1. PING!!

60 9 0
                                    

            Malam itu aku terkejut, setelah 3 tahun berlalu dan aku sudah duduk di bangku SMA, PING!! Aku membuka BBMku dan aku mendapakan pesan dari Hans.

„Oi Clara, lagi ngapain? Kosong ga malem ini?" tanyanya.

"iya kosong kok, knp? Gue lagi ntn aja nih."

„Mau nonton bareng ga ke PVJ?" jawab Hans.

            Bagi yang tidak tahu PVJ, PVJ adalah singkatan dari Paris Van Java, salah satu mall yang mempunyai fasilitas bioskop di Bandung.

            Dan seketika aku pun langsung bergegas mencari ayahku dan meminta ijin untuk bisa pergi dengannya. Ayahku pun mengijinkan aku untuk pergi malam itu.

„Hans, nonton berdua aja nih?" ,kataku.

„Iyalah hahaha.. jadi mau apa ga?"

„Ok! Ayo!"

            Dia dan aku pun langsung bersiap-siap dan berangkat. Aku lebih dulu sampai karena rumahku sangat dekat dengan PVJ dan beberapa menit setelah aku menunggu, aku melihat dari kejauhan sosok Hans yang memakai kemeja rapi, celana jeans, sepatu converse abu-abu dan melambaikan tangannya padaku. Aku sangat gugup karena aku sebenarnya tak tahu bagaimana harus menyapanya. Aku juga masih bingung mengapa aku yang dia ajak nonton, padahal dia mempunyai banyak teman dan aku tidak begitu dekat dengannya saat itu. Dia menghampiriku dan menyapaku terlebih dahulu sambil tersenyum. Aku bisa mencium aroma khas tubuh Hans, sampai hari ini aku tak tahu itu parfum apa, tapi aku sangat menyukainya. Aku sangat gugup, hatiku berdegup sangat kencang karena kami hanya jalan berdua. Ditambah ini adalah pertama kalinya aku pergi berdua dengan seorang laki-laki.

            Sayangnya kami melewatkan jam tayang film itu. Film dengan judul "Planet of the Apes : Revolution" kami putuskan akhirnya untuk tetap menontonnya di jam tayang berikutnya yaitu jam setengah 10 malam. Sambil menunggu, kami jalan-jalan mengitari PVJ sambil berbincang-bincang dan makan. Aku tahu cukup banyak perempuan di sekolah yang menyukai Hans. Dia cowo yang manis dan pintar, ditambah lagi dia mempunyai mantan yang menurutku sangat cantik. Oleh karena itu sebenarnya aku merasa tidak pede untuk melangkah lebih maju mendekati Hans. Kurasa sebatas teman seperti ini sudah cukup untukku. 

            2 jam berlalu dan kami akhirnya memasuki ruangan bioskop. Sesekali dia mendekat padaku dan membisikan sesuatu di pertengahan film. Rasanya aku tidak bisa sepenuhnya konsentrasi pada film tersebut. Sesekali juga aku mencuri pandang dan menatap Hans dari samping yang duduk disebelahku. Setelah film berakhir dia pun mengantarkanku memakai mobil dan ikut turun sampai depan rumahku. Ayahku membukakan pintu, aku sangka dia akan marah karena aku pulang terlalu malam tapi ternyata tidak berkat bantuan Hans yang menjelaskan dan meminta maaf dengan sopan kepada ayahku. Ayahku tersenyum padanya dan menunggu sampai dia memundurkan mobilnya lalu pulang. Ayahku bilang dia sangat suka dengan Hans karena dia anak yang sopan dan tahu tata krama.

            Malam itu aku sangat senang dan aku rasa aku bisa mengenal Hans lebih dalam lagi.

WALL OF MEMORIESWhere stories live. Discover now