Setelah acara makan malam selesai, Lim bersama sang ayah dan paman Soo pun pulang.
"Gimana Lim, sudah ambil keputusan?" Tanya Yul appa dalam perjalanan pulang di dalam mobil Sooyoung.
"Lim trima appa" jawab Lim dengan senyum mengembang.
"Dan sebelum kamu menikah, kamu harus tahu satu hal Lim" ucap Sooyoung.
"Apa itu paman?" tanya Lim serius.
"Calon mertuamu adalah pemilik Taeny Company, tempatmu bekerja" beritahu Sooyoung santai.
"APA?" Seru Yul appa dan Lim serempak, Soo langsung menutup kuping nya.
"Kenapa kau tidak mengatakan ini dari awal Soo?" Protes Yul appa marah, Sooyoung menepikan mobil nya, wajah Lim terlihat kecewa dengan orang yang sudah dia anggap seperti paman nya sendiri itu.
"Orang pasti akan berpikir buruk tentangku paman" lirih Lim.
"Apa jadi nya jika sampai teman-teman kerjaku tahu" lanjut Lim lirih.
"Orang pasti akan berpikir, aku menjual putra ku" gumam Yul appa menatap keluar jendela mobil paman Soo.
"Dengar kan aku, Kim sendiri yang meminta Lim pada mu Yul, karena dia menyukai kepribadian Lim, dia tak memandang kamu siapa, Lim siapa, dia hanya ingin yang terbaik untuk putri nya, jika sampai ada yang berkata buruk tentang keluargamu, biar ku bungkam mulut sampah mereka nanti" ujar Soo
"Jangan dengar apa kata orang,mereka hanya iri pada mu Lim" lanjut Soo lagi menoleh ke belakang, menatap si pemuda, Lim tak menyahut.
"Kim tak meminta sesuatu yang berat, dia hanya ingin anaknya bahagia, dan kamu adalah pria yang dipercaya oleh Kim untuk menjaga dan membahagiakan putri nya, Lim" Soo kembali berujar sambil melajukan lagi mobil nya.
Yul appa keluar dari mobil sesampainya di rumah, Lim masih berdiam diri di jok belakang, paman Soo melirik wajah gelisah keponakan nya itu lewat kaca spion tengah.
"Aku tak punya apa-apa untuk membahagian putri tuan Kim, paman" curahan Lim pada sahabat appa nya itu.
"Kebahagiaan tak harus di ukur atau di cari lewat materi, anak muda, sekarang paman tanya padamu" Soo merubah posisi duduknya, memutar setengah badan nya ke belakang menghadap Lim.
"Apa kamu bahagia dilahirkan menjadi seorang putra dari Kwon?" Tanya Sooyoung.
"Sangat" jawab Lim singkat.
"Selama ini, apakah ayah mu membahagiakan mu dengan kelimpahan materi?" Tanya Soo lagi, Lim menggeleng lemah.
"Nah itu dia, kadang materi tak bisa menjamin kebahagiaan seseorang Lim, lalu kenapa kamu menerima nya tadi jika sekarang kamu takut?" Paman Soo penasaran, Lim tertawa garing, dia salah tingkah dengan pertanyaan paman nya.
"Entahlah paman, aku hanya tak bisa melupakan tingkah nya di meja makan tadi" jawab Lim sambil senyum-senyum tak jelas,
"mungkin kami bisa pendekatan dulu, karena aku benar-benar penasaran dengan nya" lanjut Lim
"Yaa, kamu bisa melakukan pendekatan setelah kalian menikah minggu depan" jawab Soo santai lalu kembali duduk seperti semula.
"Hah?, secepat itu paman?, astaga" Lim panik, Soo terkekeh lucu melihat tingkah Lim.
Sementara di mansion Kim
Irene kembali ke ruang kerja daddy nya, duduk dihadapan pasangan Taeny.
"Jadi bagaimana sayang, kamu setuju kan?" Tanya Kim daddy pada putri nya, tak ada jawaban, Kim dan sang istri saling menatap khawatir.
"Jika kamu diam, daddy anggap kamu setuju" putus Kim daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragi
Randombagaimana rasa cinta bisa tumbuh diantara dua hati anak manusia yang bertolak belakang. Dan kenapa milih judul ragi, itu karena ada filosofi nya, nanti di end.