one

1K 77 8
                                    

Happy reading!!!



Lagi – lagi Yuri gadis berparas cantik itu menunggu suaminya yang kemungkinan tidak akan pulang seperti hari – hari sebelumnya. Yuri menghembuskan nafasnya berat sesekali matanya menoleh pada jam dinding yang menunjukan pukul 2 dini hari. Yuri lelah dengan hubungan ini, hubungan suami isteri namun seperti orang asing. Bukan salahnya ataupun suaminya namun keadaan dan takdir yang menginginkan semua ini terjadi.

" Tidak bisakah kau hargai aku sekali saja sebagai isterimu, Myungsoo-ssi? ", lirih Yuri, hatinya perih membayangkan suaminya tengah bersama gadis lain saat ini.

Tanpa terasa berlinanglah air mata yang mengalir dipipi Yuri. Hatinya perih, sakit dan juga sedih. Dengan lembut, dia mengusap butiran – butiran bening itu lalu menarik nafasnya panjang. Yuri berjalan menuju kamar tidurnya dan sesekali menoleh pada pintu kamar disampingnya yang tertutup rapat. Ya mereka pisah ranjang semenjak hari pertama mengarungi bahtera rumah tangga. Kehidupan mereka sungguh jauh dari seorang yang sudah menikah.

" Setidaknya kabari aku jika kau tidak akan pulang ", kembali Yuri bergumam sedih, dia pun masuk ke kamarnya dan mulai mengistirahatkan tubuh dan hatinya yang terasa sangat letih.



--- Stay ---



Yuri mendengar pintu apartement terbuka, dia tahu Myungsoo sudah pulang. Dengan perlahan Yuri berjalan menghampiri Myungsso yang sedang membuka dasinya dengan kasar. Yuri bisa mencium bau parfum seorang wanita ditubuh Myungsoo namun Yuri mengacuhkannya dan duduk di tempat tidur Myungasoo.

" Sudah kubilang, aku tidak suka kau memasuki ruang pribadiku ", terdengar dingin juga datar di telinga Yuri.

" Kemarin ibumu datang, dia menanyakan kabar tentangmu ", ucap Yuri namun Myungsoo hanya menatapnya dingin.

" Aku akan menghubunginya nanti, keluarlah ", dengan penuh penekanan Myungsoo mengusir Yuri, namun sepertinya gadis itu belum menyelesaikan ucapannya.

" Dia bertanya tentang kapan kita akan memberikannya seorang cucu ", Myungsoo menatap Yuri tajam, dia tahu mereka tidak mungkin bisa memberikan cucu karena selama setahun menikah mereka tidak pernah saling menyentuh satu sama lain.

" Bukankah sudah jelas, kita tidak mungkin melakukannya ", Yuri menunduk, dia tahu semua itu tapi desakan terus menghinggapinya membuatnya merasa bersalah member harapan kosong pada orang tua dan mertuanya.

" Aku tahu, tapi mereka terus mendesakku. Aku tidak bisa bohong lagi ", Yuri mencoba meluapkan isi hatinya namun Myungsoo tetap teguh pada pendiriannya.

" Jadi kau ingin aku melakukannya padamu?! ", ada rasa marah terdengar namun Yuri masih menunduk.

" Mengapa tidak mencobanya? Aku tidak memintamu untuk mencintaiku tapi aku hanya tidak ingin orang tua kita kecewa dan terus menerus membahasnya ", Myungsoo menghembuskan nafasnya kasar, dia mendekati Yuri dengan cepat.

" Kau ingin mengikatku dengan anak itu?! ", tanya Myungsoo membuat Yuri akhirnya mengangkat kepalanya.

" Kau tahu seperti apa hubungan kita ini?! Aku tidak akan pernah menyentuhmu! ", Yuri merasa harga dirinya terinjak, oke dia yang meminta anak pada Myungsoo tapi apa dia tidak menarik bagi Myungsoo?

" Wae?! Apa karena kau membenciku kau tidak bisa menyentuhku?! Apa aku begitu menjijikan dimatamu sehingga kau tidak ingin melakukannya denganku?! Apa kurangnya aku dibandingkan semua gadis yang kau tiduri selama ini?! ", Yuri meninggikan suaranya, semua kata yang keluar dari mulutnya adalah kekesalannya pada Myungsoo.

Myungsoo terperangah dengan ucapan Yuri, dia tidak mengira gadis yang menurutnya baik dan anggun itu bisa mengeluarkan kata yang tidak pernah terpikirkan dikepalanya. Yuri meneteskan air matanya, dia beranjak untuk meninggalkan pria tanpa perasaan itu.

Stay [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang