Lim tak mengalami luka serius, hanya lecet dan luka ringan saja, dia pingsan karena kondisi tubuhnya yang kelelahan sehabis bekerja, ditambah shock karena benturan, dia sudah dibawa pulang oleh keluarga nya.
Irene masih tak berani memasuki kamar suami nya, hatinya dirundung perasaan bersalah, pikiran nya masih bergulat, antara ingin mencoba untuk membuka hati atau tidak, tapi dia tadi jelas-jelas mendengar ucapan Jenno bahwa Lim mencintai nya, dan baru menyadari perhatian kecil dari Lim selama ini, yang dengan sabarnya selalu mengalah dan tak pernah mengeluhkan sifat keras dan egois Irene sedikitpun, rasanya Irene malu, malu pada Lim, malu pada dirinya sendiri akan semua tingkahnya selama ini.
"Irene-ahh" panggil Fanny mommy, membuat sang putri terjengkit dari lamunan nya.
"Ne mommy" dia mendekat pada ibu nya.
"Temani suami mu, mommy dan daddy mau pulang ne" pesan Tiffany, membuat jantung Irene berdegup cepat karena itu artinya dia hanya akan berduaan dengan Lim, di kamar nya, dalam kondisi sama-sama masih terjaga, karena selama ini, Irene akan berpura-pura tertidur lebih dulu sebelum Lim memasuki kamar mereka.
"I-iya eomma" jawab Irene ragu-ragu
Ini lah saatnya, setelah Kim daddy dan mommy pamit pulang Irene harus masuk ke dalam kamar Lim, dia diserang rada gugup, grogi dan takut.
Ceklek
Irene membuka pintu kamar Lim, dimana sang suami terlihat duduk dan menatapnya sambil tersenyum hangat, Irene terus menunduk, dia hanya berani melirik Lim, tanpa berucap apa pun, masih dengan menggengam bungkusan yang dilempar Jenno padanya tadi.
Dengan langkah pelan Irene mendekat pada Lim dan berdiri di depan suaminya tanpa berani menatap kedua mata Lim.
"Maafkan aku" lirih Irene yang nyaris seperti berbisik.
Lim menarik tangan Irene agar duduk disebelah nya.
"Aku yang harusnya meminta maaf, karena kecerobohan ku, bbopki nya jadi hancur begini" jawab Lim yang kemudian mengambil bungkusan ditangan Irene, tapi sang Istri menolaknya, membuat Lim jadi menoleh pada nya.
"Aku akan membuang nya saja" ucap Lim sambil terus menatap Irene
"Jangan" Irene tak mau melepas genggaman nya pada bungkus bbopki yang sudah remuk isi nya, Lim menatap penasaran.
"Selama ini aku selalu mengabaikanmu, tak mengurusmu dengan baik, padahal aku istrimu" wajah Irene memerah menyadari ucapan nya, tapi dia sudah pada keputusan nya.
"Mulai sekarang aku ingin belajar merawatmu, dan belajar menjadi seorang istri seperti apa yang kamu inginkan" lanjutnya lagi, Lim meraih tangan kiri Irene dan menggenggam nya, percayalah, jantung Irene rasanya ingin melompat keluar sekarang, merasakan sentuhan Lim, dia sangat malu karena selama ini belum pernah bersentuhan dengan pria mana pun.
"Tak perlu menjadi siapa pun, cukup jadilah dirimu sendiri, karena aku mencintaimu, bukan mencintai orang lain" Lim akhirnya mengatakan sendiri perasaan nya, dan Irene hanya bisa menunduk tanpa mampu menahan senyum nya dengan pipi yang merona.
Irene memang sudah pada kemantapan hatinya, untuk mulai membuka hati dan meyakinkan perasaan nya pada Lim.
"Apa kamu mau membantuku menghabiskan ini?" Irene berusaha untuk untuk menghilangkan kegugupan nya dengan mencari pengalihan perhatian sambil membuka bungkusan bbopki ditangan nya.
"Aku tak keberatan jika istriku dengan suka rela mau menyuapi suami nya" jawab Lim
Blush
Lagi-lagi Lim berhasil membuat Irene menjadi salah tingkah dan gugup, dia hanya mengangguk polos tanpa berani mengangkat dagu nya.
Lalu Irene menyuapkan potongan bbopki ke mulut suaminya, tanpa berani menatap, Lim menerima suapan Irene sambil memegang tangan sang Istri, membuat si wanita mendongak untuk memastikan apa yang terjadi, tapi yang dia temukan adalah, mata coklat Lim menatap nya hangat, ada sesuat yang terpancar dari sorot mata itu yang mampu menghipnotis seorang Irene yang biasanya begitu mendominasi dalam urusan apa pun dan pada siapa pun, berlahan Lim menggenggam tangan Irene, lalu berlahan mendekatkan wajahnya pada sang Istri, Lim menempelkan potongan bbopki ke bibir Irene yang reflek membuka sedikit mulutnya, Lim mendorong permen gula itu ke dalam mulut Irene dengan ujung lidahnya.
Saat lidah Irene mulai menarik permen itu, lidah Lim tak membiarkan nya, dia sengaja menciptakan pergulatan lidah di dalam mulut istri nya.
Irene menegang, dia merasa ada desiran aneh dibagian bawah miliknya, pergerakan lidah Lim di dalam mulutnya membangkitkan sesuatu dalam dirinya, naluri menuntun nya untuk melawan, dia tak sadar permen dimulutnya sudah lenyap, yang terjadi sekarang adalah ciuman panas diantara pasangan suami istri itu, kuluman, lumatan dan suara decapan tercipta di dalam kamar Lim untuk pertama kali nya, Lim tersenyum dalam ciuman nya, membatin betapa polos istri nya ini, bahkan keduanya tanpa sadar sudah berganti posisi, saking terbuai nya dengan ciuman mereka.
Sang pria sadar istrinya hampir kehabisan nafas, dia segera menyudahi pergulatan nya, nafas Irene terenga-engah dibawah kungkungan Lim, yaa, posisi mereka sangat intim, Irene terlentang dengan kedua kaki nya menjuntai diatas lantai dan tubuh Lim diatasnya bertumpu pada kedua lutut dan lengan nya, irene memalingkan wajahnya untuk beberapa detik, dia lalu mendorong paksa tubuh Lim untuk menyingkir dari nya.
"Aku butuh ke kamar mandi" pamit Irene terburu-buru meninggalkan kamar tanpa menoleh sedikitpun, dia malu dan ingin menghindari kecanggungan, setelah tubuh mungil istri nya menghilang dibalik pintu Lim pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah istrinya.
Sementara Irene, dia meremas dada kirinya sendiri, berharap tidakan nya mampu meredakan debaran kencang pada jatung nya, dia berdiri dibalik pintu kamar mandi sambil menggigit bibir bawahnya, rasanya dia malu untuk kembali ke kamar Lim.
Keluar dari kamar mandi Irene ragu-ragu mengintip ke dalam kamar nya, mengerutkan kening nya karena tak mendapati sang suami diatas ranjang nya, tanpa ragu Irene masuk, membuka lemari baju nya, lalu mengambil sebuah celana dalam berwarna merah, dia buru-buru memakainya, karena celana dalam nya tadi basah oleh ulah Lim, dia tak memperhatikan kamar nya dengan teliti, saat sedang memperbaiki kembali rok nya setelah dalaman nya terpasang sempurna.
Ceklek
Pintu lemari pakaian Irene tertutup.
Duar
Rasanya Irene ingin tenggelam saja di dasar samudera hindia melihat pantulan cermin di depan nya menampak kan sosok Lim sedang duduk diatas meja belajar dan menghadap kearah nya, yang berarti, sang suami telah menyaksikan nya berganti pakaian dalam.
Irene menanggung rasa malu yang tak terlukiskan, wajahnya terlihat ingin menangis, Lim yang mengerti akan perasaan istri nya pun mendekat, menempelkan tubuh depan nya pada Irene dan menopangkan dagunya diatas kepala sang istri tanpa memeluk.
"Tak perlu malu, aku suami mu, bukan orang lain, jika kamu mau, aku juga bisa membuka bajuku sekarang, agar kita impas" ucap Lim untuk menghibur istrinya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragi
Randombagaimana rasa cinta bisa tumbuh diantara dua hati anak manusia yang bertolak belakang. Dan kenapa milih judul ragi, itu karena ada filosofi nya, nanti di end.