Bagian 3

2.9K 488 148
                                    

Sudah satu jam sejak bel pulang sekolah berbunyi kencang. Namun Eunsang tak kunjung terlihat batang hidungnya.

Sekolah sudah sangat sepi, hanya ada satpam yang sedang berkeliling sekolah untuk memastikan sudah tidak ada murid lagi didalam sekolah.

Halte juga sudah sepi, hanya ada ibu-ibu dan satu orang anak yang sedang berdiri menunggu angkot.

Dongpyo mendesah kecewa, apakah itu tandanya suaminya sudah pulang duluan?

Lalu bagaimana caranya ia pulang? Bahkan ia tidak tau bagaimana caranya naik bus ataupun angkot. Jika naik ojek online, papanya sangat melarang keras.

"Gimana ya.."

Kepalanya menunduk menatapi sepatunya, baju seragam itu terbalut sweater berwarna kuning dan celana abu-abu nya.

Tidak ada pilihan lagi selain jalan kaki. Ia berjalan dengan pelan, menikmati angin sore yang menerpa kulit wajahnya dengan kencang.

Awan-awan itu terlihat sangat indah, ada berbagai macam bentuk awan yang lucu-lucu dan juga aneh-aneh, Dongpyo sampai tertawa melihatnya.

"Wah, awannya berbentuk kucing!"

"Kalo itu.. Ah! Seperti monyet!"

"Hm, kalo yang itu mirip... Jerapah!"

"Kok bentuk yang itu aneh sekali ya? Seperti bentuk kepala alien?"

"Oh! Oh! Kenapa yang itu bentuknya seperti kotoran manusia?"

"Wah, langitnya sangat biru dan cantik. Seperti warna favorite ku."

Tin tin
Tin tin
Tin

Suara klakson itu sangat mengganggu, padahal ia sudah berjalan di pinggir sekali.

Ketika menolehkan wajahnya, sudah disambut sama senyuman Junho dan juga si Robin.

"Sendirian aja nih dek?"

Dongpyo memukul lengannya. "Adek-adek, kita seumuran ya."

"Abisnya lo kayak anak kecil dari belakang, kecil banget mana nunjuk-nunjuk awan terus lagi, yakin nih lo udah SMA?"

"Kan kita sekelas, Junho. Kok jadi nyebelin?"

"Bercanda doang pyo elah jangan baper dong. Mending duduk diatas robin nih dibelakang gue kosong."

Dongpyo menggeleng. "Ngga mau, nanti Robinnya kesakitan kalo aku dudukin, kan aku berat."

"Ngga papa, Robin kangen katanya, mau didudukin lagi. Tadi dia bilang ke aku loh, percaya ngga?"

"Percaya aja deh, kamu kan emang sukanya ngomong sendiri." mereka tertawa atas kerandoman dari obrolan itu.

Junho melihat ke kaca spion, merapihkan rambutnya yang berantakan karena memakai helm tadi.

Lalu menghadap kearah Dongpyo sembari menarik turunkan alisnya, jari tulunjuk dan jari jempolnya ditaruh di bawah dagu.

"Gimana gimana, gue ganteng ngga pyo?"

Dongpyo tersenyum hingga hidungnya mengerut. "Ganteng dong, kan kamu cowo, mana ada cowo cantik?" tanyanya.

"Ada kok. Ini lagi di samping gue orangnya, cantik banget loh dia, jangan iri ya?"

Dongpyo menyapu pandangan ke sekeliling, hanya ada dirinya sendiri di samping Junho.

Apa itu berarti untuk dirinya? Pipinya panas seketika, entah karena apa.

"A-apaan sih, Junho. Aku itu ganteng tau. Kan aku cowo."

Junho membelikan kaca spion sebelah kirinya ke arah Dongpyo. "Sini deh sebentar," Dongpyo mendekat, "kenapa?"

The Silent Marriage | EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang