LIMA

323 57 40
                                    

selamat membaca.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bias purnama menyirat wajah damainya.
Lekuk sinar mentari membelai surai rindunya.
Temaram malam menghias gemerlap bintang dihatinya.

Tuas kasih kutancapkan dalam kalbu.
Semburat rindu kuungkapkan nada rayu.
Percik gairah kasih kurapatkan dalam sudut candu.

Engkau bulan.
Sampaikan salam sajak rindu disemburat sinar.
Pantulkan gairah sinar terang dalam bisik pancar.

Engkau Api.
Cukup kobarkan gairah rindu.
Membuncah cinta dua ucap kata rasa menyatu.

Aku Tali,
Hatimu sifat pengikatnya.
Tiada putus benang cinta berajut nada.

Hingga Senyum alam kedua,
Mempertemukan kita disana.

{ Mean phiravich and Plan rathavit }.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Malam terang mengiringi langkah kaki penuh semangat juang. Hamparan rembulan menyirat arti semangat mendalam.

Purnama pun bersinar terang. Seakan sebuah kata menyertai disetiap langkahnya.

Senyum yang terus mengembang membuat siapapun yang melihat akan terpikat dengan pesona dan kharisma natural nya. Sebuah senyum penuh kesahajaan yang hangat mampu mengalihkan pandang seseorang.

Langkah kaki plan berhenti tepat didepan gerbang sebuah rumah megah. Ia berfikir sejenak. Rasa-rasa nya ia pernah kerumah ini. Tapi itu berapa tahun yang lalu saat ia masih kecil sekitar umur lima tahun. Itupun cuman sekali.

" Cari siapa nak ? ".

Sebuah suara mengagetkan plan. Ternyata security rumah ini yang saat ini tengah menanyainya.

" Saya anak bibi may pak. Saya diutus oleh nyonya phiravich kemari ". Jelas plan diselingi senyum sopan nya.

" Owh...plan kan ? ".

Plan hanya mengangguk.

" Kalau begitu langsung masuk. Nyonya dan tuan sudah menunggu ". Jelas security itu membukakan gerbang.

Plan memasuki halaman yang luas sebelum ahirnya jemari indahnya mengetuk pintu.

Pintu terbuka menampakan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat segar dan cantik. Plan yakin jika didepan nya ini adalah nyonya phiravich.

Ketika membuka pintu, nyonya phiravich sedikit terkejut melihat plan. Bukan terkejut karena penampilanya. Tapi terkejut akan parasnya.

" Selamat siang nyonya. Saya plan. Anak bibi may yang akan mengajar privat tuan muda ".

Ucap plan seikit membungkuk.

" Owh.....plan. Tepat sekali kamu datang nak. Ayo silakan masuk ". Ucap nyonya phiravich semangat.

Anna, atau nyonya phiravich segera memnggil bibi may perihal plan datang. Sepertinya nampak anna yang senang akan plan.

Mereka berdua mengobrol banyak hal sebagai pembukaan perkenalan mereka. Dari situ anna langung tertarik dengan plan.

Bagi anna, plan adalah sosok type yang cantik, Cerdas, sopan dan energik. Anna semakin penasaran dengan plan.

" Plan, panggil saja saya tante. Tidak usah pakai embel-embel nyonya, ok. Dan satu lagi. Kalau bisa, tante saranin buat kamu panjangin kek rambutnya sayang. Terus pakaian nya yang sesuai kebanyakan perempuan lah sayang ". Jelas nyonya anna.

AGAPE ( MEANPLAN STORY  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang