Five

660 66 25
                                    

Happy reading!!!



Myungsoo menunggu di luar ruangan ketika Yuri masuk ke dalam ruang operasi. Dirinya terlihat gusar tatkala Dokter tidak kunjung keluar. Jantungnya berdebar begitu kencang.

" Stay with me, Yul. Jebal ", gumam pria bermarga Kim itu.

Tak lama kedua orang tua Yuri pun datang setelah setengah jam yang lalu  Myungsoo menghubungi mereka.

" Myungsoo-ah, bagaimana keadaan Yuri? ", Tuan Kwon yang baru tiba bersama isterinya.

" Aku belum tahu Abonim, Dokter masih mengoperasinya ", sahut Myungsoo.

" Aigo~! Bagaimana bisa dia mengalami kecelakaan itu? ", Nyonya Kwon langsung menangis mengingat anak gadis satu - satunya mengalami kecelakaan.

Tuan Kwon pun langsung memeluk isterinya itu, Myungsoo menundukan kepalanya merasa bersalah.

" Maafkan aku Abonim, Ommonim. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik hingga dia harus mengalami kecelakaan seperti ini ", Myungsoo begitu menyesal dengan apa yang terjadi pada Yuri.

" Jangan menyalahkan dirimu sendiri Myungsoo-ya. Ini semua bukan keinginan kita, apa yang sudah terjadi tidak bisa kita ubah ", Tuan Kwon memegang pundak menantunya agar lebih tegar.

Setengah jam berlalu namun belum ada tanda - tanda Dokter yang akan muncul di balik ruang operasi itu. Myungsoo masih berdiri mondar - mandi dan kedua merutanya hanya bisa duduk dan menunggu. Satu jam berlalu, akhirnya Dokter pun keluar dari Myungsoo langsung mendekati sang Dokter diikuti kedua orang tua Yuri.

" Dokter, bagaimana keadaan isteri saya? ", Dokter menatap Myungsoo yang menunggu jawabannya, Dokter pria itu pun mneoleh pada kedua orang tua Yuri.

" Operasinya berhasil dan pasien sudah melewati masa kritisnya. Hanya saja kita harus menunggu pengecekan lebih lanjut setelah pasien sadar nanti. Banyak kemungkinan yang akan terjadi mengingat geger otak yang dialami pasien cukup parah. Kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk paisen ", tuturi Sang Dokter membuat tubuh Myungsoo lemas seketika.

" Kapan anak kami bisa sadar Dokter? ", tanya Nyonya Kwon.

" Kami tidak bisa memastikannya karena kondisi lukanya yang terbilang parah, kita hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya ", sahut sang Dokter membuat Nyonya Kwon menangis lebih keras.

" Terima kasih, Dokter ", Tuan Kwon hanya bisa menghela nafasnya panjang.

" Sabarkan dirimu, Yeobo. Aku yakin puteri kita gadis yang kuat. Dia akan melewatinya ", ucap Tuan Kwon memeluk isterinya yang masih menangis tersedu - sedu.



--- Stay ---



Myungsoo mendekati Yuri yang begitu tenang dalam tidurnya, suara nafas gadis itu pun sangat tenang. Myungsoo menggenggam tangan isterinya lalu menciumnya dengan lembut.

" Maafkan aku, Yuri-ah ",

" Jangan pergi. Aku masih membutuhkanmu, sayang ", bisik Myungsoo dengan air mata yang mengalir di wajah tampannya, bahkan pria itu tidak menyadari hal itu karena Myungsoo sendiri tidak tahu kapan terakhir kalinya dia menangis.

Namun sekarang melihat sang isteri tertidur dengan balutan perban di atas kepalanya, hatinya sungguh sakit. Jika bisa dia ingin menggantikan rasa sakit gadis yang dicintainya itu pada dirinya.

Stay [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang