia pasti juga sudah siap dengan segala resiko nya unnie" jawab Rose, keduanya memang mencurigai perubahan perilaku Jennie, sahabat nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragi
Randombagaimana rasa cinta bisa tumbuh diantara dua hati anak manusia yang bertolak belakang. Dan kenapa milih judul ragi, itu karena ada filosofi nya, nanti di end.