Bagian 22

1.9K 261 93
                                    

Hey yooo, happy 30k readers, xox!💘
[mnangis trharu,,,,]
.
.
Don't be siders!
.
.

"Pa, kalo Eunsang mau tinggal di apartemen sama Dongpyo, di bolehin ngga? Eunsang ngga enak sama papa kalo masih tinggal disini."

Di ruang keluarga, ada Seungwoo yang duduk di sofa single, Eunsang, juga Dongpyo yang sedang duduk di sofa panjang.

Seungwoo menurunkan kacamata yang bertengger dihidung bangirnya.

"Kamu ngga betah tinggal dirumah papa ya? Atau kurang nyaman?" tanya Seungwoo, bikin Dongpyo menundukan kepalanya.

"Bukan gitu maksud Eunsang pa, Eunsang sama Dongpyo cuma mau belajar mandiri sebelum kita bener-bener beranjak dewasa dan masuk ke dunia perkuliahan juga dunia kerja, kalo kita aja masih tinggal di rumah papa, Eunsang jadi ngerasa masih tinggal bareng sama orang tua. Dan itu bisa mempengaruhi kita buat kedepannya."

Seungwoo tersenyum, aura kebapakannya kuat banget.

"Haha, papa cuma bercanda kok. Nggapapa kalo kalian mau tinggal di apartemen, asal kalian udah siap dan selalu saling percaya satu sama lain, papa setuju. Papa ngga mau diumur pernikahan kalian yang masih seumur jagung ini hancur karena sifat kalian sendiri. Papa cuma mau kasih pesan, turunkan ego, patuhi perintah satu sama lain, dan saling percaya itu sangat penting,

Oh iya, emangnya kamu udah dapat apartemen yang akan kamu tinggalkan nanti, Sang?"

Seungwoo bicara panjang lebar untuk menasehati keduanya, gimana pun juga umur mereka itu baru legal dan dia juga sebenernya ragu untuk menyetujui ide dari menantunya, mereka masih perlu banyak bimbingan agar bisa jadi pribadi yang lebih baik.

Eunsang tersenyum menanggapinya lalu menatap kearah Dongpyo yang masih setia menunduk sembari memainkan jari-jarinya.

"Udah, pa. Eunsang udah nemu apartemen yang cocok untuk kita tinggalin. Dari kemarin Eunsang pergi-pergi terus dan jarang ada dirumah itu karena emang lagi nyari apartemen baru, maaf juga karena Eunsang ngga kasih tau Dongpyo, pasti dia kesepian pas Eunsang tinggal-tinggal terus."

Dongpyo sedikit terkejut, jadi selama berhari-hari Eunsang pergi entah kemana itu karena sedang mencari apartemen yang cocok untuk ditinggali berdua. Dia kira Eunsang sibuk berpacaran dengan Wonyoung makanya ngga ingat rumah.

Dia sedikit lega kemudian mengangkat kepalanya dan tersenyum kearah Eunsang.

"Hooo gitu ya? Kalo gitu, kapan kalian mau pindah?" tanya Seungwoo, Dongpyo menoleh dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Itu artinya, Dongpyo bakalan jarang ketemu sama papanya. Dia sedikit belum siap untuk hal itu. Kemudian Seungwoo tersenyum untuk menenangkan anaknya. Mengusap-usap surai dark brown milik Dongpyo.

"Secepatnya pa, karena Eunsang pilih apartemen yang kosong, jadi mungkin Eunsang bakal beli barang-barangnya dulu buat isi apartemennya nanti."

"Papa seneng dengernya, kamu itu bener-bener udah mantap banget ya ngerencanain semuanya?"

"Tapi, karena ngurusin itu juga, aku jadi dicuekin sama Eunsang pa! Aku sampe bosen sendirian, huh! Nyebelin." celetuk Dongpyo, dia ngerucutin bibirnya.

Eunsang merangkulnya dan mencium pucuk hidungnya. Pipinya total memerah. Malu sebab ada papanya disamping.

"Eyyy, masih ada papa loh disini~"

"Hehe, abis anaknya papa gemesin banget." ucap Eunsang.

Seungwoo menggelengkan kepalanya lalu melirik jam tangan yang bertengger apik ditangan kirinya.

"Okey, kid. Kayaknya papa harus pergi, ada meeting yang ngga bisa papa tinggal. Kalian hati-hati dirumah ya."

Seungwoo berdiri dan membereskan bajunya sebentar. Lalu tersenyum dan pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa berkas penting.

Kini hanya ada Eunsang dan Dongpyo di ruang keluarga.

"Eunsang, kamu yakin mau tinggal di apartemen? Kamu udah siap kita cuma tinggal berdua nanti?"

Eunsang semakin mengeratkan rangkulannya, dia mendekatkan wajahnya dan menempelkan keningnya pada kening Dongpyo.

"Yakin dong, kenapa hm? Kamu belum siap?"

Eunsang kembali pakai aku-kamu lagi. Karena ngga enak juga soalnya dia jadi kayak anak songong. Masa Dongpyo aku-kamu sedangkan dia tetep lo-gue kan ngga lucu.

"U-umm, s-siap kok!"

Siapa yang ngga gugup kalau ditatap sebegini intensnya apalagi sama suami sendiri? Apalagi jarak antar wajah mereka paling cuma 3cm.

Eunsang mengusak-ngusakan hidungnya pada hidung Dongpyo. Dan menjauhkan jarak jadi seperti semula, dia menyenderkan punggungnya ke belakang sofa.

"Hmm, aku ngga sabar mau punya anak nanti." gumam Eunsang.

Dongpyo menundukan kepalanya, "Tapi kan aku cowo, Eunsang. Aku ngga bisa hamil. Maaf."

Eunsang yang melihat kesayangannya menunduk langsung mengapit dagu Dongpyo dengan jari telunjuk dan jempolnya, agar Dongpyo mau menatap kedua bola matanya.

"Hei, kita kan bisa adopsi anak dari panti? Ngga usah sedih apalagi minta maaf, kamu kan ngga salah."

"Tapi..."

"Sshh, ngga ada tapi-tapian oke? Kamu itu spesial. Dan aku cinta kamu karena kamu Son Dongpyo, aku ngga peduli kamu cowo ataupun cewe. Karena kamu adalah rumahku sekarang."

Kita ngga pernah tau mau jatuh cinta kepada siapa, karena Tuhan sudah mencatat apik takdir yang akan kita jalani di masa mendatang, kita hanya perlu menjalaninya dengan sabar dan selalu banyak bersyukur, walau ketakutan pun pasti masih ada.

Dongpyo memeluk Eunsang, benar-benar erat. Udah lama banget rasanya dia ngga pelukan sama Eunsang lagi.

Ibu jari milik Eunsang mengusap lembut pipi kenyal milik si kecil. Berusaha untuk menyalurkan ketenangan juga kenyamanan.

"Eunsang baik-baik ya sama aku... Jangan galak-galak lagi..."

"Hm."

Perlu kalian ketahui, bahwa keduanya telah jatuh cinta pada saat yang bersamaan.


•••

Hai, dimanapun kalian berada, stay safe ya!!!

virus ini sangat berbahaya, kalian rajin-rajin cuci tangan dan dirumah aja yaa!!!


makasih udah baca! ♥

The Silent Marriage | EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang