Bagian 21

2.2K 290 107
                                    

Haii, miss me?
Here we go~
.
Don't be siders♡
.
.

Seminggu telah berlalu, sampai saat ini Dongpyo masih ngga berani ngobrol sama Eunsang secara bebas.

Selepas insiden itu Dongpyo buru-buru membersihkan diri dan membereskan kasur yang berantakan, juga baju yang berserakan dilantai, bahkan sampai tubuh Eunsang ia pakaikan baju untuk meninggalkan jejak kejadian malam buruk itu.

Seungwoo pun sudah pulang dua hari yang lalu, Dongpyo senang bukan main. Seengganya dia ngga kesepian dan ada teman mengobrol.

Eunsang juga akhir-akhir ini selalu pergi keluar, jarang ada dirumah. Entah main kemana.

"Dongpyo, gimana selama papa pergi, kamu baik-baik aja kan?" tanya Seungwoo.

Tangan besar Seungwoo mengusap lembut surai hitam legam milik anak semata wayangnya. Seperti biasa, mereka sedang ada diruang santai.

Ingin rasanya jujur sejujurnya, tapi hati menolak dan enggan untuk bicara.

Senyum manis itu terukir indah dibibir tebalnya, "Baik, kok! Aku kangen banget sama papa! Jangan tinggalin aku lagi.."

Dongpyo memeluk Seungwoo dari samping, kepalanya dia senderkan didada bidang sang papa.

"Utututu, anak papa gemesin banget sih? Iya, ngga papa tinggalin lagi kok. Emang kenapa kalau berduaan sama Eunsang?"

"Eunsang ngebosenin banget, pa. Kalau ngobrol sama dia itu ngga nyambung! Sebel."

Bohong.
Dia ngga mau papanya sampai tau gimana keadaan pernikahannya sama Eunsang selama ini.

Seungwoo mengangguk paham, kemudian tersenyum hangat, "mau masak?"

"Let's go!"

•••

"CHA JUNHO!"

"ANAK NGGA TAU DIUNTUNG!"

Suara teriakan itu begitu menggema, diruang tamu mereka berkumpul. Awalnya Junho diminta untuk ikut keacara dinner kolega ayahnya. Namun lagi-lagi dia menolak.

Mamanya sudah mencoba untuk menenangkan ayahnya namun ngga mempan, emosi ayahnya begitu meluap-luap sekarang, tadi Junho sempat ditampar dipipi sebelah kanannya.

Junho tau apa yang akan terjadi selanjutnya setelah acara dinner itu. Pasti dirinya akan dijodohkan dengan anak dari kolega ayahnya.

Muak.

Ini bukan lagi jamannya Siti Nurbaya. Sudah tahun 2020 masih main jodoh-jodohan? Yang bener aja.

"Kamu itu cuma harus ikut papa, duduk, makan malam, udah selesai. Kenapa gitu aja kamu selalu ngga mau?!"

"Udah nilai sekolah kamu jelek, ngga berguna, ngga bisa banggain ayah, dan kamu ngga mau nurutin perkataan ayah? Anak ngga tau diri!"

"Sama seperti bundamu itu! Ngga tau diuntung! Ngga tau diri! Tinggal nurut apa susahnya?!"

Junho mengeraskan rahangnya, buku-buku jarinya memutih karena tangannya mengepal sempurna. Giginya bergemeletuk bertanda emosi. Dia ngga suka bundanya dibawa-bawa!

"JANGAN BAWA-BAWA BUNDA!"

Dia mencoba untuk mengontrol emosinya, bagaimanapun juga pria dihadapannya ini adalah ayah kandungnya.

Meski kelakuannya sudah keterlaluan, tapi tetap pria itu mempunyai gelar penting dihidupnya.

Junha yang melihat semua keributan tadi hanya bisa tersenyum miris, dia ngga bisa bantu apa-apa untuk lindungin kakaknya dari monster yang merangkap sebagai ayahnya itu.

The Silent Marriage | EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang