Irene menyeduh susu coklat dan membawa nya ke kamar, dia meletak kan gelas nya di meja kerja Lim yang sedang sibuk mengisi kolom neraca pembukuan, wajahnya terlihat serius dan lelah.
"Oppa" panggil Irene yang kehadiran nya terabaikan oleh suami nya, Lim terjengkit kaget, dia tersenyum mendongak menatap wajah cemberut istrinya.
Hatinya merasakan sensasi aneh mendengar panggilan istrinya, antara malu juga girang.
"Lanjutkan besok dan beristirahatlah kalau oppa capek" Irene mengusap ke belakang rambut cepak suami nya, Lim pun menarik pinggang Irene dan mendudukan dipangkuan nya dengan membelakangi Lim yang membenamkan wajahnya diceruk leher istrinya.
"Biarkan seperti ini dulu sebentar, dan setelah itu, capek ku pasti akan hilang" jawab Lim, Irene tak menyahut, dia malah memiringkan wajahnya, menyandarkan pipi kanan nya diatas kepala Lim yang tengah menghirup wangi tubuh nya dan kadang menggigit lembut kulit leher istrinya, Irene tak bereaksi, dia hanya tertawa kecil menikmati ulah suami nya.
Lim lah yang selalu memulai skinship duluan, karena tahu sang istri masih sangat pemalu, dan Irene selalu merasakan degupan tak biasa setiap merasakan sentuhan Lim, rasanya dia seperti melayang.
Pagi nya
Irene berangkat ke kantor dengan wajah yang lebih ceria dari biasanya, Wendy menatap curiga pada atasan nya itu, tatapan nya begitu menyelidik, Irene mengerutkan kening nya heran dengan tatapan sekertarisnya.
Irene memundurkan kepalanya, membuat Wendy menyeringai.
"Jadi. . ." Ucap Wendy menggantung
"Jadi?" Tanya Irene balik tak mengerti sambil mengangkat kedua alis nya.
"Jadi, apakah itu tanda kepemilikan dari Lim oppa?" Tanya Wendy sambil menunjuk ke lehernya sendiri seolah memberi kode pada Irene.
Sang boss terhenyak, dia kemudian mencari cermin kecil di tas nya untuk mengechek apa yang dikatakan oleh Wendy.
Tawanya pecah begitu melihat tanda merah dilehernya karena ulah Lim semalam, Irene terbahak-bahak untuk menutupi rasa malu nya dari Wendy.
"Unnie, kenapa melamun?" Tanya Wendy yang melihat boss nya menatap keluar jendela dan terlihat lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ragi
Randombagaimana rasa cinta bisa tumbuh diantara dua hati anak manusia yang bertolak belakang. Dan kenapa milih judul ragi, itu karena ada filosofi nya, nanti di end.