Chap 11

6.6K 675 44
                                    

Jangan lupa vote dan comment





"BUNDA!!!!!!!"

Teriakan kencang Wonwoo yang baru saja masuk rumah bersama sang ayah mengejutkan Mingyu yang sedang asik menonton TV.

Si kecil berlari ke arah Bunda-nya yang ada di dapur.

"Baby~ jangan lari nanti jatuh lagi, nangis lagi nanti."

Mingyu mengingatkan Wonwoo tapi diabaikan si kecil.

.

"Bunda. Bunda!"

"Loh sudah pulang rupanya anak Bunda. Gimana sekolahnya hari ini, sayang?"

"Tadi di cekolah Jiun cama Soonie belantem. Meleka belantem kalna lebutan mainan bebek."

"Terus akhirnya gimana? Nonu gak ikut berantem kan?" Tanya Seungcheol yang baru saja masuk ke dapur bersama Mingyu untuk makan siang.

"Hihihi tadi Nonu dolong Soonie, telus Soonie nangis. Telus mainan bebeknya Nonu kasih Jiun deh~"

Ucapan polos dari si kecil membuat ketiga orang dewasa yang ada disana kaget.

"E-eh kok Nonu dorong Soonie? Gak boleh loh nanti Nonu bisa dimarahin sama Papa Jooheon." Jelas Jeonghan.

"Malah?"

"Iya sayang. Kan kasihan Soonie gak salah apa-apa. Lain kali ajak main yang bisa dimainin semua ya jangan sampai rebutan." Ucap Jeonghan.

Dibalas anggukan lucu dari Wonwoo.

"Nah.. Ayo ikut ayah. Kita ganti baju terus kita makan~~" Ajak Seungcheol.

Ajaib sekali anakku ini. Batin Jeonghan.


.

.

.

Pagi yang cerah, secerah senyum Seokmin. Hehe

Keluarga Choi hari ini akan ke rumah keluarga Yoon, orang tua dari Jeonghan dan Jisoo.

Mereka sudah siap semua bahkan Jeonghan membawa satu tas jinjing besar khusus anaknya.

Dia takut Wonwoo akan rewel karna disana orang tua Jeonghan belum sempat menyiapkan mainan untuk Wonwoo.

Tapi nyatanya....

Si kecil tertidur digendongan Jisoo.

Bahkan tadi saat dimandikan Seungcheol, Wonwoo bisa-bisanya memejamkan matanya, dengan posisi dia berdiri dan tangan kiri Seungcheol sebagai penahan tubuhnya.

Tadi malam Wonwoo memang larut tidurnya.

Salahkan saja Pamannya yang mengajaknya menonton kucing dan tikus berkelahi di laptop miliknya.

Biasanya Wonwoo akan meminta gendong Seungcheol atau Mingyu jika begini. Tapi hari ini Wonwoo merengek pada Jisoo.

.

.

"Hallo Mama. Apa kabar?" Sapa Jeonghan.

"Aduhh masuk dulu yuk sini-sini. Papa masih dibelakang lagi kasih makan Mumu."

"Mumu siapa, Ma?" Tanya Jisoo.

"Itu loh peliharaan Papa kamu. Semenjak pensiun Papa milih pelihara beberapa hewan."

"Eh, ini Wonu tidur? Nyenyak banget. Soo, taruh dikamar kamu yang dulu gih. Kasihan itu pasti posisinya gak enak." Lanjut Mama Yoon.

"Okay Ma, aku ke atas dulu ya." Jawab Jisoo.

"Eh? Udah datang semua? Loh Wonu sama Jisoo mana katanya ikut semua?" Tanya Papa Yoon yang baru saja muncul dari belakang rumah.

"Jisoo ke kamar, Pa. Wonu tidur daritadi, jadinya ditaruh dikamar Jisoo." Jelas Seungcheol.

"Gimana kabar kamu, Hannie?" Tanya Mama Yoon.

"Baik, Ma. Ohya aku sama Seungcheol punya kabar baik untuk Mama sama Papa." Ucap Jeonghan.

"Apa itu?" Tanya Papa Yoon.

"Eum~ aku hamil, Pa, Ma." Lirih Jeonghan.

"WAW!! UDAH CEK DOKTER? BERAPA BULAN? AAA SENANGNYA MAMA PUNYA CUCU LAGI!!"

"Ssstt Ma. Wonu lagi tidur diatas loh. Nanti bangun." Tegur Papa Yoon.

"Hehe.. Udah kok, Ma. Usianya 3 bulan." Ucap Jeonghan.

"Wahh~~ terus Wonu tau?" Tanya Papa Yoon.

"Tau kok, Pa. Dia malah setiap hari ngoceh terus nungguin adeknya lahir."  Ucap Seungcheol.

"Sepertinya Wonu makin aktif. Baguslah usianya dia harus aktif." Ucap Mama Yoon.

"Ohya kalau kamu, Gyu? Gimana?" Tanya Papa Yoon.

"E-eh? Saya Om?"

"Iya kamu. Katanya yang saya dengar anak Tuan Chou masih gencar ngejar kamu."

"Ya begitulah, Om. Bahkan saya sudah keras ke dia tapi sama aja. Bahkan sampai Tuan Chou nya ikut merayu Papa supaya mau dijodohin sama anaknya."

"Jangan mau, Gyu. Kalau sampai Papamu nyetujuin itu. Om bakalan maju pertama kali nentang semua itu. Om juga lagi ngumpulin bukti kasus Tuan Chou untuk dibawa ke persidangan." Ucap Papa Yoon.

"Kasus apa, Pa?" Tanya Seungcheol.

"Tuan Chou banyak terkena skandal tapi tertutupi karena anaknya yang memiliki citra bagus di dunia model. Menjadi model kelas tinggi. Tuan Chou banyak melakukan penipuan, korupsi, pelarian uang, dan lainnya. Papa sama Mingyu udah tau itu, dan berusaha ngumpulin bukti. Bahkan ayah kamu juga ikut menyelidiki." Jelas Papa Yoon.

"Kok Papa bisa tau?" Tanya Jeonghan.

"Kamu tau agensi anaknya? Yang menaungi itu adalah orang tua teman Mingyu dan sekaligus teman Papa. Dia diancam untuk mendongkrak nama anaknya itu supaya menutupi kasusnya. Bahkan dia melakukan pemerasan terhadap teman Papa itu. Dia gak berani lapor karena ancaman-ancaman yang diberikan. Jadi karena Papa tau dan Papa dulu merupakan salah satu pekerja di kejaksaan, Papa tau harus bertindak bagaimana." Jelas Papa Yoon.

"Terus Mingyu. Apa anaknya itu macam-macam denganmu?" Tanya Mama Yoon.

"Tidak juga. Hanya saja dia sering mengganggu ku disaat aku sedang bersama ketiga sahabatku. Bahkan dia sempat bilang akan menyebarkan berita dia berkencan denganku tapi aku balik mengancamnya. Jika, dia berani membuat berita tidak benar, aku akan menyebarkan kebohongan ayahnya." Ucap Mingyu.

"Bagus, Gyu. Lebih baik kamu sama Wonu saja. Eh?! Ups" Ucap Papa Yoon yang keceplosan.

"Maksud Papa?" Tanya Jeonghan.

"Oh t-tidak. Ma-maksud Papa itu lebih baik Mingyu main saja dengan Wonu daripada sama wanita ular itu. Gitu~" Ucap Papa Yoon diakhiri senyum.

"Eh? Iya benar sih apalagi aku lagi hamil. Kamu jagain Wonu terus ya, Gyu. Kalau aku pas kecapean atau pas di restoran." Ucap Jeonghan.

"Oke baiklah hyung." Ucap Mingyu diakhir dengan helaan nafas lega dari Mingyu, Papa Yoon, dan Seungcheol tanpa diketahui Jeonghan dan sang Mama.

Kesayangan Gyu Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang