SEPULUH

396 55 4
                                    

selamat membaca.......
.
.
.
.
.
.
Biolaku mengalun gema.
Nada nya terpancar kasihmu.
Iramanya memanggil nama mu.

Aku tak bisa bersyair.
Hanya namamu yang ku buat bait.
Nafasmu kujadikan nada rindu.

Sajak baitku berkutat nada.
Kias nadaku adalah ucap cinta.
Mengalun rayu setiap benang rindu terpetik.

Jangan tersenyum,
Bibir merahmu mengalihkan seluruh alunan nada musik.
Senyumlah,
mengukir depan netra rinduku.

Aku kelu menyebut nada.
Kulenturkan lidahku dengan sebut asma namamu.

Aku bingung memilih irama.
Kubayangkan fikir lamunku dalam bayang senyum kasihmu.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

Semakin hari perasaan plan terhadap mean berubah. Pandangan plan akan sikap mean selama ini pun berbalik arah.

Ia mulai cukup tahu perasaan apa ini. Bibit kasih mulai menyeruak dalam hati si manis.

Tapi ia tau diri. Siapa mean dan siapa plan. Seorang tuan muda dengan segudang kekayaan dan popularitas. Bandingkan dengan plan yang hanya seorang yang sederhana. Terlebih anak dari pada asisten rumah tangga keluarga phiravich.

Plan tau dan menyadarinya.

Jarum jam menunjukan pukul delapan malam. Waktu yang belum terlalu larut memang.

Tok tok tok

Plan sedikit terperanjat. Pasalnya baik ibu dan kakak plan sudah sedari tadi pulang dari pekerjaan mereka masing-masing.

Lantas siapa kira-kira yang bertamu malam-malam begini.

Knop pintu terbuka. Menampilkan sosok wajah yang sangat tampan. Siapapun akan luluh bila melihatnya seperti saat ini.

" Blue... ".

" Hy plan ". Blue tersenyum dengan andalan khas nya didepan plan.

" Hy juga. Kamu malam-malam begini ada perlu apa ". Tanya plan

" Aku mau ngajakin kamu keluar sebentar. Mau kan ". Blue memainkan kedua alisnya.

" Sebentar. Aku tanya ibu dulu. Silakan masuk blue ". Tawar plan.

Plan bergegas menuju kamar ibunya. Ia utarakan jika malam ini dirinya akan keluar jalan-jalan bersama blue.

Ahirnya ibu plan dengan senang hati mengijinkan putranya keluar.

" Jaga plan baik-baik ya nak blue ".

" Pasti bu. Akan saya jaga plan dengan aman ". Blue terlalu percaya diri.

" Ibu percayakan plan padamu nak ". May tersenyum simpul.

Kini keduanya tengah berada dalam satu mobil. Tak ada obrolan yang intens. Sesekali plan menyahuti pertanyaan atau sekedar candaan blue.

Tanpa mereka berdua sadari sejak tadi sepasang mata tengah menatap keduanya semenjak keluar dari pekarangan rumah plan.

Ada tatapan tak suka. Sekaligus tatapan penuh amarah saat blue dengan leluasa merangkul pundak plan. Sedangkan plan pun membiarkanya.

Alexa kini tengah duduk disamping mean sambil menyandarkan kepalanya di bahu mean. Mean terasa amat jengah. Hatinya masih berkutat dengan plan dan blue.

Kini mean dan alexa tengah berada di taman yang sangat indah tepat berada diatas bukit dengan gemerlap lampu kota yang dapat disaksikan dari atas. Jajaran lampu yang bergantung dan nuansa romantis mengelilingi bukit yang oleh masyarakat sekitar menyebutnya sebagai bukit cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AGAPE ( MEANPLAN STORY  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang