Part 9. Satu Ranjang (Maaf harus Bersama)

3.6K 199 51
                                    

Character meminjam dari novel Ma Dao Zhu Shi atau Grand Master Of Demonic Cultivation milik Mo Xiang Tong Xu dan Anime NARUTO milik engkong Masashi Khisimoto sementara isi cerita milik Author asli.

 Lapak ini mengandung unsur BxB alias Homo Area. Bagi yang HomoPhobic silahkan diminta dengan hormat untuk hengkang.

 Jika terjadi kesamaan kisah dan tempat, itu murni hanya karena dari potongan imajinasi author.

 Mohon maaf jika terjadi kesalahan menulis gelar dan nama tokoh kesayangan serta tulisan yang tidak sesuai EYD dan diksi serta Typo tidak bermartabat yang bertebaran.

 Menerima kritik dan saran yang membangun. Tapi tolong pergunakan bahasa yang baik dan sopan. Ucapan dan ketikan kata anda mencerminkan karakter anda.

 Happy reading minna san. Take your time and See You 😉😉

♤♡♤♡♤♡♤♡♤♡♤♡♤♡♤♡♤♡

Kelopak yang sebelumnya terpejam itu begetar pelan, lentik mahkota yang yang membingkai biji serupa biji almond itu perlahan terangkat dan menampakkan mutiara ungu berkabut yang belum sepenuhnya bersinar.

Hidung kecil mancung itu menghela napas panjang, mencoba mengangkat tubuh tegak namun rasa berat yang seolah menghantam kepalanya mengurungkan niat untuk bergerak dan menegakkan tubuh. Terpaksa, lelaki tampan namun manis itu memasrahkan diri dipeluk selimut.

Awalnya ia merasa tak ada yang aneh, namun saat dirasakan sesuatu yang melingkar makin erat di balik selimut memeluk tubuhnya, mau tak mau membuatnya mengejang dan berjingkat kaget hingga terduduk tegak dan menyibakkan selimut kasar.

"HUWEEEEEE!!"

Laki-laki tampan namun manis itu adalah Jiang Cheng, dia seorang ibu istimewa yang segera tersadar oleh tangis balita yang terkejut setelah selimut tebal yang disibaknya tiba-tiba.

Naluriah, masih dalam keadaan linglung menahan sakit kepala Jiang Cheng segera merengkuh Baby JingYi yang masih menangis dalam dan menenangkannya dalam pelukan hangat seorang ibu.

"Sstt, tenang sayang. Maafkan Mommy. Kau kaget ya? Sst, anak baik. Maafkan Mommy" Jiang Cheng menimang JingYi dalam gendongan, ditepuk-tepuknya lembut punggung mungil ringkih dalam dekapan dan belanya hingga balita itu kembali tenang.

Terlena dalam menenangkan buah hatinya, Jiang Cheng tidak menyadari eksistensi seseorang yang memperhatikannya sedari tadi sembari berbaring di ranjang yang sama dengannya. Seseorang yang menjadi pelaku pemeluk ulung Jiang Cheng dan juga seseorang yang terkejut dengan tingkah Jiang Cheng tiba-tiba.

Namun juga menjadi orang yang lebih tenang saat melihat dua bunga Teratainya tampak bahagia di waktu yang bersamaan. Seulas senyum hangat nan tipis merekah dalam kesunyian hingga tangis Lan JingYi kembali menyadarkannya dari lamunan.

Lelaki itu, Lan XiChen segera bangkit dan duduk di belakang Jiang Cheng, mendekat dan nyaris menempel dengan lelaki manis tersebut hingga membuatnya sesaat lalu belum menyadari keberadaan Lan XiChen kembali berjengkit kaget nyaris menjatuhkan Lan JingYi yang hampir terlelap.

"Ssst, pelan-pelan A Cheng" Lan XiChen menyangga tubuh Jiang Cheng dari belakang, menempel erat pada punggung yang lebih kecil dari dadanya dan membantu (jika bisa dibilang begitu) menimang Lan JingYi dari belakang dengan kedua tangan kokohnya, "Jangan membuat A-Yi menangis lagi" Lan XiChen berbisik di dekat daun telinga Jiang Cheng.

Hembus lirih dan hangat nafas Lan XiChen menerpa, meremangkan bulu roma. Membuat yang lebih manis sedikit bergetar dengan sensasi yang sudah lama tak dirasakannya dari lelaki kurang ajar sekaligus didamba dari belakang punggungnya itu (tentu saja Jiang Cheng tifak akan mengakui point terakhir secara terang-terangan)

Everyday it's mean MDZS onlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang